ADELAVIOL || 10

19 9 0
                                    

Semakin ku kejar, dia semakin menjauh.
Semakin aku menggenggam pasir, semakin iya pergi.

Viola_Adinda.

Jam menunjukkan pukul dua siang,  Adelard, Viola, Albara, dan Bianca kini tengah duduk bersama, di salah satu meja yang ada di Restoran Pelangi, dan ini adalah perintah Bianca.

"Adelard, pliss jangan pernah jauhin Viola," rengek Viola, ingin sekali Adelard mendorong Viola tetapi, Adelard masih menghargai Albara sebagai kakak Viola, bagaimana tidak, Viola selalu memeluk lengan Adelard.

"Lo bisa gak jauh jauh?" Tanya Adelard, Viola menggelang, "Enggak," jawab Viola.

"Viola," tegur Albara, yang tau kalau Adelars merasa sangat risih.

"Kak Albara, harus sering sering ajak Adelard yah, biar Viola bisa selalu dekat sama Adelard," jawab Viola.

"Viola, gue bukan babu lo," ucap Adelar kesal.

"Emang siapa   yang aggap Adelard babu? Viola cuma anggap Adelard sebagia cinta Viola," jawab Viola.

"Hadeh, Viola bucin banget, Adelard galak, Enggak cocok," ucap Bianca.

"Cocok."

"Emang."

Ucap Adelard  dan Viola bersamaan, membuat Biangka jadi linlung.

"Ah bodo amit, Bianca mau makan aja,  kalian urus aja masalah percintaan kalian yang gak jelas itu," ucap Bianca dan memakan Ice Cream yang di belikan oleh Albara.

"Bang, gue pulang dulu, udah di tungguin nyokap," ucap Adelard.

Albara mengagguk, " Hati hati," ucap Albara yang di anggukin oleh Adelard, Adelard kemudia berdiri tetapi dengan segera Viola menahannya.

"Jangan dekat dekat sama cewek lain," ucap Viola,

"Emang lo siapa?" Jawab Adelard dan berlalu pergi.

"Viola," panggil Albara, merasa di panggil sang empu kini melihat kearah Albara.

"Jangan seperti itu sama Adelard, karna Adelard gak suka. Jangan manja, dan ubah  sifat kamu," jelas Albara.

"Enggak, Viola baik kok, dan Viola juga Cantik, suatu saat nanti, Adelard akan menjadi milik Viola, dan Adelard akan mengejar Viola, Adelard harus menjadi milik Viola, hanya Viola, dan siapa pun yang mendekati Adelard maka siap siap orang itu akan sensara," ucap Viola, Albara sempat kaget, tetapi Albara hanya mendukun adeknya, Alabara tidak mau adiknya kecewa, apalagi Viola hanya memiliki kakak dan Papa.

~♥~~♥~~♥~

Saat sampai di rumahnya, Adelard melihat kedatangan Abas, sang papa dari Viola, Adelard berniat untuk pergi menuju kamarnya tetapi di tahan oleh Arga papa Adelard.

"Kenapa Pa?" Tanya Adelard.

"Kamu yah, salam sama pak Bagas," ucap Arga tegas, Adelard hanya menuruti perintah papanya dan menyalimi tangan Abas.

"Duduk"  titah Arga, lagi lagi Adelard hanya bisa menurutinya.

" Nak Adelard,"panggil Abas dengan senyumnya, Adelard kini membalas senyuman Abas.

"Iya om?"

"Nak, saya ingin kamu menjaga Viola," Adelard melototkan matanya tak percaya.

"Saya percaya. kamu bisa jaga putri saya nak, jangan biarkan dia berbuat ulah lagi di sekolah. Karna mamanya udah gak ada. Siapa yang mau keluarin Viola dari ruang BK dan masalahnya," jelas Abas sendu, Adelard juga merasa kasihan melihat Abas, bagaimana pun Abas dan Dinda selalu membantu Adelard.

"Tapi om, apa om percaya sama saya?" tanya Adelard.

"Lard, Abas percaya sama kamu. Makanya kamu harus menjaga amanat itu dengan baik," ucap Alena memgang tangan Putranya.

"Bener kata mama kamu," lanjut Arga.

"Baik lah om, saya ingin menjaga Viola karna Om dan almarhum tante Dinda, dan  saya belum bisa membalas perasaan anak om," jelas Adelard, yah Abas sudah tau kalau Viola sangat cinta mati kepada Adelard.

"Tapi om berharap, jangan pernah sakiti hati Viola," jawab Abas, Adelard hanya mengagguk setuju.

"Yah udah, om, pa, ma, aku ke kamar dulu," pamit Adelard yang di anggukin oleh yang lain.

Sesampainya di kamar, Adelard melempar tas ranselnya di atas kasur, dan membaringkan tubuhnya dengan kasar.

"Sial, gue harus jagain Cewek Gila itu?  Argghh, kenapa si Om bagas harus punya anak kaya Viola," ucap Adelard kesal.

"Harusnya Viola, jadi anak baik, kelem, soleha, enggak abal abal kaya gitu," lanjut Adelard dan berlalu masuk kekamar mandi untuk membersihkan badanya yang sudah lengket itu.

Beberapa menit kemudian, Adelard keluar dengan handuk iya liliti sebatas pinggang, dada bidang dan perut yang berbentuk roti sobek itu iya biarkan terkspor. Adelard di kagetkan oleh kedatangan Alena.

"Mama. Keluar gak," ucap Adelard dingin, Alena terseyum melihat putranya itu.

"Kenapa emang?"  Tanya Elena terseyum jahil.

"Ma, kan Adelard belum pake baju, sana keluar," usir Adelard mendorong mamanya untuk keluar, karna Adelard malu di lihat oleh mamanya.

"Kenapa sih, mama yang besarin kamu, mama yang urus kamu," ucap Alena memutar bola mata malas,  Adelard mencium puncak kepala mamanya.

"Sekarang mama Keluar yah, pliis. Adelard mau pake baju dulu, Adelard udah gede," pintah Adelard.

"iya deh iya, seneng deh liat kamu malu malu gitu, ucap Alena dan keluar dari kamar putranya.

ADELAVIOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang