['5] ketidakadilan bagi perempuan sepertiku

2 2 0
                                    

Mereka anggap, aku adalah pemeran perempuan antagonis dalam hidupmu. Mereka mengecap aku sebagai perempuan yang tidak tahu diri ketika aku meninggalkanmu. Orang-orang itu mengatakan aku adalah seorang perempuan yang tidak tahu cara bersyukur setelah aku bersamamu. Mereka mengatakan aku perempuan yang kejam karena menyakitimu.

Mereka hanya melihat padamu. Pada seberapa besar luka yang aku tinggalkan pada dirimu. Mereka tidak menoleh kepadaku. Tidak ingin peduli bahwasanya aku juga terluka. Aku tahu. Orang-orang itu mungkin tertawa jika kukatakan aku turut terluka.

Tapi, mereka tidak tahu bagaimana rasanya ketika para sahabatku membelamu. Mereka tidak tahu bagaimana pula melihat bahwa perempuan yang melahirkanku turut menyalahkan aku. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, bahwa perempuan yang melahirkanku itu menangis untukmu. Menangisi betapa malangnya dirimu karena disakiti oleh perempuan sepertiku.

Aku benci diriku. Aku membenci bahwa aku tidak bisa melawan segalanya. Aku juga benci bahwa dahulu aku pernah menyakitimu. Rasa benci pada diriku, pada keadaan, pada akhirnya turut membuatku membenci dirimu.

Kemudian, lagi-lagi mereka berkata bahwa bisa-bisanya aku membencimu. Membicarakan betapa tidak adilnya bagimu yang katanya tidak salah apa-apa, untuk turut kubenci.

Mereka tidak peduli. Mereka hanya melihatmu.

Lalu, masihkah kau berfikir bahwa ada sebuah keadilan untuk perempuan seperti aku?

Stay AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang