(Ini dia kelanjutannya, menurut kalian pas bagian bangsa anjing nya itu rada gak enak gak sih? Kek ngumpat jadinya😭😭)
Jake Shim x Nishimura Riki
.
.
.
.
.
.
.Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya mereka berhasil keluar dari sel tersebut. Mereka pun beristirahat sejenak lalu mulai berjalan lagi ke arah rumah milik kakek Ni-ki.
"Ibu, apa masih jauh? Aku lelah, kaki ku juga sudah sakit. Mereka menculik ku tanpa mengijinkan ku menggunakan alas kaki lebih dahulu." Rengek Ni-ki.
"Berhentilah merengek, dasar kucing manja."
"Tutup mulutmu, anjing bodoh! Ini semua karena bangsa mu tau!"
"Jangan berisik, nanti mereka bisa menemukan kita. Kalian ini!" Aiko yang sedari tadi diam mendengarkan perdebatan Jake dan Ni-ki pun akhirnya mengeluarkan suaranya.
Ni-ki menggembungkan pipinya dan mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Jake. "Dia yang memulainya."
"Ck, berhentilah bicara. Mau ku gendong?" Tawar Jake.
"Aku itu berat tau, memangnya kau kuat?"
Jake terkekeh mendengar penuturan Ni-ki. "Berat katamu? Tubuh kurus kering seperti itu kau bilang berat?" Ejek Jake
"Berhenti mengejekku!"
"Bla bla bla, aku tidak mendengarnya." Entahlah, menjahili Ni-ki mungkin sudah menjadi salah satu kegemaran untuk Jake.
"Jadi, kau mau menggendong ku atau tidak?" Tanya Ni-ki
"Harusnya aku yang bertanya. Kau mau aku gendong atau tidak?" Jake menatap wajah Ni-ki begitupula dengan Ni-ki. Mereka segera memalingkan wajah mereka, pipi keduanya merona.
Kenapa jantungku berdebar kencang seperti ini? Batin Jake
Pipi ku panas dan jantung ku berdebar-debar, apa aku sakit? Batin Ni-ki
"Dasar anak muda." Gumam Aiko. "Jalan lah sedikit lebih cepat! Sebentar lagi kita akan sampai di kota Ashley." Jelas Aiko.
"Ashley? Bukankah rumah kakek berada di kota Braslyn?" Tanya Ni-ki.
"Kita akan menginap di kota Ashley untuk sementara. Kita isi energi kita terlebih dahulu. Perjalanan ke Braslyn itu masih jauh." Ucap Aiko.
"Apakah kota Ashley aman untuk kita? Aku yakin, mereka pasti akan mencari kita." Ucap Jake.
"Kota Ashley cukup aman untuk kita, kau tenang saja. Hampir tidak ada orang yang tau letak kota Ashley. Itu dikarenakan, kota Ashley tidak tertulis di dalam peta mana pun." Jelas Aiko.
Jake mengangguk paham. "Baguslah."
"Hei, anjing bodoh! Gendong aku, kaki ku sakit. Jalanannya sangat kasar." Pinta Ni-ki yang terdengar kasar itu.
"Memohon lah." Jawab Jake dengan santainya.
"Tidak jadi, aku sudah tidak mau di gendong." Ucap Ni-ki acuh.
"UWAA! Kau membuatku terkejut tau!" Ni-ki memukul kasar dada bidang milik Jake.
"Bisa diam? Kau ini berisik sekali." Kesal Jake.
"Aku kan minta di gendong di punggung mu, bukan di gendong layaknya tuan putri seperti ini!" Protes Ni-ki.
"Bisa tutup mulutmu. Kau cerewet sekali seperti perempuan. Lagi pula di gendong layaknya seorang putri ini cocok untuk mu. Kau tau kenapa?" Jake menjeda ucapannya. " Karena kau manis." Lanjut Jake yang membuat pipi Ni-ki merona kembali. "Dasar laki-laki, hanya bisa menggoda dengan kata-kata saja." Ucap Ni-ki.
"Kau juga laki-laki." Gumam Jake yang masih bisa di dengar oleh Ni-ki. "Y , ya. Aku juga laki-laki. Tapi, berbeda dengan mu. Aku laki-laki baik, tidak pernah menggoda siapa pun."
"Terserah! Jangan banyak bergerak, nanti kita jatuh." Perintah Jake, bukannya mendengar perintah Jake, Ni-ki justru menggoyangkan tubuhnya.
"Kenapa tidak jatuh?"
"Kau mau jatuh? Ya sudah." Jake melepaskan gendongannya dari Ni-ki agar Ni-ki terjatuh. Namun, Ni-ki langsung menautkan lengannya di leher Jake, dan membuat Jake jatuh juga.
Jake segera memutar tubuh keduanya. Ia membiarkan dirinya yang terjatuh duluan, sedangkan Ni-ki terjatuh di atas tubuhnya. "Sekarang siapa yang bodoh? Kau atau aku?"
"Kau!" Ni-ki segera mendirikan tubuhnya, melangkahkan kakinya meninggalkan Jake yang masih terbaring. "Dasar kucing aneh, punggung ku jadi sakit tau." Gerutu Jake.
Jake membangunkan tubuhnya, lalu berjalan mendekat ke arah Ni-ki dan mensejajarkan langkahnya. Jake mengetuk-ngetuk kecil dagunya, ia berfikir apa cara yang bagus untuk menjahili Ni-ki. Ya… Sepertinya Jake sangat suka melihat wajah kesal Ni-ki, karena menurutnya itu sangat menggemaskan.
Suatu ide cemerlang terlintas di benak Jake. Jake mengambil akar pohon beringin yang berada di dekatnya, lalu menaruhnya di bahu Ni-ki. "Ada ular di bahu mu."
"Bla bla bla, idi ilir di bihi mi."
"Ya sudah kalau tidak percaya. Biarkan saja ular itu mematuk mu." Ucap Jake acuh. Ni-ki mengarahkan pandangannya ke bahu miliknya. Teriakan yang sangat kencang keluar dari mulut Ni-ki. "Singkirkan itu, singkirkan!"
Jake terbahak-bahak melihat wajah ketakutan Ni-ki. "Dasar bodoh, itu hanya akar. Hahaha."
Awas saja kau Jake Shim, akan ku balas perbuatan mu! Batin Ni-ki sambil menatap Jake dengan tatapan tajam.
"MATI SAJA KAU, DASAR ANJING GILA!" Ni-ki menarik brutal rambut Jake. "Aduh, Lepaskan! Hei! Ini sakit! Lepaskan rambutku!"
Aiko menggeram kesal mendengar keributan sang anak dan Jake. "Kalian ini! Hentikan, Ni-ki jangan tarik rambutnya! Dan kau Jake, berhenti menjahili Ni-ki! Kita sudah sampai, jangan buat keributan!"
————————————————————
Sudah hampir seminggu mereka menginap di kota Ashley, mereka hidup dengan aman dan damai, bahkan Aiko sampai berpikir bahwa mereka tidak perlu pergi ke kota Braslyn.
Namun siapa sangka, ada seseorang yang membocorkan keberadaan mereka. Dan itu membuat Aiko, Jake, dan Ni-ki mau tidak mau harus segera pergi dari kota Ashley ke kota Braslyn.
"Siapa orang sialan yang sudah membocorkan keberadaan kita?! Jika aku bertemu dengannya, akan ku hancurkan tubuhnya! Menyebalkan." Ucap Ni-ki sembari meremas lengan berotot milik Jake.
"Aku tahu kau sedang marah. Tapi, bisakah kau tidak meremas lengan ku?" Jake menatap datar Ni-ki. "Maaf."
"Berhentilah mengeluh Ni-ki. Sebentar lagi kita akan sampai."
"Nyonya Nakamura, jika saya boleh tahu. Seberapa amankah kota Braslyn itu?" Tanya Jake.
"Sangat aman Jake, kakek ku membuat tempat itu agar kami dapat bersembunyi jika terjadi perang seperti ini. Tempat itu sudah di lapisi dengan sihir yang tidak ada tandingannya, bisa di bilang hanya rakyat bangsa kucing dan orang yang terpilih seperti mu yang dapat melihat kota itu." Jelas Aiko yang hanya di balas dengan anggukan oleh Jake.
"Ibu, bukannya kita tidak boleh bersembunyi seperti ini terus? Kita harus melawan juga, benarkan?"
"Benar sekali Ni-ki. Tapi, sebelum itu kita juga harus merencanakan sesuatu untuk mengalahkan Hades. Hades itu cukup kuat, kita harus tau apa kelemahannya, jika kita melakukan sesuatu dengan gegabah, hasilnya pasti akan buruk. Maka dari itu, bersabarlah."
Ni-ki mengangguk kecil. "Baik bu."
Tbc
(Aku kira bakal 2 part doang, ternyata enggak hehe, di tunggu terus lanjutannya ya mentemen <3)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boo [All × Ni-ki]
FanfictionCuma cerita oneshoot/twoshoot/threeshoot Ni-ki uke. All × Ni-ki Note: • Lokal place • Bahasa semi baku (baku & non baku) • Random Written by @JUNIE_YEONJUNIE