<<안녕하세요>>
Pagi ini SMA Samudra heboh sama berita tentang murid baru pindahan yang katanya cantik banget kayak idol-idol korea, khususnya sih bagi murid laki-laki.
Banyak yang berdatangan ke kelas 11-3 cuma untuk liat bagaimana penampakan si murid baru itu. Ada yang langsung masuk ke kelasnya untuk ngajak kenalan atau sekedar nyapa. Ada juga yang cuma ngintip di balik jendela.
Pokoknya heboh deh.
"Ras, lo ikut gak? Katanya ada cewe cantik di kelas sebelah," Panji semangat banget ngajak Arasya ke kelas sebelah yang lagi dikunjungi banyak murid itu.
Arasya yang lagi duduk diem di bangkunya jelas langsung nolak ajakan temen kecil nya itu.
"Lo sendiri aja sana," tolaknya.
Panji cuma hela nafas, tau banget pasti sahabatnya itu bakalan nolak ajakan dia.
"Yaudahlah,"
Panji pasrah aja, keluar kelas, tinggalin Arasya yang saat ini fokus sama hp nya.
««»»
Jam istirahat biasanya dimanfaatkan sebagian besar siswa-siswi untuk ngisi perut mereka dengan beberapa makanan ringan hingga berat.
Dan tentu saja, tujuan nya adalah kantin sekolah.
Sama halnya dengan Panji dan Arasya yang memang udah jadi rutinitas mereka buat pergi ke kantin saat jam istirahat.
"Ras, kesana ayo!" Panji tarik tangan Arasya sambil tunjuk ke arah kanan.
"Ngapain sih? Ke tempat biasa aja udah," Arasya coba tarik tangannya.
Arasya dan panji punya tempat tetap di kantin, di ujung tepat di depan stand bi Mina —stand langganan mereka.
"Ikut aja," Panji tetap keukeuh, terus tarik paksa Arasya menuju tempat yang berlawanan sama tempat mereka yang biasanya.
Arasya akhirnya pasrah aja. Arasya gak suka banyak omong, gak mau buang buang tenaga cuma buat protes sama Panji.
Panji hampiri salah satu bangku di kantin ini, langsung sapa orang yang duduk disana.
"Hai Kia, masih inget gue kan? Gue Panji dari kelas 11-4," ujarnya. Orang yang disapa noleh.
"Oh iya, hai Panji!" Kia lambai-lambai semangat ke panji.
"Ini kenalin temen gue, Arasya," Panji dorong pelan punggung Arasya.
"Hai Ara! Aku Kia!" Kia angkat tangannya, nunggu Arasya jabat tangan dia. Tapi Arasya abaikan. Dia malah tatap Kia dengan tatapan tajamnya.
"Nama gue Arasya. Dan tolong, jangan panggil gue Ara." ucapnya dengan penuh penekanan. Kia agak takut.
"Loh kenapa? Itu kan nama kamu,"
Arasya gak tanggapi ucapan Kia. Laki laki itu malah langsung berlalu pergi dari sana, total abaikan teriakan Panji yang memintanya kembali.
««»»
"Kia, kenapa?" Jasmin —temen sebangku Kia— akhirnya nanya setelah dari tadi dia bingung mau nanya atau enggak.
Pasalnya Kia berubah jadi lebih pendiam sejak Panji pamit tadi. Iya, Jasmin ada disana waktu Panji kenalin Arasya ke Kia.
Sekarang ini mereka udah duduk di bangku mereka di kelas. Tapi muka Kia keliatan gak bersahabat sama sekali. Alisnya ditekuk, wajahnya bergurat kesel. Ngebuat Jasmin sedikit ragu buat tanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kia Arasya
أدب المراهقين⟨Discontinued⟩ ================================== Tentang si dingin yang ketemu sama si pura-pura dingin. • • • Arasya itu pangeran batu. "Kia tau Arasya ganteng, tapi dia itu minim ekspresi. Wajahnya kaku, keras kayak batu." • • • Kia benci Arasya...