06

12 1 0
                                    


Jia pov.

"Darimana tadi?" tanya Shua

"Ada pasien yang mau bertemu"

"Pasien? Siapa?" tanya lagi

"Gadis cilik"

"Hmm??" tanya nya bingung

"Aku membantu orang tuanya membujuknya makan. Dia tidak mau makan"

Shua hanya membalasnya dengan anggukan dan berjalan meninggalkan ku.

"Shua-yaaa~ Berhenti lah marah padaku. Kau seperti gadis sedang pms saja" aku terus membujuk nya

"Aku tidak marah. Aku pulang duluan ya, sudah tidak ada pekerjaan lagi. Kau hati hati pulang nya" Shua beberes bersiap untuk pulang

"Kau tidak menawariku pulang bersama mu ?"

"Aku harus ke suatu tempat. Aku duluan yaa"

Hmm.. Lama lama lelah membujuk nya. Sebenarnya ada apa dengan nya ? Apa ada masalah atau bagaimana? Terserah dia saja lah.
Sekarang aku harus bersiap untuk pulang. Badanku hampir remuk sekarang.

Setelah semua siap, aku keluar dari ruangan ku. Hmm, apa aku harus melihat Nara dulu ya? Mungkin dia sudah tidur, besok pagi saja.
Apa yang dikatakan pria itu tadi, siapa namanya? Ya, Seungcheol.

"Akan sering bertemu dengannya",
ckck yang benar saja. Bukankah  waktu itu dia yang melarang ku untuk bertemu dengan Nara, marah tidak jelas. Kalau bukan karena putrinya aku malas melihatnya, terlalu sombong untuk pria tampan sepertinya. Ups, apa yang baru saja ku katakan, "tampan?"

Jujur. Seungcheol itu memang tampan, manis, punya lesung
pipi, berwibawa, tapi sayang dia sombong. Hmm.. Sudahlah kenapa jadi bahas Papa nya Nara, kalian ini.

Kriiing kriiiing

Cheonsa Oppa is calling...

"Ya, ada apa?"

"Kenapa dengan nada bicaramu?"

"Hm? Kenapa memangnya?"

"Kau belum bisa membujuk Shua?"

"Sebenarnya dia kenapa sih? Aku heran, biasanya juga tidak pernah ngambekan gini"

"Kau harus pikirkan lagi apa yang sudah kau perbuat padanya, Jiaaa"

"Memang aku berbuat apa? Aku tidak merasa pernah berbuat salah padanya"

"Aku tidak tau, berpikirlah"

"Huuh baiklah. Kau kenapa menelpon ku?"

"Apa kau besok akan datang keacara pernikahan Mingyu?"

"Astaga!! Bagaimana aku bisa lupaa? Ck, untung kau ingatkan"

"Pantas kau tidak bisa memecahkan masalahmu dengan Shua, kau bisa dikatakan lansia "

"Yaaak!! Enak saja lansia, kau yang lebih tua dariku"

"Hahaa dasar nenek nenek. Kau pergi tidak?"

"Tentu saja. Kalau tidak, si tiang itu tidak akan mau bicara padaku. Tapi, tumben sekali kau bertanya. Apa kau tidak akan datang?"

"Sebenarnya aku malas karena Sowoon tidak bisa ikut. Tapi, aku sudah berjanji pada Mingyu"

"Oh, jadi karena Sowoon eonnie tidak ikut jadi kau mengajakku begitu? Dasar Yoon Jeonghan"

"Tepat sekali, kau memang mengenal dengan baik sepupumu ini. Jam 7 ku jemput dirumah mu, dandan yang cantik! Aku tidak mau membawa gembel kesana"

"YAAK,YOON__"

Tiiit!!

Dasar Yoon Jeonghan sialan! Huuft kesalahan apa yang kuperbuat dulu sampai harus punya sepupu sepertinya.

Hmm satu persatu sepupu dan temanku sudah melanjut kejenjang pernikahan. Apa tinggal aku dan Jeonghan yang belum?
Si menyebalkan itu sudah hampir 5 tahun bersama Sowoon eonnie tapi belum ada niatan untuk nya menikah.

Aku dan Jeonghan sama sama seorang dokter, bedanya aku dokter bedah jantung dan dia dokter anak. Aku, Jeonghan dan Shua sama sama menjalankan pendidikan bersama.

Jeonghan dan Shua memang lebih tua dariku, mereka lahir satu tahun lebih dulu. Tapi Shua lahir diakhir tahun dan pada tanggal 30, lewat 2 hari saja dia sudah berada ditahun yang sama denganku dan aku lahir di bulan Februari, hanya berjarak dua bulan. Jadi, kata Shua dia tidak ingin aku memanggilnya lebih tua darinya.

Kalau Jeonghan, hmm bukannya aku kurang ajar karena tidak memanggilnya dengan embel embel "Oppa". Tapi agak sedikit aneh, kalau aku memanggilnya seperti itu. Dulu aku sempat memanggilnya "oppa" ,  kelas 2 Menengah Atas.  Sejak kami kuliah, panggilanku berubah hahaha... Tapi terkadang, kalau dilingkaran keluarga, aku harus memanggilnya "oppa" hmmm....

Aku harus tidur sekarang. Besok harus lebih baik dari hari ini. Sebenarnya aku sudah dari tadi sampai rumah, kalian pasti tidak sadar kan karena aku terus bercerita? Haha ya sudahlah

Aduuh, punggungku rasanya remuk. Kurebahkan tubuhku di kasur empuk milikku. Waaah!!
Selamat malam semu__

Tiiing!!

Hufft, siapa yang mengirim pesan malam malam seperti ini? Lihat saja kalau itu Yoon Jeonghan, habis dia.
Kuambil ponselku diatas nakas.

01xxxxx

Simpan nomorku.
-Seungcheol

Seungcheol??!!
Bagaimana dia bisa dapat nomorku?...

Tbc

Like dan comment nyaa sayang sayangku❤

Being Bunda for Baby LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang