The Promise (18+)

36 2 0
                                    

⚠️Warning⚠️
Karena disini terdapat unsur bunuh diri, bagi yang tak tahan dalam membayangkan tolong skip akhir chapter dan langsung masuk ke chapter 4.


Lilian berjalan lebih cepat dari Wyatt seperti menghindari. Wyatt terus memanggil, tapi tidak digubris olehnya.

"Lilian, Wyatt, darimana saja kau?" Tanya Bonbon.

"Kami dari perbatasan hutan." Ucap Wyatt.

"Kalian sudah mencatat hasil penelitiannya?" Tanya Bonbon.

Mereka berdua mengeluarkan catatan mereka dan memberikannya kepada Irene. Sementara itu...

'Ck..., pengorbanan sih pengorbanan, tapi gak harus aku nyolo juga kali..." Pikir Saber sambil bersembunyi dibalik semak-semak.

Kira-kira seperti inilah semenjak kepergian 2 kakak adik itu.

"Mungkin, sebaiknya kita temukan akar permasalahan mereka dan buktikan kalau kita bisa bantu mereka." Ucap Marius.

"Jangan bilang..." Saber mulai menyadari sesuatu dari Marius.

"Benar, pengorbanan." Ucap Marius.

"Pengorbanan macam apa, Uus?" Tanya Saber.

Tiba-tiba Marius mengepalkan tangannya, "Yang kalah, awasi mereka."

Begitulah kisahnya kenapa Saber disini nyolo sambil memantau Wyatt dan Lilian yang tengah berbicara dengan Irene. Sementara itu di camp...

"Apa kita keterlaluan?" Tanya Jacco.

"Maaf Jacco, terkadang dunia itu kejam. Jangan terlalu baik!" Ucap Marius sambil minum armer yang tadi sempat ia tahan dari Aamber.

Matthew mengelap senjata satu-satunya sementara Aamber... Sangat akrab dengan burung.

============================
Louis: Konspirasi macam mana ini author?
Author: Maaf, nak. Tapi, jadi keinget anime sebelah.
Louis: GANTI!!
============================
"Matthew, sudah setengah jam Saber belum balik. Awasi dia." Ucap Marius.

"Kau gil-"
"Cukup tau aja dan berikan laporan kepadaku."

Matthew menghela nafas sambil pergi menyusul Saber.

'Hadeh ilah..., enggak kakak, enggak adek, sama aja kelakuannya. Seenak jidatnya aja.' Matthew ngeluh di dalam hatinya.

Matthew berjalan masuk ke dalam hutan dan menemui Saber yang bersembunyi di balik semak-semak. Ia memanggil dengan menggunakan kode dan kerena kesal, ia melempar batu ke arah badan. Namun, naasnya malah mengenai kepala Saber.

BLETAK!

"Apaan tuh?" Tanya Bonbon.
"Mungkin buah jatuh." Ucap Wyatt.
"..., Invisibility breaker."

Hanya dengan 1 kalimat, Bonbon berhasil melacak keberadaan Saber dan Matthew.

'Sial...'

Bonbon mulai menyerang ke arah semak-semak sementara Saber dan Matthew menghindar. Wyatt melawan serangan Bonbon dengan sihirnya dan berhasil ditangkis.

"Sial, mengapa ada manusia!? Wyatt, Lilian, serang mereka!"

Hanya Lilian saja yang menyerang Saber dan Matthew. Matthew berhasil melarikan diri ke arah Marius dan Aamber sementara Saber bertarung dengan Lilian dengan pedangnya. Bonbon menyerang Wyatt dengan sihirnya, tapi ia berhasil kabur dan sialnya bertemu dengan Saber.

'Saber juga dalam keadaan terpojok. Satu-satunya jalan...., tidak, tidak boleh bunuh diri. Aku harus hidup.'

Saber melihat ke arah Wyatt yang sedang mati-matian menahan sihir. Sekelibat ide muncul dibenak Saber. Ia berlari dan menarik tangan Wyatt untuk berlari bersamanya untuk masuk ke hutan lebih dalam lagi. Saber dan Wyatt yang dikejar berhenti di depan air terjun.

"Saber, inikan..."
"Maaf..."

Saber menggores urat nadi Wyatt di dalam air terjun dan meminum darahnya, "Aku berharap dapat melindungi orang ini sampai akhir hayatku."

"Setiap apa yang kau harapkan memiliki bayarannya, apakah masih ingin melanjutkannya?"

Suara misterius yang terdengar dipikiran Saber sangat pelan dan misterius, tak ada seorangpun yang mendengar kecuali Saber.

"Ya, bayaran apa yang harus saya terima?"
"Ingatan Wyatt akan dihapuskan dan sebagai gantinya kamu bisa bersamanya sehidup semati."
"..., ya, saya terima perjanjiannya."

Pedang milik Saber mengeluarkan cahaya biru. Mengetahui hal itu, Bonbon dan Lilian langsung bersiaga untuk menyerang. Seluruh tubuh Saber melayang. Namun, nyawa Saber seperti terhisap dalam suatu ruangan.

"Sherlock, inilah pertarungan terakhir diatas kobaran api yang menari. Semua orang akan mengingat bahwa akulah pembunuh."
'Tunggu, dia mirip dengan Wyatt.'
"Lebih baik kita selesaikan catur ini..."
"Tunggu William!"

Seseorang yang bernama William menjatuhkan diri dan Sherlock berusaha menangkapnya dengan ikut melompat dari atas bangunan tinggi.

"William..." Saber mulai mengayunkan pedang ke arah Bonbon dan Lilian.

Saber mengeluarkan air mata karena terlalu banyak emosi dan memori dibenaknya yang secara tak sadar ia menyerang Bonbon dan Lilian hingga ia menang dan menyegel Lilian di bulan purnama dikala itu menyinari dengan dinginnya angin malam.

"Sa...ber..."

Saber terdiam dengan energinya yang sudah habis. Wyatt terkulai lemas diair terjun dan tak lama kemudian ia pingsan.

"SABER!! WYATT!!"

Dengan nafas terengah-engah, Saber mengoyangkan tangannya dan berhasil ditemukan Matthew dan Marius.

"Maaf Mycroft..., wanita penyihir itu berhasil kabur."
"Saber, kamu bawa Wyatt dulu. Nanti kita bicarakan lagi..."

The Tale of 2 KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang