03.

15 1 0
                                    

Ayo selalu beri dukungan buat author dengan berikan bintang dan komen kalian, cinta kasih author :*


Jia Pov.

Huuffft hari yang melelahkan..
Kenapa banyak sekali kejadian aneh hari ini ? Mulai dari Shua yang bersikap aneh ditempat kerja sampai aku diklaim jadi "bunda" gadis cilik huuuffttt..

Tapi mengingat Nara, aku kasihan padanya. Apa bundanya memang sesibuk itu sampai dia tidak bisa mengenali bundanya sendiri? Papa nya juga kasar sekali huuuftt menyebalkan.
Sudahlah, semoga hari esok lebih baik dari hari ini.

Haruskah aku bertanya pada Shua kenapa dia tampak aneh hari ini? Tapi ini sudah jam 11 malam, apa dia sudah tidur ya ? Akan kucoba dulu..

My Shua🦌

Shua, apa kau sudah tidur ?

Belum

Shuaaa, kau marah padaku ya?
Kalau begitu aku minta maaf😞

Tidak

Terus, kenapa balas pesannya
singkat? Kau tidak biasa seperti
ini Shua

Aku sedang malas

Kau berbohong.
Yasudah lah, besok kita kan
bertemu di kantor. Besok
aku akan mentraktirmu.
Jangan sampai tidur larut
malam Shuaaa

Hmm kau juga

Sudah kuduga, Shua pasti marah padaku. Tapi karena apa? Aku tidak merasa berbuat kesalahan padanya. Hmm karena apa ya Shua marah. Tidak biasanya temanku satu itu merajuk seperti ini.
Sudahlah, lebih baik aku tidur. Besok aku akan bicara dengannya.

Kalian juga ayo tidur😅😘

Jia Pov End.

________
________

Author pov.

Tiga hari berlalu sejak kejadian Nara memanggil Jia bunda. Dan sekarang gadis itu tengah terbaring dirumah sakit karena demam yang terlalu tinggi.

"Naraa, ayo buka mulutnya. Nara harus makan, biar ada tenaganya yaa.. AAAA" bujuk oma Nara

"Ndak mau oma, nala mau ndaa" rengek Nara

"Sayaaang bunda kamu masih kerja hmm, ayo sekarang makan dulu. Nanti baru ketemu bunda" pinta oma Nara sekali lagi

"Oma celalu bilang gitu, kemalin bilang gitu tapi ndaa ndak dateng hiks hikss"

"huuuftt.. Bentar ya, oma telpon baba kamu dulu"

Tuuuuutt....

"Halo ma"

"Cheol, Nara nggak mau makan lagi
Dia masih terus manggil bundanya"

"Mck.. Paksa aja ma, nanti dia mau makan"

"Tetep nggak mau, dia malah nangis. Mama takut kesehatannya makin menurun"

"Coba kasih handphonennya ke Nara"

"Nara, baba mau ngomong ini" oma nya sambil memberikan ponselnya

"Halo baaa.."

"Sayaaang, kenapa nggak makan? Kasian oma loh, nanti Nara makin sakit"

"Nala mau ndaa baba, nala ndak mau makan kalau ndak ama ndaaa"

"Sayaang jangan gitu, ini untuk kesehatan kamu"

"Ndaaa Nala mau ndaaaa!!!" teriak Nara pada Seungcheol di ponsel

"oke okeee, sayaaang tenang ya. Anak papa anak baik kan, nggak boleh teriak teriak... Nanti baba ajak bunda kesana, tapi sekarang Nara harus makan dulu, habisin" jelas Seungcheol

"Baba Boong!!! Nala mau ndaa sekalang!!"

"Baba nggak bohong. Baba bakal jemput bunda sekarang. Makanya Nara harus makan. Nanti siap makan bisa main sama bundaa hmm. Bunda bakal sedih kalau liat Nara belum makan nanti"

"Ndaa bakal sedih ba?"

"Iyaa.. Makanya ayo habisin makannya biar bisa jumpa bunda"

"Baba janji? Lau Baba boong, nala ndak mau temu Baba lagi"

"Iya Baba janji sayaaang. Yaudah makan dulu yaa. Kasih handphonenya ke oma"

"Oma, Baba mau ngomong" Nara menyerahkan ponselnya

"Nara makan sama mbak suster dulu yaa, oma kesana sebentar"

"Halo Cheol, kamu yakin mau bawa wanita itu kesini? Mama nggak mau ketemu dia Cheol!"

"Aku memang mau bawa bunda Nara kesana Ma, tapiii.. Bukan wanita itu"

"Bukan wanita itu? Jadi siapa?"

"Nanti Cheol ceritain kalau udah sampe disana. Sekarang Cheol harus cari "bunda" nya Nara"

"Apasih maksud kamu Cheol? Mama nggak ngerti. Yasudah, cepat kesini. Mama mau balik kerumah, mau bersih bersih"

"iya ma, secepatnya aku kesana"

Tit..

"Bawa bunda Nara tapi bukan wanita itu? Jadi siapa?" oma Nara bermonolog pada dirinya

Tbc

Like and Comment

Being Bunda for Baby LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang