TMD // 13

3 0 0
                                    

*Vote and Comment Please*

*Happy Reading !*


"Tunggu sebentar ya sayang. Sebentar lagi Nenek pasti datang." suara Miranda begitu menenangkan di hati Candy yang sedari tadi menanyakan keberadaan Ratih, sang nenek.

"Sekarang, Candy makan apel dulu ya biar mulutnya tidak pahit." ucap Miranda lagi sambil menyuapi Candy sepotong buah apel.

Candy menurut. Ia makan potongan buah apel dari tangan ibunya. Wajahnya terlihat bagaimana ia begitu menikmati buah apel. Candy memuji kenikmatan dan rasa manis buah apel di dalam mulutnya. Tentu saja Candy meminta Miranda untuk menyuapinya lagi. Melihat Candy yang seperti itu mengundang Miranda tak kuasa untuk tersenyum bahagia. Ia bersyukur bisa melihat kondisi Candy yang sudah membaik.

"Hallo Candy sayang." suara lain terdengar di balik kain tebal yang membatasi bankar (ranjang pasien) yang ditempati Candy dengan bankar pasien lainnya. Untuk saat ini, Candy masih berada di dalam ruang Unit Gawat Darurat.

"Nenek." Kehadiran Ratih membuat Candy senang. Tentu saja Ratih juga ikut senang melihat Candy sudah ceria dan tersenyum manis seperti yang ia lihat sekarang. Benar-benar mirip Danera. Ratih bersyukur, Tuhan masih melindungi Candy.

Ternyata Ratih tidak datang seorang diri. Ada satu orang lainnya yang datang berkunjung untuk menemui Candy. Dia adalah seorang pria tampan yang memakai kemeja berwarna biru tua. Kehadirannya menciptakan gejolak hati Candy berlipat-lipat bahagia. Bagaimana tidak, ia sangat merindukan sosok pria itu.

"OM TRISTAN !!!!" seru Candy melonjak girang. Candy meminta pria yang bernama Tristan untuk mendekat. Begitu Tristan mendekatinya, Candy langsung memeluk tubuh Tristan dengan sangat erat.

"Candy rindu Om Tristan." ucap Candy dalam pelukannya.

Begitu juga dengan Tristan yang merindukan Candy. Tangan Tristan bergerak membelai rambut Candy yang lembut. Sesekali ia juga mencium puncak kepala Candy. "Om juga merindukan Candy."

Pelukan Candy dan Tristan terlepas. Kini mata Tristan terarah pada wanita sederhana di hadapannya. Wanita itu seolah-olah tidak peduli dengan kehadiran Tristan bahkan ia tahu bahwa wanita yang bertakhta di hatinya menatap tidak suka. Ia berpura-pura membersihkan meja kecil dan peralatan saat ia mengupas dan memotong buah apel untuk Candy beberapa menit yang lalu.

"Selamat pagi anak manis." seorang dokter datang untuk memeriksa keadaan Candy pagi itu. Dokter pria muda itu tersenyum kecil setelah ia melihat sahabatnya ada disana.

Miranda memberi sedikit jarak untuk dokter itu agar ia bisa memeriksa keadaan Candy dengan leluasa. Dokter itu memeriksa keadaan Candy dengan hati-hati sekali. Ia memeriksa tubuh Candy dengan stetoskop dan juga memeriksa keadaan mata serta mulut Candy.

"Candy, apakah mulutmu masih terasa pahit ?" tanya dokter yang bernama Leo.

Candy menggeleng. "Tidak, Dokter. Mulut Candy sudah tidak pahit lagi. Tadi Candy makan apel dari Mama, Dokter. Rasanya manis sekali." jawab Candy dengan aksen lucunya sehingga dokter, Tristan, Miranda dan Ratih tersenyum melihat Candy yang sangat lucu.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok ?" tanya Miranda harap-harap cemas.

Leo melirik ke arah Miranda yang berdiri tepat di sampingnya. Ia ingat betul, tadi malam ia tidak melihat wanita itu saat memeriksa Candy. Sekarang ia tahu, wanita yang menyandang status ibu dari anak kecil ini rupanya memiliki wajah yang cukup manis. "Puji Tuhan, keadaan Candy sudah membaik namun tubuhnya masih sedikit melemah. Saya akan memberikan antibiotik dan vitamin untuk Candy."

TRULY MADLY DEEPLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang