ix. Jay, Kamu Dimana?
ini hampir jam enam malam, tapi belum ada tanda tanda jay akan datang. mendadak ponselnya mati setelah mengantarku pulang sekolah tadi siang.
ck, dia kemana?!
mondar mandir di teras rumah sembari membiarkan kamera analog dan tumpukan foto cetak di atas meja, aku kelewat gelisah.
aku akui aku berbohong soal mencetak foto—karena nyatanya, aku sudah mencetaknya kemarin malam.
aku hanya butuh alasan agar jay tinggal, memastikannya aman dan baik baik saja.
walau yang aku tahu selama ini jay tidak pernah ikut balap liar seperti itu, siapa yang tahu apa yang dipikirkannya di belakangku?
"jay, angkat..."
aku mendecak kesekian kalinya. mematikan telepon dengan kasar.
siapa yang bisa aku hubungi—
oh?
jonghwan!
adik ipar
jonghwan|
apa kakakmu di rumah?||enggak
|kenapa kak?dia dimana? |
|tau
|balapan kaliserius?!|
|nggak tau
|tadi nggak bilang mau kemanakalau dia pulang, suruh
ke rumahku, ya||hm oke
jonghwan itu tidak seperti jay yang irit bicara. dibanding irit bicara, mulut jonghwan kelewat licin.
aku tidak bisa membedakan pernyataannya yang serius dan bohongan hingga detik ini.
kadang, dibalik candaan masa bodohnya, jonghwan bisa saja menyiratkan fakta.
karena aku khawatir, lantas aku keluar rumah tanpa pikir panjang. entah kemana, yang penting menemukan jay.
memesan taksi untuk ke tempat tongkrongan teman teman jay, aku mengamati wallpaper ponselku sejenak.
jay itu kakak yang luar biasa, pacar yang perhatian dan manis, juga calon menantu yang bisa diandalkan—kata mama.
dinginnya seorang jay akhir akhir ini seperti mencair. dimulai dari pelukan hangat, hingga itu kemarin.
dia aneh.
membuka ponsel untuk beralih ke sosial media sebagai hiburan sesaat menunggu taksi mencapai tujuan, aku langsung melihat cerita singkat seseorang yang dibagikan di platform burung biru.
kisah tentang mereka yang bersikap aneh—dalam artian tidak biasa—sebelum ternyata pergi.
aneh?
pergi?
kenapa aku jadi kepikiran? jay tidak akan pergi kemanapun. dia tidak bisa pergi hanya karena sikap yang mendadak aneh.
jantungku mendadak berpacu cepat, semakin gelisah saat aku menelepon, namun yang terdengar hanya nada dering seperti sebelumnya.
jay, angkat.
kumohon—
ckittt
BRAK!
adik ipar
| kak, aku baru ingat
| kak jay sedang di servis hp
| katanya kalau sudah selesai bakal langsung ke rumahmu[continued]
prasaan sih ya.. bukuku klo gada adegan brak bruk gedebuk tuh ga afdol :D
KAMU SEDANG MEMBACA
sorry, can you stay? [✔]
Kısa Hikayeft. Park Jongseong orang bilang, Jay itu musim dingin. padahal nyatanya, Jay seperti empat musim yang hanya dilewati oleh beberapa wilayah. kabar baiknya, aku salah satu wilayah yang mengenal empat musim itu.