25.(bimbang Jennie/Jane)

39 5 0
                                    

Wah udah di chap 25 aja, coba tebak chapnya sampai berapa? Wuhuuu

__

"Kenapa kalian panik? Kalian gak sedang dikejar depkolektor kan? Haha."

Aku meneguk ludahku, apa aku harus memberitahunya tentang berita yang sudah tersebar dimana mana dan alasan dari restoran makanan cepat saji tidak menerima pesanannya adalah karena ini.

"Wah Tae.. Kau membuat Ramen? Kenapa tidak mengajakku makan? Aku juga ingin mencobanya haha." Mina tiba tiba menyerobot masuk dan menghampiri Tae di sofa. Aku bernafas lega, dia bisa menangani ini dengan baik.

"Ahh.. Gue cuma masak 2 mie, sekarang gue masak lagi. Ada stok mie kok tenang aja, lu mau yang pedes atau yang biasa?"

"Eum.. Biasa aja deh. Lidah Jepang gue lagi ga selera makan pedes hehe."

"Siap bu boss, eh Sana gak main ke rumah lu?"

"Egak.. Kata dia mau ke Osaka karena Ibunya ulang tahun."

"Wah gue kok gak di kasih tau ya, padahal calon mertua kan pasti pengen liat gue."

"Dia udah bilang sama lo katanya, tapi gak dibales."

"Ahh gue lupa kalau hp gue lowbat. Tunggu ya, gue masak Mie dulu."

"Iya sans aja."

"Gimana ini? Kita beritahu dia? Gue takut dia marah besar. Lo tau kan kalau marah di gimana." ucapku saat tae sudah pergi.

"Gue masih bingung siapa yang nulis berita sampah kayak gitu, coba telpon Wendy. Suruh dia kesini biar kita bisa nyelesein ini."

Aku setuju dengan kata kata Mina, ini bukan saatnya takut tapi harus mencari penyelesaian. "Gue setuju, bentar gue telpon dia dulu."

Tuttt

Syukurlah telepon menyambung dengan cepat.

"Wen, lo cepat kerumah. Ada masalah darurat."

"Hah?"

"Budeg ya lu? Cepet kesini!"

"Hah? Sorry gue gak denger suara lo. Ini gue mau kerumah lo,disini macet banget."

"Yaudah kalau lo mau kesini, cepetan."

"Hah?Gak denger!"

"Yee budeg!"

Tutt

Aku segera mematikannya, itu sudah cukup karena kebetulan dia akan kesini juga.

"Gimana?" tanya Mina.

"Katanya dia perjalanan kesini, di jalan macet makanya dia budeg." jawabku dan segera duduk.

"Hai hai makhluk bumi, ini Ramen spesialnya tanpa cabe karena omongan Suga udah pedes."  samber Tae.

"Lo main nyamber kayak gledek aja sih." kesalku.

"Lah urusannya dengan anda? Wuu gaasik lu."

Sebenarnya tangan ini sudah gatal untuk mengajaknya berkelahi, tapi karena hari ini aku tak ingin membuat harinya semakin buruk jadi aku harus bersikap tenang.

"Udah sekarang makan dulu, gue kepret lu ntar." kataku.

"Bentar korannya mana? Gue mau baca berita yang lagi panas panas sambil makan ramen pasti wah banget." Tae mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan untuk mencari koran yang jelas jelas ada di tanganku.

"eum.. Gaada Tae, gue juga lagi nyari."

"Lah itu ditangan lu?"

Sial, dia tau jika aku memegang koran. Tapi memang konyol, aku lupa menyembunyikannya,sekarang apa yang akan terjadi?

DEAR JENNIE KIM [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang