𝐯.

85 25 3
                                    

v. Jay yang Rapi

 Jay yang Rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

drrt

drrt

"eugh."

aku bersumpah, siapapun yang mengganggu minggu pagiku tidak akan tidur tenang nanti malam.

meraih ponsel yang tergeletak di nakas, aku menjawab telepon tanpa melihat si pembuat panggilan.

"halo?" sapaku parau.

"bangun. aku di depan."

seketika aku terduduk. menjauhkan ponsel dari telinga untuk melihat siapa yang menelepon.

itu jay.

sungguhan jay pacarku.

tumben?

"kenapa nggak bilang dulu? aku baru bangun." aku menuruni ranjang, menilik jendela kamar untuk memastikan apa dia benar benar di depan rumahku.

sialnya, dia sungguhan di sana dengan penampilan rapi. kemeja putih corak daun lengan pendek, celana hitam dan sepatu—pantofel? dia habis darimana dan mau kemana? bahkan membawa mobil silvernya.

"aku bilang ibumu tadi pagi. kamu nggak diberi tahu?"

mama?

aku bahkan belum bertemu mama sejak kemarin malam. mama pulang jam berapa? berangkat sepagi apa? rasanya aku seperti tinggal seorang diri di rumah ini.

"mm, ya sudah. sebentar, aku beneran baru bangun. tunggu sebentar."

lagi lagi hanya dehaman yang menutup panggilan telepon. aku bergegas mencuci wajah dan menyikat gigi, sekadarnya saja keluar dari kamar dengan kaus rumah dan celana pendek, mengikat rambutku yang tadinya berantakan.

"jay!"

lelaki itu berbalik. menarik sudut bibirnya samar untuk menyapa sapaan lebarku. dia agak aneh pagi ini.

mempersilakan pacarku untuk masuk, kemudian kami duduk di teras rumah sejenak.

tidak baik berduaan di dalam rumah sendirian. itu kata ayahku.

"darimana? mau kemana? tumben bawa mobil," tanyaku, belum berniat mengganti pakaian tidur.

"jonghwan pergi les tadi pagi, bunda juga ada urusan dengan temannya. jadi aku mengantar mereka dan berniat mengajakmu jalan."

aku manggut manggut, menatapnya dari atas sampai bawah kemudian tertawa kecil, "kenapa rapi begini?"

jay menatapku lama, tanpa repot repot menutupi telinganya yang memerah menggemaskan. dia malu?

kadang, jay memang semenggemaskan ini.

"memang kita mau kemana?" tanyaku lagi.

"kamu mau kemana?"

"eum... ah itu! kemarin yejin cerita soal tempat piknik yang baru dibuka. terlihat keren, aku mau kesana. boleh?"

jay mengangkat satu alisnya, bertanya, "piknik?"

"iya. mau nggak? nggak usah memasak, kita bisa beli kue saja atau makanan lain, tapi suasana pikniknya yang penting."

"kalau kamu mau aku memasak juga nggak masalah."

bibirku terkatup, menatap jay penuh selidik. apa ini sudah masuk musim semi? jay terasa sejuk akhir akhir ini.

"kamu mau memasak?"

"ada bahan apa di rumah?"

aku menggeleng, "tidak ada."

melihat jay menipiskan bibir, aku lagi lagi melempar cengiran bodoh. rasa puas melihat raut wajahnya.

"belum mandi?"

"belum."

"sana. aku tunggu."

"oke! tunggu ya, sebentar kok!"

jadi, apa yang seharusnya aku pakai untuk bersanding di sebelah jay yang rapi?




[continued]

sorry, can you stay? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang