30. (Par(DIE)ty)

145 9 0
                                    

Disclaimer! Jangan baper! Ini cuma cerita aku, seperti halnya cerita tntg idol yg lain, ini gak ada sangkut pautnya. Ini cuma numpang nama biar kalian bisa bayangin gitu aja.

___


Inilah saatnya, pesta sudah dimulai dengan musik dimana mana dan tarian dimana mana, sejujurnya ini sangat membuatku tidak nyaman, aku lebih memilih tidur dengan kesunyian daripada seperti ini namun ini adalah hari yang sangat membahagiakan untukku.

Aku berdiri ditengah tengah kerumunan orang-orang, sudah ada microphone di depannku. Aku ingin mengatakan sesuatu maka dari itu aku melakukan ini. Aku sangat gugup, kaki gemetar tak ada hentinya, mulut ini mungkin akan latah mengatakan sesuatu.

Aku melihat tatapan semua orang fokus kepadaku, apa ada yang salah dengan pakaianku? Tidak, aku memakai jas dari stylist Tae, dan itu membuatku cukup keren dengan dasi dan sepatu hitam yang seperti pejabat. Untuk rambut aku tidak terlalu mengaturnya karena aku merasa nyaman dengan gaya rambut klimis dan tak terlalu aneh aneh.

"Emm.. Hari ini aku akan sedikit menjelaskan tentang alasanku mengadakan pesta ini, pesta ini bukanlah hal yang biasa biasa saja namun pesta ini akan menjadi hal yang luar biasa untuk diriku dan juga Jennie Kim." aku menjeda kalimatnya dan menunjuk perempuan bergaun merah anggun dengan berbagai hiasan di rambutnya.

Ia menatapku dengan sedikit terkejut kurasa, dia masih bingung apa yang ku lakukan dan tak bisa berbicara sepatah kata pun, manis.

" Kalian memang mengenalnya akan tetapi mari aku jelaskan siapa dia bagiku, dia dulunya bernama Ruby Jane, haha nama yang lucu bukan? Namun sekarang ia dipanggil dengan Jennie Kim, perempuan Seoul yang membuat hatiku tak pernah lepas darinya. Dia adalah anak yang sama dengan anak yang 10 tahun lalu yang sering ku belikan balon di toko perlengkapan paman. Dia sering membuatkanku sebuah origami berbentuk macam-macam, Dia juga yang mengajarkanku tentang bagaimana arti menunggu, mencari dan memiliki.

Kami pernah bertahun tahun terpisah karena sebuah insiden, bukan hanya aku yang merasa sangat sedih akan hal itu namun kedua sahabatku-- Tae dan Wendy. Kami bertiga pernah memutuskan untuk mencari dia, kami harus membeli rumah untuk ditinggali di Seoul dan juga mencari pekerjaan ataupun sebuah organisasi. Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, semenjak kepergian dia dan ada sedikit yang membuatku sangat sakit itu menbuatku menjadi seorang yang sangat dingin, cuek, arogan dan datar hingga semua teman temanku memanggilku iceman . Namun sebuah Matahari telah mencairkan es ini, mengubahku menjadi orang yang peduli dan berhati, aku sangat berterima kasih padanya. Dear, Jennie Kim hari ini aku secara terhormat melamar di depan semua saksi disini dan atas saksi cintaku padamu. Sudihkah dirimu menerima seorang laki-laki yang rapuh tanpamu ini?"

Aku menghela nafas panjang setelah kata-kata atau pidato yang sangat panjang itu, kini aku menatap perempuan yang masih menganga dengan mata berbinar itu, aku berharap sebuah jawaban YA muncul dari mulutnya yang kecil itu.

"yes, of course baby."

Dan YAAA, dia langsung berlari memelukku. Dengan air mata yang mengalir deras membasahi jasku. Aku membalas pelukan itu erat, berharap pelukan ini bukan pelukan terakhir untuk bersamanya.

Plok plok plok

Semua orang bertepuk tangan riuh, dengan bersorak selamat. Tak terkecuali dua orang yang selama ini bersama ku, tentu saja Wendy dan Tae.

"Si anjirr, gue terharu banget sama pidato lo yang udah kayak presiden. Dan cepetan jangan pelukan mulu ayo pasang cincin! " Celetuk Tae yang tak sabaran.

"Tapi Cincinnya kan di elo!" Seruku padanya.

"Oh iya lupa, ayo wen kita ambil cincinnya dulu."

Dengan cepat mereka mengambil cincin yang sudah aku gadang gadang akan memakaikannya di jari manis Jennie.

DEAR JENNIE KIM [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang