Hari kedua perlaksaan HUT SMA Nusantara. Ada pertandingan Futsal untuk putra dan Bulutangkis putri. Hari ini giliranku menunjukan kemampuanku Bulutangkis. Hari ini Axel juga turut bertanding futsal mewakili kelas IPA 1.
"Yan, gimana persiapannya?" Tanya Praba sambil memberikanku sebotol Pocari Sweat. "Jangan lupa berdoa ya."
Aku tak menjawab pertanyaan Praba dan hanya mengangguk-angguk kecil. Aku tak paham, jantungku kembali berdetak kencang. Entah karena khawatir dalam pertandingan nanti, atau karena perhatian dari Praba.
..
Meskipun Aku sudah berusaha dengan keras ternyata Aku tidak sehebat yang Aku bayangkan. Aku hanya mampu bertahan sampai babak semi final, dan kalah pada perebutan juara ketiga.
Praba kembali datang menghampiriku. "Udah ga papa kali Yan, kamu udah hebat kok, Yaa.. meskipun masih kalah hebat dari Aku haha.." Canda nya yang entah kenapa membuat ku lebih tenang.
Karena lelah setelah bertanding Aku menyempatkan diri mampir ke Kantin Mbok Jum. "Praba, ke kantik yuk, mau makan deh kayaknya, laper banget."
Dikantin ada Axel dan teman-teman satu tim futsalnya. Aku teringat kejadian kemarin di GOR. Bagaiamanpun Aku merasa ada yang aneh dengannya akhir-akhir ini. Aku butuh waktu yang tepat untuk membahas masalah ini dengan Axel.
"Ini nih, dah lupa sama temen sendiri. Karena asik pacarana jadi lupa kalau temennya abis tanding juga." Axel menyindir dengan nada yang sama sekali tidak ramah.
Aku berusaha menghindari perdebatan sambil menoleh kekanan dan kiri. "Ngomong sama siapa nih?" Usahaku untuk membuat suasananya tidak canggung.
Aku memesan semangkuk soto dan esteh, Praba juga memesan hal yang sama. Aku tidak mengatakan apa-apa selama di kantin, Praba pun sama, Axel terus berpura-pura sibuk ngobrol dengan teman-temannya.
Nampak dari arah belakang Axel, Adelia, cewe yang katanya sedang dekat dengan Axel datang menghampirinya. Dia merangkul pundaknya seraya memberikan sebotol minuman dingin padanya. Axel rupanya berusaha terlihat ramah pada Adel, adik kelas yang manis nan cantik ini.
"Cie yang baru jadian... Makan-makan lah, syukuran gitu. Sekalian merayakan kemenangan kelas kita dong Xel." Kata Bagus, teman sekelas Axel.
Mendengar kata-kata itu, aku tersedak kuah soto yang pedas ini. Praba dengan sigap memberikanku secangkir es teh nya padaku. Ternyata aku sudah menghabiskan secangkir es the milikku tanpa Aku sadari. Kenapa hawa disini jadi makin panas. Aku tidak bisa lagi menghabiskan sotoku. "Praba, Ayo ke kelas."
Aku berjalan meninggalkan kantin. Ada perasaan aneh yang menjalari setiap langkahku menuju ke kelas. Aku masih membisu dengan Praba di sampingku yang juga tak bertanya apa-apa seolah Dia tahu apa yang terjadi pada diriku.
"Praba, Aku kayaknya capek banget deh, Aku balik ke Asrama aja ya. Kamu juga balik, jangan lupa istirahat ya." Kataku sambil lalu. Aku meninggalkan Prana di belakangku yang masih memperhatikanku di tempat aku meninggalkannya.
Pasti Aku kelelahan, makannya Aku merasakan hal seperti ini dalam diriku. Aku harus segera istirahat sebelum semua meledak-ledak. Widya nampaknya belum pulang. Pasti dia sedang merayakan kemenangan kelasnya. Kelas IPA 1 memang kelas paling unggul dalam segala bidang, baik Akademik maupun Non-Akademik, Widya sendiri adalah juara 1 OSN Fisika tingkat Nasional.
"Dian.. Dian..Bangun. Ada Axel di depan Asrama." Widya tiba-tiba membangunkanku. Sudah pukul 4 sore, ada apa Axel menemuiku. Apa ada masalah dengan acara hari ini.
"Eh Axel.. ada yang.." Belum Aku selesaikan kalimatku, Dia segera menyeretku menjauh dari Asrama. Kami duduk di bawah pohon mangga diluar gerbang Asrama cukup jauh dari Gedung Asrama tempat ku tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Bunga di Ladang Kaktus
RomanceNamaku Dian, seorang siswi di salah satu SMA Swasta bergengsi. Sejak duduk di bangku SMP Aku bersahabat dengan seorang teman laki-laki bernama Axel. Kami menjalin persahabatan dalam jangka waktu yang lama. Kami selalu bersama dalam berbagai hal, sal...