5/10

4K 558 24
                                    

Aku tak sengaja membentaknya......

"Oi Kenma! Lagi ngapain?"

"Main game."

"Ikut dong!" (Name) langsung nyempil ke samping badan Kenma.

"Iih jauh jauh! Nanti aku kalah Nee-san!"

"Hidoii, aku cuma lihat loh."

Game Over

"IIIH TUH KAN KALAH! NEE-SAN SIH!"

"Padahal kan itu udah sampai bos terakhir!"

"Maaf..."

"Ah tau ah, keluar!" Titah Kenma

(Name) keluar dari kamar Kenma dengan lesunya.

Padahal kan itu cuma game! Kenapa harus bentak aku?!

(Name) mendumel selama perjalan keluar dari kamar Kenma. Ia pun langsung pergi ruang tamu dan melihat tontonan yang ada. Tak lupa sambil mengambil beberapa snack untuk ia makan.

Kenma turun dari kamarnya dan menghampiri (Name). Ia merasa tak enak sudah membentaknya.

"Nee-san."

"Hm."

"Nee-san marah padaku?"

"Tidak." (Name) masih fokus dengan tontonan didepannya.

Saat tiba tiba jumpscare muncul ia reflek melempar popcorn ke arah tv itu.

"Kussoyaro, hantu sialan. Beraninya mengagetiku." Tak sadar ia mengumpat di depan Kenma.

"Nee-san...."

"Hm?"

"Kau habis mengumpat."

"Souka? Terus kenapa? Aku kan sudah dewasa, tidak papa dong mengumpat. Lagian memang hantu itu wajib untuk kuumpati karena mengagetkan ku."

"Nee-san berbeda....."

"Terserah."

Kenma mulai panik, kakaknya tak pernah mengumpat di depannya walaupun itu tidak ditujukan kepadanya. Karena (Name) pernah bilang ingin menjadi kakak yang baik didepannya, makanya ia tak pernah mengumpat di depan dirinya langsung.

"Hiks, Nee-san maafkan aku hiks."

"Hei hei, chotto kenapa kau menangis?"

"Nee-san seperti itu pasti karena aku -hiks kan?"

"Apa maksudmu? Aku begini karena film itu."

"Iie, pasti Nee-san marah karena ku bentak kan."

"Nee-san pasti benci kepadaku."

"Hei!" (Name) memegang kedua pundak Kenma dan menghadapkan diri Kenma kepadanya. "aku tak akan pernah membecimu Kenma, gomen tadi aku memang sedikit marah karena kau bentak." Ia lalu lanjut memeluk adiknya itu.

"Hontou?"

"Eum!"

"Lebih baik kita menonton film bersama saja, gimana?"

"Okeey!"

.......tapi syukurlah dia tidak membenciku.

Sister | K.KenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang