Menyayangi dia lebih dari apapun, dia nafas aku,nyawa aku, bila dia gak ada di dunia ini, buat apa juga aku ada di dunia ini.
Albara_
Viola,Bianca dan Aurora tengah asik memakan jajajan, sambil berselojoran di atas lantai dan di alas tikar Pink, kini ruang tengah sudah menjadi kapal pecah, sesekali tertawa ketika ada adegan yang lucu saat menonton Drakor kesukaan mereka bertiga.
"Viola, malam ini Bianca nginep di rumah Viola yah," ucap Bianca, Viola kini memutar bola mata malas.
"Malas ah," jawab Viola.
"Lah kok. Viola gitu sih," ucap Bianca lagi dengan muka iya imut imutkan.
"Iya iya. Kebiasaan deh. Suka nginep di rumah orang, kaya gak punya rumah aja deh lo," sindir Viola membuat Bianca memutar bola mata malas.
"Bdw, katanya lo punya kakak. Diamana dia?" Tanya Aurora, pasalnya ini sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"Paling bentaran juga barus datang," jawab Viola, mereka kini kembali menonton Drakor, Bianca yang haus kini berdiri mencari minuman di dapur dan tiba tiba.
Brukk
"Jalan pake mata. Ini baju saya basah," ucap Albara dingin,Biangka hanya menatap Albara tajam.
"Hee!! Lo yang salah. Malah nyalain Bianca lagi," ucap Bianca dengan tengilnya.
"Jelas jelas kamu yang salah. Jangan salahin saya," ucap Albara dan berlalu pergi ke kamarnya, niat sebelumnya untuk mengambil air minum kini tidak jadi.
"Viola, tadi tau enggak?" Tanya Bianca ngosngosan, sambil duduk di hadapan Viola dan Aurora.
"Enggak," jawab Viola.
"Tadi ada orang aneh du dapur. Kan tadi dia yang nabrak, eh malah dia yang marah marah," ucap Bianca heboh.
"Maksud kamu Saya?" Tanya seseorang membuat ketiga gadis itu menatap Albara,dengan bodohnya Bianca mengagguk.
"Ehh, Enggak, Enggak. Bukan om kok," ucap Bianca, Albara yang dikatain om om kini melotot, tanpah mengubah ekspresi dinginya.
"Om? Saya bukan om kamu," ucap Albara,Bianca kini menggaruk tekuknya yang tidak gatal itu, sedangkan Aurora hanya bisa cengir cengir, bisa bisa Aurora juga ikutan di usir dari rumah ini.
"Yah, emang bukan, kan," ucap Bianca memasang wajah imutnya,agar Albara luluh.
"Aneh," ucap Albara, dan memilih duduk di sofa di temani oleh leptopnya.Viola yang ada di lantai kini berlalih duduk di atas sofa dekat Albara.
"Kak, papa mana?" Tanya Viola.
"Papa gak pulang sayang. papa ada urusan perusahaan di Bandung, jadi papa gak bisa pulang," jawab Albara,kasih sayang Albara kini tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun.
"Kak, Teman Viola mau nginep di sini," ucap Viola, Albara mengangkat alisnya.
"Siapa?" Tanya Albara, Viola menunjuk ke arah Bianca, dan yang di tunjuk hanya menyengir kuda.
"Gak,saya gak mau, dia kan punya rumah sendiri," jawab Albara menatap Biangka dingin
"Eh, Viola, Gue balik dulu yah, kak Aku balik dulu yah," ucap Aurora yang merasa canggung,Viola hanya mengagguk, Albara hanya menatap Aurora datar.
"Kamu kenapa masih di sini?" Tanya Albara, bukan Bianca namaya kalau tidak kehabisan akal, Bianca berjalan ke arah Albara dan duduk du samping Albara.
"Om. Eh, kak. Kak boleh yah Bianca tidur di sini, soalnya orang tua Bianca gak ada di rumah, terus Biangka takut,kalau ada maling gimana? Kalau ada preman gimana? Terus culik Bianca. Lalu Bianca," Ucapan Bianca berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELAVIOL
Romance(MOHON MAAF YAH, AKU PAKE COVER INI GAK IJIN DULU, JADI YANG LIHAT COVERNYA AKU PAKE ATAU YQNG BUAT COVER INI AKU IJIN PAKE YAH,) Satu cerita indah di sebuah SMA Madyarna, Viola Adinda Agantara yang terlahir dari keluarga yang cukup kaya raya, anak...