Hari berpisah,dua tahun yang lalu

6 2 0
                                    

Untuk pertama kalinya Nata main ke rumah Kelana. Jantungnya tidak bisa diajak kerja sama,ia terus berdetak kencang padahal Kelana sudah bilang tidak ada papahnya dirumah. Iya,Nata selalu takut tiap kali harus berhadapan dengan papah Kelana. Petama dan terakhir kali bertemu di sebuah restoran seperti papahnya Kelana mendapat kesan buru dimatanya.

Tidak ada siapa-siapa di rumah,Kelana hanya tinggal berdua dengan papahnya di rumah berlantai dua ini.

"Sebentar ya"Kelana mengajak Nata ke lantai dua,sesampainya di depan kamar Kelana,Nata duduk di sofa depan kamar Kelana sedangkan Kelana masuk ke kamarnya untuk ganti baju karena Kelana baru pulang latihan.

"Nata,aku mau mandi dulu ya. Turun aja ke bawah bikin minum sama ambil cemilan ya,abis ini kita nonton film"

Dengan keyakinan kata -kata Kelana yang bilang anggap aja rumah sendiri Nata menuruti perkataan Kelana,ia kembali ke atas setelah selesai dan menunggu sebentar sebelum akhirnya Kelana keluar kamar dengan membawa laptop.

"Mau nonton apa?"Tanya Kelana.

"Terserah"Kelana terseyum mendengar jawaban Nata.Jawaban Nata bukan kerena Nata cewek banget yang selalu bilang terserah,tapi karena ia tau ia akan selalu kalah berdebat dengan Kelana jika sudah berhubungan dengan film.Genre yang Nata suka tidak pernah Kelana suka,dan Kelana selalu tidak mau mengalah jadi lebih baik dari awal biar saja Kelana yang memilih filmnya agar tidak terjadi perdebatan berkelanjutan.

Dua jam film lewat begitu saja waktu sudah sore,Kelana mengajak Nata ke balkon belakang rumahnya yang dari atas situ bisa terlihat halaman belakang rumah Kelana yang tidak terawat dengan baik.

"Mendung Kelana,senjannya tidak akan terlihat"Benar,Kelana mengajak Nata dengan katanya untuk melihat senja.

"Kita ngobrol aja Nata,ada yang aku mau katakan"

Nata refleks melihat wajah Kelana yang serius membuat senyumnya hilang "Apa"

"Aku mau kuliah di Bali"

Nata tertawa "Kamu bener-bener ga bisa basa-basi ya Kelana"

"Dari tadi menonton film sampai mengajak kamu liat senja itu namanya bukan basa-basi?"Ucapan Kelana benar-benar membuat Nata berhenti tertawa.

Kelana memegang bahu Nata,ia melihat Nata menundukan kepalannya "Kamu gapapa?"

Nata mengangkat kepalannya "Aku gapapa.Pergilah Kelana,memang jika aku larang pun kamu bakal tetap tinggal?"

"Aku akan tetap pergi Nata,apapun jawabanmu apapun keputusanmu tentang hubunga kita"

"Kenapa Kelana,kenapa harus Bali?"Terlihat jelas kebingungan Nata,padahal beberapa hari lalu Kelana bilang sendiri bahwa ia berharap bisa diterima perguruan tinggi paling idaman di Jakarta.

"Papah bakal pindah kerja ke Jepang,di Bali ada mama jadi mungkin ini takdir Nata,supaya hubungan aku sama mama dan kakak aku lebih baik"

Nata tau semuannya,Kelana memang hidup dengan papahnya sejak umur sepuluh tahun.Kedua orang tuannya yang berpisah secara tidak baik-baik membuat hubungan Kelana dengan mama dan kakak perempuannya juga tidak baik.

"Kelana aku mau pulang"Ucap Nata.

"Kamu belum kasih jawaban tentang hubungan kita,ldr kan?"

Nata menghembuskan nafas lalu mengangkat kepalanya berharap tumpukan air mata itu tidak turun membasahi pipinya.

"Emang hubungan kita masih bisa dipertahanin?"

"Kenapa enggak?"Kini Kelana memegang kedua bahu Nata menggerakan tubuh Nata supaya bisa melihat dirinya.Tanpa ucapan lagi Kelana menatap Nata mencoba meyakinkan Nata lewat tatapan tulusnya.

Namun Nata tetap bungkam,Kelana melepaskan kedua tangannya dari bahu Nata "Ayo aku antar pulang"

Sudah tau jawabannya kan,tentu saja diatas motor keduanya tetap tidak membuka suara.Perjalanan dari rumah Kelana ke rumah Nata yang hanya berjarak tidak lebih dari lima kilometer itu terasa seperti sedang berlipat ganda.

Begitu turun dari motor Kelana menahan tangan Nata "Nata untuk terakhir kali aku tanya--"

"Untuk terakhir kali aku jawab,aku bingung Kelana"

Kelana terus menatap mata Nata,mencoba mencari jawaban paling benar dari sana "Kamu ga yakin"Ucapnya.

"Iya aku ga yakin"

"Kamu buat aku ragu Nata,kamu tau ldr butuh keyakinan tapi kamu aja ga yakin,mungkin"Kelana melepaskan tangannya dari Nata "Mungkin kita udah ga bisa barengan kali ya?"

Nata tersenyum "Kelana aku sedang menahan tangis sekarang"

Kelana mengusap rambut panjang Nata sambil tersenyum ia berkata "Nata hiduplah dengan baik setelah ini"

Nata mengangguk "Selamat tinggal,Kelana"

Nata membalikan badan lalu berjalan menuju gerbang rumahnya,ia berbalik ketika ingin kembali menutup gerbang sepinggangnya itu,dan saat itu juga ia melihat wajah Kelana untuk terakhir kali,untuk dua tahun setelahnya ia harus menahan rindu.

"Natalia,aku tunggu jika jawaban kamu berubah"Ucap Kelana hanya bisa dibalas senyum tipis Nata.

Dunia Kelana [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang