Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh dan tempat.
Kalau cuma mau copy paste ceritaku lebih baik jauh jauh,dan kalau gak suka sama ceritaku lebih baik gak usah baca.
Follow dulu sebelum baca see you....
"Bima tolong aku"
"Bunda tolong ini sakit"
"A...
Jangan bosen bosen buat baca ceritaku ya, maaf karna aku jarang update. Makasih yang udah stay sampai chapter ini buat baca cerita ku.
Maaf kalau kebanyakan typo ya eheheh, Jangan lupa Vote, Komen, dan Share ke temen temen kalian!?! Aku tunggu komenan kalian disetiapparagrafnyayeahh.
Happy reading🧡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bintang mengernyitkan keningnya, "Itu ada apa ya" gumamnya.
"Ohhh ini ya yang habis jalan sama cowok sana sini"
"Kelihatan sih murahan"
"Semua cowok di embat ya"
"Emang dasarnya gak tau malu!"
"Mau sama cowok sana sini"
Bintang semakin menajamkan matanya, ia berjalan mendekati mading yang tengah ramai dipenuhi para siswa.
"Awas awas cewek murahan mau lewat!"
"Wuuuu dasar lonte!"
Bintang menatap marah pada mading didepannya, ia dengan kasar menarik foto foto tersebut dan berlalu pergi sembari berlari.
Bruk
Foto foto yang berada dalam genggamannya terlepas dan berhamburan, Gadis tersebut menatap orang yang sudah ia tabrak. Bima.
Laki laki tersebut berjongkok dihadapannya, menatapnya dengan tajam. Salah satu tangannya mengambil foto yang berada di sebelah tangan kiri Bintang.
Ia melihat foto tersebut. Seorang laki laki dan perempuan berboncengan, dengan salah satu tangan laki laki tersebut berada di lutut sang perempuan, seperti mengusapnya mungkin.
Bima tersenyun miring, ia mengambil semua foto tersebut. Ada tujuh foto, dengan seorang laki laki yang berbeda, lalu ia berdiri dari duduknya sembari menarik tangan Bintang dengan kasar.
"Kak Bi-bima sakit" Bintang merintih, ia berjalan dengan kaki yang terseok seok.
Tak menghiraukan rintihan Bintang, Bima tetap menariknya semakin cepat. "Semakin lo banyak omong, semakin kasar perlakuan gue ke lo"
Bintang diam, ingin menangis tapi ia tahan. Hingga mereka berhenti di taman belakang yang sepi.
Bima menghempaskan tangan Bintang, Bintang yang belum sempurna untuk berdiri akhirnya terjatuh di atas tanah. Detik itu juga air matanya mengucur keluar tanpa tertahan.
"Liat seberapa murahannya diri lo Bintang!" Bima menatap foto yang berada di tangannya dengan senyum evil.
Bintang yang masuk kedalam mobil Fatah, Bintang yang duduk diatas motor milik Angga, Bintang yang tengah makan di restoran mewah dengan Fatah, Bintang yang berdiri memilih buku dengan ditemai Angga di sampingnya.
