ADELAVIOL || 04

19 10 1
                                    

"Hal yang paling menyakitkan adalah kehilang orang yang paling di sayang untuk selama lamanya"

Viola_Adinda

"Mama jangan tinggalin Viola ma, mama harus bangun, mama kuat kan mama pasti bangun, mama Viola janji akan menjadi anak yang baik mama," ucap Viola menangis di depan jazad mamanya, Albara yang tidak tega melihat adik kesayangannya menangis kini memeluk adiknya.

"MAMAAA, BANGUUUN," Teriak Viola mengoyang goyangkan tubuh Dinda yang sudah kaku itu.

"Vi, jangan gini Kasian mama," ucap Albara sambil mencium puncak kepala adiknya.

"Mama, jangan tinggalin Viola, papa dan kak Al, mama janji kan gak akan ninggalin Viola, Viola janji Viola akan memperbaiki semuanya Viola akan jadi anak baik dan gak bandel lagi, mama banguuun," ucap Viola,  Abas yang melihat putrinya itu kini memeluk putra dan putrinya.

"Viola yang sabar yah, masih ada papa dan kak Al di sini," ucap Abas mengusap kepala Viola.

"Tapi Viola maunya sama Mama,  pa. Viola gak bisa hidup tanpa mama," ucap Viola yang  kini memeluk sang mama tercinta, Bianca dan Aurora juga kini ikut menangis, bagaimana pun Bianca dan Aurora sudah mengaggap Dinda sebagai ibu mereka, di tambah lagi Viola yang seperti ini.

"Viola, masih ada kita di sini," ucap Aurora menenangkan Viola.

"Kalian gak akan pernah tau gimana rasanya kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi, asal lo tau hati gue sekarang hancur melihat kenyataan ini," jawab Viola dan berlalu pergi ke kamarnya untuk menenangkan dirinya.

"Adelard," panggil Albara, Adelard yang mendengar namanya di panggil kini mendekat ke arah sumber suara.

"Saya tau kamu bisa menenagkan Viola," Adelard yang mengerti itu kini menujuh kamar Viola yang di tunjukkan oleh pembantu disini, kali ini Adelard hanya menurut saja untuk menenangkan Viola karna keadaan sekarang adalah keadaan kepedihan bagi Viola dan keluarga.

Tok... Tok... Tok... Tok...

Adelard berusah mengetuk pintu kamar Viola tetapi tidak ada tanda tanda sang pemilik kamar akan keluar, Adelard mendengar suara teriakan Viola dari dalam kamar, Adelard segera masuk ke kamar Viola untung saja kamar Viola tidak di kunci.

"Viola," ucap Adelard dingin.

Tanpa menjawab Viola berlari dan memeluk Adelard, sepertinya Viola mengambil kesempatan dalam kesempitan tetapi tidak kali ini Viola benar bener membutuhkan seseorang.

"Kenapa mama harus pergi Lard," ucap Viola yang kini memeluk Adelard sangat kuat.

"Ini semua udah takdir tuhan, apa lo gak mau ke makam ibu lo?" Tanya Adelard kali ini dengan wajah tak berekspresi nya, dasar Adelard gak tau caranya senyum.

"Viola mau, tapi Viola gak sanggup lihat mama di kuburkan, itu sangat menyakitkan,"  jawab Viola dengan air mata yang bercucuran. Adelard baru sadar kalau Viola masih mengenakan seragam sekolah sementara dirinya tadi mampir kerumah dan menggati pakaianya.

"Lo ganti baju dulu, terus lo terun pemakan mama lo akan segera di mulai," ucap Adelard, Viola hanya mengagguk pasrah.

30 menit berlalu akhirnya Dinda sudah di makamkan dan di bacakan surat Al-Fatiha, Viola terus memluk nisam mamanya, sekarang kuburan ini sudah sepi karna sebagian sudah pulang hanya tersisah Viola,Albara,dan Abas.

"Mama maafin Viola yah yang udah bandel selama ini, walau mama sakit Viola selalu bandelin mama, mama. Vioal sebenarnya gak ikhlas mama pergi tetapi ini sudah takdir, mama harus tenang di sana," ucap Viola memeluk nisam mamanya.

"Mam, Al janji akan jagain Viola dan papa, Mama tenang yah di sana," ucap Albara yang kini mencium Nisam Mamanya dan beralih mencium adiknya.

"Kak Al, harus janji jangan tinggalin Viola, jangan pergi jauh lagi kak, kak Al tetap di sini yah jalani bisnis papa, jangan di London terus," ucap Viola, Albara hanya mengagguk.

Albara Aditya Agantara CEO di salah satu perusahaan papanya yang ada di London kini umur Albara menginjak 26 tahun.

"Iya kakak gak bakal kesana lagi," jawab Albara, mereka semua pun pergi dari tempat ini.

Hal yang palin menyakitkan bagi Viola adalah kehilangan seorang ibu untuk selama lamanya, penyebab kematian Dinda adalah leukimia penyakit mematikan itu yang menimpa Dinda.

ADELAVIOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang