𝐱.

84 25 25
                                    

x. Dari Jay

 Dari Jay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bro!"

selagi aku menunggu ponselku dibenarkan, seseorang memnggil.

aku kenal jelas suara siapa itu.

"hm, iya," sapaku balik.

"wah, padahal kami menunggu di tempat biasa, kenapa malah ada di sini? haha!"

dia heeseung, teman yang sering memamerkan motor merah mengkilapnya.

mataku suka sakit saat melihat motornya.

"sedang apa?" tanyanya.

"servis hp."

"nanti ke sana, yuk? yang lain kangen katanya," ajaknya.

aku menggeleng, mengingat gadisku mungkin sedang menunggu di rumahnya sekarang.

"kalau kangen ya tinggal ketemu. aku sudah keluar dari balapan seperti itu, kan aku pernah bilang," tolakku.

"ei, justru kami kangen balapan denganmu. apa hidupmu tidak membosankan tanpa balapan?"

aku menggeleng. karena memang begitu nyatanya. sejak berhenti dari balap liar, aku lebih suka menghabiskan waktu mendengarkan cerita panjang pacarku, dan kekehan polosnya.

jauh lebih asik dibanding balap liar.

"lagian, kalian kenapa harus sok sok menantang tadi pagi, hah? kemarin juga, katanya kalian memutari sekolah sambil memanggil namaku. buat apa? mempermalukan diri sendiri?" cibirku.

heeseung tertawa, "hahahaha, siapa tahu kemarin kamu masih di sekolah. kami cuma iseng."

"aku punya pacar, jangan ganggu."

"kami tau, kok. justru sejak kamu pacaran, aku menahan yang lain agar tidak mengganggumu."

"terus yang tadi pagi?"

"serius, cuma iseng! apa pacarmu marah?"

aku mengendikkan bahu. aku yakin gadisku sudah tau soal mereka, tapi dia tidak mengatakan apapun.

aku takut dia marah, tapi dipikir lagi, gadisku yang menggemaskan jarang meluapkan kemarahannya. bahkan dengan jago dia menutupi kekhawatirannya diam diam.

"nak, ini sudah benar. hp-mu ramai sekali. sepertinya pacarmu banyak menelepon, haha."

aku hanya tersenyum singkat, memberikan uang sebagai timbal balik usahanya membenarkan ponselku.

aku tersenyum kecil melihat banyaknya notifikasi dari gadisku. dia yang manja dan khawatir begitu lucu di mataku.

"kesana sebentar yuk? menyapa yang lain," ajak heeseung.

aku menggeleng, masih asik melihat lihat notifikasi ponsel, "kapan kapan saja. aku ada janji dengan—"

suaraku tercekat seketika. enggan keluar saat aku membaca notifikasi dari adikku.

|kak, pacarmu di rumah sakit

"apa? kenapa, jay?"

drrt

drrt

"h-halo?"

"benar jay?"

"i-iya. ini siapa? dimana—"

"dia kecelakaan."

jantungku seperti berhenti sesaat. nyaris lemas dan terjatuh jika heesung tidak segera menyahut, "siapa?"

"aku duluan!"

hei, cantiknya aku, bertahan sebentar, ya? maaf aku bukan pacar yang baik, jadi berikan aku waktu untuk belajar kembali menjadi lelaki yang baik untukmu.

jangan tinggalkan aku, ya?

aku mohon...


[continued]

sorry, can you stay? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang