ADELAVIOL || 08

19 9 0
                                    

"SAKIIIIT," teriak Viola saat bokongnya mendarat di lantai, Adelard hanya menatap Viola dingin dan mengulurkan tanganya kedepan Viola.

Dengan senang hati Viola menerima tangan Adelard, mungkin hati Adelard sudah luluh oleh Viola tetapi kenyataannya tidak.belum sempat Viola mengucapkan terimah kasih dan mengatakan "Hati lo dan Hati gue gak akan pernah bisa satu."

"Bisa kok, kalau Adelard bisa luangin waktunya buat Viola," jawab Viola menatap Adelard penuh harapan, membuat Aurora kasihan dengan Viola, Viola cantik incaran para cowok cowok dan kenapa juga Viola harus kejar kejar Adelard yang udah jelas nolak Viola berkali kali dan Viola tetap mengejar Adelard.

"Enggak. gue gak akan pernah mau, dekat sama cewek kek lo," jawab Adelard dan berlalu pergi meninggalkan Viola yang masih berdiri seperti patung, Viola kemudia berbalik.

"VIOLA EMANG BELUM BISA DAPETIN ADELARD, TETAPI SUATU SAAT NATI, DAN BERJALANNYA WAKTU ADELARD DAN VIOLA AKAN JADI SATU, ADELAVIOL," teriak Viola membuat Adelard berhenti, kini Viola dan Adelard menjadi tontonan yang ada di Koridor ini.

"ENGGAK, GAK AKAN PERNAH BISA, SAMPAI MATI PUN," jawab Adelard dan melanjutkan langkahnya.

Nyilu, itu yang di rasakan Viola dalam hati, nyilu, sakit, dan kecewa, semua tercampur aduk seperti ada seuatu yang sudah menusuk hati Viola.

Mata Viola kini berlinang, "Viola akan membuat Hati Adelard luluh," ucap Viola dan meninggalkan kedua sahabatnya.

"Kasian banget si Vio," ucap Aurora yang di anggukin oleh Bianca.

"Iya,kenapa coba. Viola harus ada di kedaan kaya gini," ucap Bianca.

"Yah. Karna Viola memilih mengejar satu cowok di bandingkan di kejar beribu ribu cowok," jawab Aurora.

"Viola itu anaknya beruntung, gak.seperti Bianca yang selalu di salahin mama dan ayah, Bianca kadang iri sama Viola, Viola bisa dapat kasih sayang lebih, sedangkan aku, di rendahin di keluarga itu," ucap Biangka curhat.

"Udah -udah, gak usah curahat gitu," ucap Aurora membuat Bianca sedih, Aurora kini melangkah menuju kelas.

"Mungkin Bianca emang anak Sialan, dan anak gak guna, ayah benar," ucap Bianca tak terasa Bianca meneteskan air matanya.

Satu tangan mengulurkan sapu tangan ke depan Bianca, "Jangan nangis," ucap Leon dingin, Bianca menurut aja dan mengambil sapu tangan itu.

"Lo kenapa baik?" Tanya Bianca menatap Leon yang masih memasang wajah datarnya.

"Karna gue gak suka lihat cewek nangis," jawab Leon dan meninggalkan Bianca.

~♥~~♥~~♥~

Albara yang kini sibuk menyiapkan berkas berkas sendiri, seseorang masuk kedalam ruangannya tampa Izin, dan Albara juga sudah memerintah sekertarisnya untuk melarang orang ini masuk kedalam ruanganya.

"saya sudah melarangnya pak tapi__"

"Sudah, tinggalkan saya," jawab Albara, Sista hanya mematuhinya dan keluar dari ruangan atasanya.

"Ada apa kamu kesini?" Tanya Albara dingin.

"Al, kok kamu gitu, ayolah Al. kejadian dua tahun yang lalu lupain, kita mulai dari nol," ucap Kiara yang di kenal mantan Albara.

"Lupain? Apa kamu gak ada rasa malu? Bahkan di hari pernikahan kita kamu membawa selingkuhan kamu, dan membatalkan pernikahan itu," jawab Albara kesal.

"Aku minta maaf Al, aku benar benar menyesal," pinta Kiara mendekati Albara.

"Maju selangkah lagi, saya patahin kaki kamu," ucap Albara membuat Kiara berhenti.

"Kata kata Maaf lo, gak akan saya teriama, menyesal? Lo bukan menyesal, karna mantan suami kamu udah jatuh bangruk dan kamu datang kesini lagi, buat hamburin duit saya," ucap Albara menatap Kiara.

"Al, asal kamu tau, aku benar benar menyesal, aku selingkuh itu semuanya bohong__" ucap Kiara terpotong.

"Udah saya gak mau dengar penjelasan, dan sekarang kamu pergi," ucap Albara.

Kiara tidak menyerah dan berniat untuk mendekati Albara.

"Kamu mau keluar sendiri atau saya harus panggil Sacurity," ucap Albara, Kiara memilih pergi dari ruangan itu.

"Aku gak bisa nerima kamu lagi Ki, karna hati aku benar benar hancur saat kamu membatalkan pernikahan kita, yang tinggal hitungan jam kita sudah sah menjadi sepasang suami istri. Dengan mudahnya kamu menghancurkan semuanya, dan di saat aku benar benar bangkit lagi. kamu kembali datang. maaf aku udah mencuntai gadis yang lebih baik dari kamu," ucap Albara dengan dirinya sendiri, mengingat kelakuan gadis itu membuat Albara terseyum dan bahagia.

~♥~~♥~~♥~

"Delard."

"Delard."

"Delard."

"Hanzel."

"ADELARDD."

"Leon."

"Leon."

Semua cewek berteriak memanggil nama Adelard,Leon, dan Hanzel yang kini bertempur di lapangan basket melawan SMA Wiraya.

Banyak juga siswa siswi SMA Wiraya datang ke SMA Madyarna, untuk menyemangati tim basket sekolahnya.

Point demin point yang di dapatkan oleh Tim Madyarna dan yaps.

"Yaaaaaaa," Teriak Siswa siswi Madyarna loncak kegirangan saat tim sekolah mereka yang menang, yah walau SMA Wiraya  tau kalau mereka akan kalah tetapi mereka tetap saja bermain basket untuk menjalin persudaraan antara SMA Madyarna dan SMA Wirayah.

Viola berlari untuk menyusul Adelard, kejadian tadi sudah Viola lupakan, dan untuk sekarang Viola harus memberikan air dingin untuk Adelard, tetapi Viola kalah cepat dengan Shalena yang memberikan Adelard air.

"Sungguh keterlaluan," ucap Viola dan berlari menyenggol tangan Adelard hingga air itu jatuh dan tumpah, Shalena kini menahan amaranya.

"Lo," bentak Shalena, Viola bodo amat dan melihat ke arah Adelard.

"Maafin Viola, nih gantinya," ucap Viola terseyum lembut.

"Gak perlu," jawab Adelard dan berlalu pergi

ADELAVIOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang