STORY'#6 ~ NOT A PROMISE

2.1K 244 19
                                    

Sarang sedang duduk di kursi belajarnya dengan kepala ia letakkan di meja menghadap kesamping.

"Ah bosannya~". Gumamnya dengan pandangan bosan. Kelas Taekwondo nya juga sedang libur pengecualian untuk senior yang terdaftar sebagai atlet nasional sedangkan dirinya bukan bagian dari atlet meskipun pelatihnya kerap kali membujuknya untuk itu. Tapi ia terus menolak karena sejatinya sejak awal itu bukan tujuannya. Jika untuk kompetisi, ia masih bisa mempertimbangkannya untuk melihat kemampuannya sendiri sudah setingkat mana.

Sarang melirik ponselnya yang berada tepat dihadapannya. Sebuah pesan masuk dan pengirimnya adalah Elesh.

From : Elesh

To : I Sarang

"Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu><".

Sarang sejenak menatap layar ponselnya dengan pikiran melalang buana. Ia seperti melupakan sesuatu. Seperti sebuah janji kepada Elesh.

"Sepulang aku dari sana, aku akan mengajak mu jalan-jalan untuk bermain".

"Ya Tuhan!". Sarang segera berdiri begitu mengingatnya. Ia segera membuka lemari pakaian untuk bersiap.

"Kenapa bisa aku tak mengingatnya". Ujarnya dengan gemas pada dirinya sendiri.

Begitu mendapatkan pakaian yang pas untuk ia kenakan, ia segera memakainya. Lantas ia masuk kamar mandi untuk gosok gigi dan membasuh wajahnya, setelah itu ia memperbaiki tatanan rambutnya.

Dirasa cukup, ia akhirnya keluar dan menyambar ponselnya yang berada di atas meja belajar juga mengambil dompetnya yang berada di laci. Setelah itu pergi untuk meminta izin Papanya.

Ia menuruni tangga dengan tak sabaran. "Pa?! Papa!?". Ia berteriak memanggil.

"Ya sayang ada apa?!". Changkyun menyahut panggilan Sarang.

Sarang yang mengetahui keberadaan Papanya segera menghampiri dimana Changkyun kini sedang membuat persediaan kimchi di dapur.

"Boleh Sarang pergi?".

Changkyun menatap Sarang dari atas hingga bawah. Tidak biasanya Sarang ingin pergi di saat waktu bersantainya, biasanya Sarang akan keluar jika memang itu penting. Seperti les tambahan, latihan Taekwondo, dan jika Areum mengajaknya keluar atau bahkan mereka pergi sekeluarga. Tapi tak masalah, justru itu bagus untuk Sarang yang sepertinya anti bersosialisasi.

"E..... Ya tentu saja bisa. Tapi mau kemana? Apa itu lama?". Jawab Changkyun dengan penasaran.

"Sarang rasa itu akan lama, hehe. Tapi Sarang akan pulang sebelum makan malam, jadi tolong jangan makan tanpa kehadiran Sarang".

"Baiklah tentu, sekarang Sarang bisa pergi. Hati-hati".

"Terimakasih banyak Pa". Sarang membalikkan badannya untuk segera pergi, tapi sebelum melangkah lebih jauh lagi ada suara yang mengehentikan langkahnya.

"Kakak mau kemana?".

Changkyun menoleh pada putrinya, begitu juga dengan Sarang yang kini ketar ketir karena adiknya pasti akan merengek meminta untuk ikut bersamanya.

"Ka-Kakak...um... Mau keluar bersama teman Kakak".

"Ikut, Areum mau ikut". Areum berlari antusias menuju Kakaknya dan mengangkat tangannya meminta di gendong.

Sarang dengan sigap menangkap Areum dan ia gendong. Membawanya pada Ibunya. "Tapi hari ini Kakak mau bermain dengan teman Kakak, Areum dirumah saja bersama dengan Ibu". Bujuknya.

"Kenapa? Kenapa Areum tidak boleh ikut? Apa karena Areum nakal?". Areum mulai berkaca-kaca karena mendengar ia tak diizinkan ikut.

Melihat Sarang yang tak bisa membujuk adiknya, Changkyun melepaskan sarung tangan karetnya dan mengambil alih Areum.

Daily StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang