Sarang dan tentu saja Elesh segera turun seperti yang dikatakan Changkyun, ketika mereka sudah sampai di lantai dasar mereka segera menuju meja makan yang ternyata sudah terisi penuh dengan berbagai macam lauk-pauk khas Korea, disana juga sudah ada Areum yang nampak anteng di kursinya.
"Dimana Papa, adik kecil?" Sarang segera bergabung dengan adiknya di ikuti oleh Elesh yang sedari tadi mengekori Sarang.
"Ibu? Bersama dengan Ayah, baru saja Ayah pulang. Kata Ibu jika kakak dan kakak Elesh sudah lapar, kalian boleh makan terlebih dahulu."
Elesh seperti tak mengerti dengan panggilan yang berbeda itu, mereka bersaudara kenapa harus berbeda memanggil orangtuanya?
"Lalu bagaimana dengan adik bayi?"
"Bersama Bibi Kang, mereka tertidur setelah meminum susu. Padahal Areum ingin bermain." Areum cemberut lucu, dan Sarang segera menarik pipi adiknya dengan gemas.
"Karena mereka masih kecil jadi gampang mengantuk, jangankan mereka kita saja seperti itu ketika masih bayi."
Areum melotot karena ulah kakaknya, pasti pipinya akan memerah lagi. "Jangan cubit pipi Areum!"
"Kan tidak keras." Sarang hanya tertawa geli melihat tingkah sang adik, jika di pikir-pikir Areum itu memiliki wajah cantik seperti Papanya.
"Kenapa ribut di meja makan?"
Jooheon datang dengan pakaian yang santai, dia duduk dan bergabung dalam obrolan itu dan tak menyadari kehadiran orang lain.
"Kakak mencubit pipi Areum, itu sakit Ayah~"
Sarang merotasikan matanya ketika adiknya mengadu kepada sang Ayah, dan Elesh semakin bingung dengan keadaan di rumah ini. Memang tidak ada yang aneh, tapi kenapa laki-laki ini di panggil Ayah sementara pria manis tadi juga di panggil Papa oleh Sarang, apakah Ibu Sarang memiliki dua suami?
"Ha-hallo Paman, selamat malam dan maaf merepotkan."
Jooheon segera menyadari kehadiran Elesh, mata sipitnya menelisik dan segera menatap anak sulungnya, "Pacar mu?"
"Eh Paman!"
"Ayah!"
Sarang dan Elesh bereaksi sama, sementara Jooheon hanya tertawa karena senang bisa menjahili anaknya, "Maaf, hanya saja Sarang tak pernah membawa seseorang ke rumah jadi ku pikir kau spesial."
"Sarang masih kecil hyung, jangan aneh-aneh." Changkyun segera menyahut begitu telinganya mendengar apa yang di ucapkan suaminya.
"Apa salahnya? Masa muda harusnya penuh dengan cinta, iyakan Areum?" Jooheon segera menatap anak keduanya untuk meminta pembelaan. Tentu saja si polos Areum menjawab dengan semangat 'Iya'.
"Curang jika meminta pembelaan dari Areum, Ayah." Ujar Sarang dengan kesal, dan saat ini otaknya tengah berpikir bagaimana cara memperkenalkan orangtuanya yang berjenis kelamin sama.
"Aku tau itu tapi Sarang masih terlalu kecil, dan sekarang kita makan sebelum makanannya dingin."
Semuanya makan sesuai yang Changkyun katakan, dan setelah itu Sarang dan Elesh segera melanjutkan tugas sekolah mereka.
Meskipun Elesh memikirkan apa yang terjadi dengan keluarga Sarang, pria blasteran tersebut tetap mengerjakan tugasnya. Ada banyak pertanyaan yang singgah begitu saja, ingin sekali menanyakannya kepada Sarang namun terlalu takut jika saja pertanyaannya menyinggung perasaan sang sahabat.
"El? Elesh?!"
"Ah iya! Kenapa berteriak seperti itu?" Elesh terkejut bukan main akibat guncangan Sarang pada tubuhnya, sementara Sarang menggeleng tak percaya.