Elesh merengut kesal ketika Sarang tak semanis di hadapan pria manis tadi yang memeluk Sarang.
"Apa dia Kakak mu? Atau Ayahmu?". Elesh pantang menyerah, tetap bertanya meskipun keberadaannya serasa tak dianggap oleh Sarang.
"El, ini masih pagi dan kau sangat berisik". Sarang meletakan tasnya di meja dan segera duduk. Lalu kemudian disusul oleh Elesh.
"Aku kan hanya bertanya, apa salah?". Elesh memajukan bibirnya. Membuat Sarang menghela nafas berat.
"Simpan rasa penasaran mu, karena kau tak akan suka ini". Sarang membuka tasnya dan mengeluarkan buku komik kesukaannya yang baru saja rilis volume barunya.
"Ish, selalu saja seperti itu". Elesh bersedekap dada, membalik tubuhnya kedepan dengan kesal.
"Ngomong-ngomong, bahasa Korea mu sudah lancar. Bagaimana dengan tulisan Hangul mu?". Sarang bertanya tanpa meninggalkan aktivitasnya.
"Lumayan, aku harus berjuang lagi. It's not that hard". Elesh menjawab dengan enggan. Tapi ia suka ketika Sarang juga diam-diam memperhatikannya.
.
Sedangkan Jooheon dan Changkyun, pasangan itu masuk pada sebuah Mall. Berniat mencari peralatan Camping terlengkap. Jooheon menginginkan kegiatan Outdoor nya bersama keluarga tercintanya sempurna. Tak kekurangan tanpa terkecuali.
Changkyun melihat-lihat isi toko itu, tokonya amat lengkap, dari yang ia ketahui hingga perlengkapan alat kemah yang asing baginya.
"Apa kita perlu membeli sleeping bag?". Tanya Changkyun ketika melihat Jooheon bertanya pada karyawan toko.
"Jaman sekarang, barang ini seperti barang wajib saat kemah. Aku mau ini semua perfek". Jooheon tersenyum sebagai tambahan alasannya.
Changkyun masihlah orang yang sederhana, meskipun ia kaya. Changkyun amat jarang membeli barang yang mahal. Masih perhitungan karena tak mau menghamburkan uang.
Padahal, jika Jooheon menambahkan 11 anak lagi, uangnya pun tak akan habis. Tapi tentunya jika perusahaan keluarganya diolah dengan baik.
Kartu hitam itu keluar, semua perlengkapan sudah terbeli. Dari yang tak penting hingga yang paling penting.
"Nanti uangmu habis". Kata Changkyun dengan khawatir. Ada begitu banyak barang yang dibeli.
Jooheon hanya terkekeh geli melihat ekspresi istrinya, lantas merangkul pundak Changkyun begitu sudah keluar toko. "Ah, jika aku jatuh miskin apa kau masih mau bersama ku?".
"Kau gila, tentu saja aku akan selalu ada disamping mu apapun kondisi mu. Jika perlu, aku akan bekerja mencuci piring seperti dulu yang aku lakukan".
Senyum teduh Jooheon terbit mengetahui jawaban Changkyun, ia kemudian menarik rangkulannya hingga Changkyun merapat. Ia langsung mengecup pelipis Changkyun dengan posesif.
"Biarkan aku yang bekerja". Jiwa semangatnya bergelora untuk selalu menjadi yang terbaik sebagai seorang pengusaha sukses. Bekerja dengan giat dan tekun agar setiap waktu yang dimakan membuahkan hasil yang bagus.
.
Malam harinya, saat semua berkumpul dalam satu ruangan. Jooheon tak tahan untuk tidak membicarakan rencana hebatnya.
"Awal liburan kalian, Kita akan Camping!". Seru Jooheon begitu antusias, membuat Sarang menahan tawanya dengan tertunduk.
"Yeyyyyy!!! Wah! Areum akan membawa Mimi, Kiki, Yiyi, Riri–".
"Adik kecil, itu bukan taman bermain boneka Areum. Jadi tidak usah membawanya karena akan menghabiskan banyak ruangan". Potong Sarang, ia paham betul bagaimana Areum ketika hendak di bawa keluar. Pasti, list boneka kesayangan akan di bawa serta.