XV. Ketemuan

9.7K 682 20
                                    

  Bharata duduk dengan wajah kesal di pinggir ranjang milik nya. Dengan wajah agak memar dan bibir yang masih sedikit mengeluarkan darah, ia mengetuk-ngetuk lantai menggunakan tumit nya. Gara-gara Zul kemarin, ia kena hukuman dari pengasuh.

  "Itu hak aku dong mau suka sama siapa aja," gerutu Bharata. Meskipun pagi ini Bharata merasa malas keluar dari kamar, tapi ini adalah jadwal pesiar para taruna sebelum pekan esok para taruna tingkat empat akan berangkat Latsitarda.

  Ia mengambil handuk dan segera pergi menuju kamar mandi tanpa Bharata ketahui, ponsel nya berbunyi. Seseorang mengirim pesan kepada nya.

  Selesai mandi, Bharata segera berpakaian pesiar. Tak lupa ia menempelkan sedikit plester untuk menutupi luka di bibir nya. Saat akan menyalakan flash kamera nya, Bharata terkejut dengan jendela notifikasi dari seseorang yang ia beri nama 'Mbak rese'.

  "Cewek ini? Ada apa dia chat?" Bharata duduk kembali sambil menatap layar ponsel nya dengan seksama.

  Mbak rese :

   "Assalamualaikum mas. Ini aku, yang tukeran nomor sama kamu. Inget gak?

   "Hehe, ternyata dia ngajak ngobrol ya? Boleh kok," ucap Bharata sembari tersenyum. Sepatu pun tak ia peduli kan, ia lebih peduli dengan obrolan yang tengah berlangsung.

   Mbak rese :

  "Oh kamu ya? Ya ya, saya inget. Ngomong-ngomong ada apa ya?"

  "Ah enggak ada apa-apa sih..."

  "Mau gak kita sambung ngobrol nya ketemuan aja?"

"Boleh aja. Nanti aku kasih alamat nya."

  "Siap siap. Kalo gitu saya apel dulu."

  Dengan semangat 45 yang membara dalam hati nya, Bharata dengan kecepatan kilat memakai sepatu milik nya dan segera menyusul rekan yang lain untuk mengikuti apel.


~~~

  "Kalo gak salah ini kan kafe nya?" Monolog Bharata sembari melihat ponsel nya yang menunjuk kan lokasi ketemuan dirinya dengan Andini.

  Bharata pun berjalan masuk sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Andini yang dimana Andini sendiri belum datang. Bukan karena gugup, tapi Andini terlalu pulas tidur sehingga ia lupa ada janji.

  "Kok gak ada? Apa belum datang ya?"

  Tak banyak bicara, Bharata segera duduk menunggu Andini datang. Jangan lupakan ponsel yang sedang ia putar-putar karena gugup dan lama menunggu.

  Hampir setengah jam Bharata menunggu Andini. Bahkan ia sudah menghabiskan dua dessert yang ia pesan sambil menunggu Andini. Kalau lima menit dari sekarang Andini belum kunjung datang, ia akan pergi. 

  "Apa mungkin sih dia gak jadi datang? Ah kecewa sih kalo sampe gak dat—"

   "Nunggu lama ya, pak Pol?" Tanya seorang wanita diiringi dengan tawa kecil menyapa.

  "Ahaha, enggak kok." Andini hanya tersenyum lalu duduk berhadapan dengan Bharata yang nampak gugup dan pipi nya memerah ketika melihat Andini tersenyum dengan manis nya. 

  "Jadi kita mau ngobrol apa nih pak?" Ujar Andini. 

  "Kamu masih aja manggil saya bapak! Memang saya bapak kamu apa?" Tanya Bharata agak geram dengan panggilan 'bapak' yang Andini lontarkan untuk nya. 

Kecantol Mas Akpol  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang