Our Tea Party

91 14 0
                                    

Suara teh yang dituang dari teko terdengar dari arah taman ditambah dengan bunyi peralatan makan porcelain yang menyatakan bahwa ada tiga perempuan sedang menikmati snack mereka berupa kue, biskuit dan minum teh di siang hari. Terdengar pula deburan ombak yang menandai siang yang damai bagi keluarga kerajaan Utara.

"Kak Aamber tadi bermain dengan dua anak laki-laki manusia di balik tembok ?" Tanya salah satu anak perempuan berambut pirang.

Anak bernama Aamber hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Nee, apakah anak-anak laki-laki itu sama seperti dibuku sejarah yang sering kita baca di perpustakaan ?" Tanya anak yang beramput pirang lainnya.

"Wyatt, Liliane, kita tidak tahu apakah mereka berubah sifatnya atau tidak. Aku yakin kalau seandainya mereka tidak berubah, kita akan bersama-sama merobohkan tembok ini." Ucap Aamber.

"Lagipula perdamaian bukan hal yang mudah. Akan tetapi kalau kita dapat mencapai ekspetasi itu, kemungkinan besar roh jahat itu akan menyerang kedua belah pihak dan mengadu domba lagi seperti dulu. Untuk itu, kita harus bisa brain wash atau memberi pengetahuan anak-anak itu." Ucap Wyatt.

Keadaan kembali hening diantara mereka bertiga hanya terdengar denting alat makan dan suara teh yang dituang. Beberapa saat kemudian, Aamber mengangkat pembicaraan baru lagi.

"Tapi, ada yang aneh dengan salah satu anak itu."

"Aneh seperti apa, kak ?" Tanya Liliane.

"Biasanya, manusia akan melihat hasil manipulasiku dan setelah ku coba ternyata ada satu anak yang melihat itu daun manipulasiku."

"Kakak bercanda, kan ? Mana mungkin ada manusia yang bisa melihat manipulasi kakak ?!" Teriak Liliane.

"Jangan keras-keras..." Ucap Wyatt sambil meminum teh hangatnya, "Lagipula hanya kemungkinan kalau ada yang bisa itu adalah pemilik shield."

Aamber sebenarnya tahu bahwa hanya pemilik shield yang bisa menahan kekuatan manipulasi tapi, secepat itu ia menemukan pemilik shield.

"Bagaimana kalau misalnya begini saja, kak..." Wyatt tersenyum kepada Aamber.

Pada saat jam 11 malam, terdengar suara jam kota yang berdenting 11 kali. Jendela di kamar kerajaan Selatan lantai dua terbuka pelan hingga angin laut masuk ke kamar itu.

Semua orang tertidur lelap kecuali Saber seorang diri menatap keluar jendela itu.

"Jam 12 malam ini bulan purnama merah. Aku ingin mengelilingi kerajaan Utara." Ucap Saber dalam hati.

Terdengarlah bunyi jam kota 12 kali tanda tengah malam tiba. Saber lompat dari lantai dua kerajaan. Bulan menjadi merah disaat ia melompat dan ia pun terbang sambil melompati setiap atap rumah.

Tampak dari kejauhan, terdapat bayangan hitam dibalik jendela.

"Ternyata dugaanmu benar..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To Be Continue...

Ku harap kalian membaca ini sambil memutar video yang di atas untuk mendapat feelnya.

Source: Amelia Style

The Tale of 2 KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang