Fine bye

7.5K 585 183
                                    

Semua orang sibuk,pagi hari yang begitu repot,Mansion ini sudah seperti panti jompo semua orang memenuhi lantai bawah,Jeno turun setelah memakai kemeja hitam dan celana bahanya,saatnya sarapan.

Di Meja makan yang besarnya cukup untuk menampung 30 orang,Jeno hanya melihat Chenle sedang memotong steak,kursi Jeno di tarik ke belakang oleh salah satu pelayan,pelayan tersebut mempersilahkan Jeno untuk duduk.

"Tuan sarapan anda akan siap sebentar lagi"ucap wanita itu,Jeno mengangguk pelan,wanita itu pamit untuk kembali ke dapur mengecek sarapan tuanya.

Jeno menatap Chenle menyapa lelaki muda itu dengan sapaan selamat pagi,Chenle meminum lemon teanya,pria china itu sudah menyelesaikan acara makannya.

"Pagi Lee Jeno,Bagaimana malam mu Lee apa kau baru tidur jam 5 subuh?"sapa balik Chenle kepada Jeno yang tertawa kecil mendengar sapaan di tambah pertanyaan dari Chenle.

"Tentu saja Chenle kau yang paling mengerti"Jeno mengedipkan sebelah matanya dibalas senyuman kecil Chenle.

"Changbin sudah ketemu?".

"Belum,Jisung tidak bisa melacaknya".

Chenle mengangguk lalu kembali berbicara kepada Jeno.

"Padahal kau begadang semalaman Jeno sampai kantung mata mu terlihat jelas,tapi wajahmu bahagia sekali".

"Anak kecil memang kau Chenle"Ujar Jeno tersenyum miring sembari mengambil sebuah anggur yang tersedia disana.

Chenle menjulurkan lidahnya tidak suka atas jawaban Jeno tadi.

Pria china itu memundurkan kursinya dan berdiri lalu kembali mendorong kursi itu kedalam agar tertata rapi kembali,Chenle membungkuk kearah Jeno tanpa ekspresi atau jawaban apapun Chenle langsung pergi begitu saja dari ruang makan.

•••

Seorang pria paruh baya duduk di kursi kebesaranya menikmati sentuhan yang di berikan oleh lelaki muda di pangkuanya,pusat kejantananya di gesek nakal oleh lelaki manis itu.

Sebuah senyuman miring terpampang di wajahnya yang sudah tidak muda lagi,pria tua itu mengusap usap kedua bongkahan sintal milik si manis.

"Daddy~kau nakal,jangan bermain main"Ujarnya dengan kalimat mendayu dayu membuat siapa saja yang mendengarnya akan hornya,jari telunjuk lentik itu menyentuh hidung Pria yang lebih tua lalu turun tepat dibibir pria paruh baya tersebut.

"Daddy tidak akan macam macam sayang,umur daddy memang sudah tidak muda lagi tapi setidaknya umur daddy masih ingin lebih panjang"tawa renyah muncul di bibir lelaki muda berwajah menggoda di pangkuanya.

Pintu ruangan besar itu terbuka,seorang lelaki di seret masuk secara paksa,kedua lelaki yang sedang bermesraan itu menatap pria yang terikat kedua tanganya.

"Mr,saya sudah bawakan dia".

Pria paruh baya itu tersenyum mengecup pipi tembam lelaki mudanya,mengisyaratkan sesuatu yang di mengerti oleh pria manis tersebut.

Jari jemari lentik itu meraih senjata yang tergeletak di meja kerja pria paruh baya itu,meja yang tadinya menghalangi pandangan tahanan tersebut untuk melihat siapa dalang dari penculikan ini.

"Hai Seo Changbin"sapanya,Changbin pria yang bertekuk lutut dengan kedua tanganya yang di ikat oleh tali tambang,mendongak menatap lelaki yang duduk nyaman di pangkuan seorang pria tua.

MASTER J.ONE [NOMARK] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang