Dari yang orang-orang tahu, aku ialah gadis aneh yang ceria. Seseorang yang tetap tertawa meski masalah yang datang bukan sederhana. Seorang yang selalu bertingkah kekanakan seperti bocah polos yang tak tahu apa-apa. Mereka menerka-nerka, bagaimana bisa aku tidak menangis ketika masalah datang menerpa?
Mereka tidak tahu, aku tertawa bukan karena bahagia. Sama sekali tidak. Aku tengah mentertawakan alur hidupku. Aku tertawa untuk segala badai yang sibuk berusaha membuatku runtuh. Aku tetap tertawa, karena mungkin hanya itu ekspresi yang aku punya.
Aku tak bisa menangis selayaknya. Aku tidak bisa marah atau berteriak seperti orang gila. Aku tidak bisa bersumpah serapah atas jahatnya dunia. Maka dari itu, aku hanya terus tertawa.
Tapi dibalik segala tawa yang aku suarakan keras-keras itu, terdapat duka. Dibalik aku yang sibuk meyakinkan diri bahwa aku sekuat itu, masih ada luka yang tidak kunjung sembuh.
Tapi, tak apa. Aku sibuk menenangkan diriku sendiri bahwa aku tak apa. Setidaknya, tawa dibalik duka itu masih berhasil untuk tetap membuatku bertahan di dunia. Tawa dibalik duka itu membuatku seolah aku gadis aneh yang selalu ceria. Tawa dibalik duka itu, membuat mereka yang semula asing mau untuk bertahan bersamaku. Maka dari itu, demi untuk menjebak orang-orang itu untuk menemaniku, aku akan tetap tertawa.
Tapi, haruskah selamanya aku tetap tertawa meski aku berduka sampai akhirnya aku mati rasa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive
De Todo[continuation of stay alone] Bahkan setelah berpisah dan menyakitimu, aku turut patah hati. Kemudian aku melakukan kamuflase bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Itu semua kulakukan demi harga diriku yang tersisa. Karena tanpa itu, aku akan turu...