𝐢.

175 31 30
                                    

i. Dia Cuek, Tapi Penuh Kejutan

 Dia Cuek, Tapi Penuh Kejutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jay?"

lagi lagi hanya dehaman yang aku dapatkan. tidak berniat menoleh di balik pelindung kepalanya.

melirik dari spion, lelaki yang notabene-nya pacarku ini hanya memandang kosong jalanan. menunggu lampu merah berganti menjadi hijau.

aku menghela napas sekian kali. tidak berani berpegangan meski sekedar pada jaket denimnya.

samar, kepalanya menoleh, bertanya, "apa?"

aku menggeleng, "nggak jadi."

karena memang begitu nyatanya. aku kehilangan minat bertanya setelah melihat responnya.

aku tahu, seorang lelaki yang kerap disapa jay ini memang cuek. bahkan saat dulu mengajakku menjalin hubungan ini, aku menerima dirinya yang sedingin es sebagai pacar.

aku tidak pernah protes soal itu, tapi kadang, aku ingin diperhatikan seperti yang lain.

ada kalanya aku manja, ada kalanya aku diam merajuk untuk mendapat perhatian. tapi yang aku dapat tetap sama. takaran kehangatan jay tiap harinya hanya segitu, tidak bisa lebih malah sering berkurang.

sibuk melamun hingga tidak sadar kalau jay bersiap menjalankan motor, aku nyaris jatuh tertiup angin saat motor melaju. reflek memeluk jay yang sedang menyetir di depanku.

rasanya jantungku berpacu terlalu cepat karena terkejut. sesaat setelah menetralkan jantung, aku menyadari kalau sedang memeluknya.

ini mulai memalukan.

segera aku melepaskan diri, mengucap maaf agar tidak terjadi kecanggungan.

hey, meski kami sudah menjalin hubungan hampir setahun, kejadian memeluk tiba tiba di atas motor ini cukup langka. antara aku yang tidak enak jika mengganggu jay yang menyetir, dan dirinya yang tidak pernah memberi respon.

tapi kali ini berbeda. tangan jay terulur ke belakang untuk meraih kembali tanganku. dilingkarkan pada perutnya seakan menyuruh aku tetap memeluknya begini.

"kamu nggak terganggu...?" tanyaku, mendekat agar dia mendengar.

jay menggeleng, "daripada kamu terbang ditiup angin."

kadang, aku juga suka bertanya tanya mengapa aku betah berada di sisinya.

jay punya sisi yang jarang ditunjukkan pada orang lain. secuek dan sedingin apapun dia, ada kalanya dia mengulas senyum tanpa alasan ke arahku. ada kalanya tangan besar jay menggenggam tanganku di kerumunan. ada perhatian perhatian sepele yang dia lakukan padaku.

keuntungan memiliki pacar yang dingin, kamu dengan mudah luluh hanya karena perhatian kecil darinya.

maksudku, itu sungguh langka! layak dijadikan alasan tersenyum sepanjang hari.

berhenti di depan gerbang putih—yakni rumahku, aku mulai mengendurkan pelukan. agaknya tidak rela, mengingat ini momen yang jarang. tapi aku harus.

"terima kasih," ucapku, berusaha melepas helm di hadapannya.

jay tidak menjawab, juga tidak tersenyum. lelaki itu cuma memerhatikan aku yang kesulitan membuka helm.

aku jadi salah tingkah.

ck, lagipula kenapa helm sialan ini tidak mau lepas, sih?! aku malu ditatap lama lama begitu—

"sini."

klek

"sudah."

... apa yang baru saja terjadi?

rasanya jaringan otakku berhenti sejenak saat jay menarik tanganku mendekat. membukakan helm hingga melepasnya dari kepalaku.

wah, aku memang minta jay yang hangat, tapi dipikir lagi... ini berbahaya untuk jantung.

aku masih membeku, benar benar syok hingga dahiku disentil pelan.

jay pelakunya. siapa lagi memang?

mengulas senyum bodoh, jay hanya menanggapi dengan tatapan datarnya. tidak berniat ikut mengulas senyum.

"m-makasih..."

"sendirian di rumah?"

aku menengok sejenak, melihat rumahku memang kosong karena orang tuaku bekerja sementara aku anak tunggal.

maka aku menjawab jay dengan anggukan. tanpa disangka, lelaki itu turun dari motornya, menuntun kendaraan kesayangannya hingga tepat berada di depan pagar putih.

"ayo buka. ibumu pulang sebentar lagi, kan? aku temani sampai ibumu pulang."

"h-hah? oh—oh iya. iya, sebentar."

ini jay. yang secuek apapun dia, tingkahnya selalu mengejutkan.





[continued]

sorry, can you stay? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang