VIII. Curahan hati Bharata

13.5K 887 12
                                    

  Malam hari di bumi Bhayangkara, Akpol nampak seperti biasa. Barisan para taruna dan taruni yang tengah apel malam memenuhi lapangan apel, beberapa pengasuh juga menemani apel malam ini.

  Selepas nya apel malam, para taruna bergegas ke kamar masing-masing untuk tidur. Tentu bukan langsung tidur semata, mereka harus menyiapkan pakaian untuk esok hari, membraso brivet-brivet dan menyemir sepatu agar nampak bersih.

  "Eh, Ta!" panggil seseorang. Bharata menghentikan langkah kaki nya dan segera ia menoleh ke belakang.

  "Ngapain lu manggil-manggil?" tanya Bharata. Intonasi yang agak di tekankan itu hanya khusus untuk Zulfikar, kakak dari kekasih nya yaitu Amira.

  "Si Amira udah ngasih kabar ke elu gak kalo dia sebentar lagi mau di wisuda?" tanya Zulfikar. Bharata sedikit menarik napas, karena ia sudah jarang menghubungi Amira. Rasanya malas sekali dan malah Bharata lebih tertarik mengulik informasi tentang Andini.

  "Ee—eumm, yah gue di kasih tau."

  "Bagus lah. Katanya dia mau lu datang ke acara graduation nya, tapi ya sebagai taruna apalagi tingkat akhir gini kita juga sibuk jadi ya gapapa lah," tutur Zulfikar.

  "Nanti aku telepon lagi Amira. Gue cabut dulu ya," pamit Bharata. Zulfikar mengangguk lalu pergi berlawanan arah dari Bharata.

 
  ~~~

  Sampai di kamar nya Bharata langsung ganti pakaian, lalu menyiapkan pakaian untuk esok hari tak lupa ia setrika setelah itu membraso yang memakan waktu lima belas menit dan tahapan akhir yaitu menyemir sepatu yang butuh waktu sepuluh menit.

  "Ey, kau masih belum selesai nyemir nya? Mau sampai glowing sepatu mu?" tanya teman sekamar nya.

  "Cewek aja bisa glowing, yakali sepatu enggak. Ya gak?" jawab Bharata. Teman nya hanya menggelengkan kepala lalu membereskan sepatu nya karena sudah selesai menyemir.

  "Aku tidur duluan ya. Mata ku udah berat," pamit nya. Bharata cuma mengangguk tanpa melihat kearah lain selain kearah sepatu nya.

  Saat Bharata tengah menyemir sambil melamun, tiba-tiba sebuah ide terbesit di pikiran nya. Segera ia membereskan sepatu dan alat-alat semir. Bharata langsung berlari kearah ruang belajar untuk menulis sesuatu, karena belum larut malam, jadi ruang belajar belum dikunci oleh pengasuh dan taruna masih bisa belajar di sana.

  Bharata langsung duduk di tempat belajar nya yang memang sudah ditempeli nama nya agar tidak terjadi keributan antar taruna lain hanya karena berebut tempat belajar.

  Bharata menulis sebuah entah itu puisi atau curahan hatinya. Yang pasti Bharata sedang menulis sesuatu diatas secarik kertas.

  "Hai, gadis berambut pendek sebahu yang ikal gantung. Apakah aku bisa mengenal mu? Cukup mengetahui nama mu saja sudah membuat ku bahagia. Entah kapan kita bisa bertemu, tapi aku ingin bisa bertemu dengan mu hanya berdua. Hanya kita berdua, hanya bola mata mu yang indah yang menatap mata ku. Pertemuan kita layak nya pelangi yang indah tetapi hanya berlangsung singkat. Ingin sekali aku mengenal mu lebih dalam, mengenal bagaimana kebiasaan mu. Tapi harapan ku tidak muluk-muluk! Bisakah kita bertemu sekali saja? Tetapi hanya berdua, agar aku bisa mengenal mu. Aku berdoa kepada Tuhan agar lain waktu aku bisa mengajak mu berkendara bersama ku dan merasakan bagaimana aku membawa kuda besi ku melewati kemampuan seorang pembalap motor di sirkuit. Belum mengenalmu saja sudah membuat ku candu, apalagi kalau kita sudah saling mengenal? Apa aku akan dibuat mabuk kepayang oleh mu?

  Bumi Bhayangkara, Semarang."

 
  Bharata melipat kertas itu lalu segera ia meninggalkan ruang belajar taruna. Langsung saja Bharata membaringkan tubuh nya dengan semangat sambil membaca ulang curahan hati nya yang ia tulis diatas kertas.

  "Oyasumi..."

*Selamat tidur.

  To be continue...

Haloo!! Huaa baru muncul nih🙋‍♀️ kangen gakk? Oh iya, part nanti pasti ada kejadian bikin kalian ketawa geli. Pokok nya stay tune terus sama mas Bharata dan mbak Andini yaa, see youuu

Kecantol Mas Akpol  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang