⟨Discontinued⟩
==================================
Tentang si dingin yang ketemu sama si pura-pura dingin.
•
•
•
Arasya itu pangeran batu.
"Kia tau Arasya ganteng, tapi dia itu minim ekspresi. Wajahnya kaku, keras kayak batu."
•
•
•
Kia benci Arasya...
Arasya itu dingin. Gak peduli sama sekitarnya. Masa bodoh sama pandangan orang-orang yang bilang kalau dia terlalu kaku. Aras sama sekali gak peduli soal mereka.
Gak penting katanya.
Arasya emang kaku. Dia jarang dan bahkan gak pernah senyum apalagi ketawa. Kalau pun senyum, cuma senyum tipis. Pelit ekspresi.
Gak suka bergaul sama siapapun kecuali sama Panji, sahabatnya sejak masih sekolah dasar.
Intinya Arasya itu cuek.
Tapi semua itu gak berlaku saat dia ketemu sama gadis manis pindahan dari Korea Selatan.
Jung Kyung Mi atau Kiara Dewi Azhari
Gadis yang akrab di panggil Kia itu keturunan Korea Indonesia. Lahir di Korea Selatan dan besar di Indonesia. Menghabiskan masa sekolah menengah pertama hingga tingkat satu sekolah menengah atas nya di Korea. Dan di tingkat kedua sekolah menengah atasnya, dihabiskan di Indonesia.
Fyi, Kia itu punya dua nama. Jika tinggal di Korea namanya Jung Kyung Mi, yang akrab dipanggil Kyung Mi oleh teman-temannya disana. Tapi jika di Indonesia namanya Kiara Dewi Azhari, yang akrab dipanggil Kia.
Kiara itu manis. Cantik? Pasti. Dia ramah juga periang. Mudah bergaul dengan sekitarnya, dan bisa menghangatkan sekitarnya.
Tapi Kia bisa seketika berubah jadi dingin dan ketus kalo udah ketemu sama cowok menyebalkan yang sering dia panggil pangeran batu.
Itu Arasya.
Kia tau Arasya ganteng, tapi dia itu minim ekspresi. Wajahnya kaku, keras kayak batu.
Alasan kenapa dia panggil Arasya pangeran batu.
•
•
•
•
•
Kia benci Arasya. Semua orang tau itu.
Tapi gak semua orang tau, kalo Kia gak benar-benar benci Arasya.
<<>>
Segitu dulu. Untuk visualnya, diriku merasa cocok dengan mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
