26. (keputusan Terberat)

34 7 1
                                    

Sorry upnya lama, soalnya lagi ngerjain project juga nih haha. Maksudnya bakal ada suprise😲

__

"Siapa gus?" tanya Wendy yang melihat handphoneku berbunyi.

"Dari Jane lagi, tapi gue gak mau buka. Malah ngelunjak kalo di buka." jawabku yang langsung memasukkan handphoneku kedalam saku.

"Plis deh Ga, lo jadi temen yang pinter dikit napa. Siapa tau dia ngasih tau kita kalau dia ada di hotel mana. Biar kita langsung susulin aja." marah Tae.

Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal, dia benar. Mengapa aku tak memikirkan hal itu, sungguh aku bodoh sekali. Segera aku mengeluarkan Handphoneku lagi dari saku dan segera membuka pesan dari Jane.

Unknown
Lo ga bales bales chat gue, payah banget!

Ini alamat gue ada di jalan xxxxxxxxx, kalau lo mau temuin gue tapi kalau egak sih ya gapapa. Tapi gue harap lo segera jemput gue dan bangun rumah tangga yang indah sama gue.

Oh ya, jangan lupa save nomor gue ya sayang.❤️

"sumpah! Si sinting ini bener bener di luar batas. Gue udah gak tahan, ayo kita cepet ke hotel mereka." aku bergidik geli lagi lagi karena membaca pesan jane lagi lagi.

"Nih loh yang nyetir, sini hp lo biar gue yang liat gmapsnya." Wendy melemparkan kunci mobilnya itu ke doriku dan mengambil handphoneku juga, aku hanya bisa mengikuti apa maunya itu.

Kami segera menaiki mobil dan bergegas menghampiri hotel yang Jane tunjukkan tadi, aku berharap yang dia katakan benar.

__

Kami berhasil datang di hotel yang di tunjukkan Jane tadi dengan tepat waktu, sudah biasa jika kami harus di hadangkan dengan hotel bintang 7 yang sangat sangat megah bahkan mungkin tabunganku 10 tahun saja tidak bisa membuat hotel seperti. Ah sudahlah.

Kami segera menghampiri resepsionis dan bertanya tentang keberadaan Jane dan keluarganya.

"Permisi, kamar atas nama keluarga Jennie Kim itu nomor berapa ya?" tanyaku.

"Oh maaf sekali, mereka baru saja meninggalkan hotel ini beberapa menit yang lalu, anda bisa menitip pesan jika mereka kembali." jawab resepsionis itu.

"Sial! Gue udah feeling ini gus, mereka gaakan dengan gampangnya biarin Jennie bertemu kita." maki Tae yang sudah dirundung kemarahan.

"Noona, kalau boleh tau mereka pergi kemana dan apakah mereka membawa koper?" sela Wendy agar resepsionis itu tidak menganggap kami penjahat.

"Ya tadi saya lihat mereka membawa koper, dan saya juga mendengar tentang perbincangan anak laki lakinya dan anak perempuan yang bermata belo itu akan pergi ke bandara sebelum siapa ya.."  resepsionis itu menjeda karena mengingat kembali yang ia dengar beberapa menit yang lalu.

"Suga datang."

"Ah yaah anda benar dia mengatakan itu." sambung nya setelah aku ngatakan itu.

Seperti yang di duga Tae, Wendy dan aku saat di perjalanan. Mereka menang tidak membiarkan kita menemui mereka dengan mudahnya.

DEAR JENNIE KIM [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang