Pandangan pertama mengubah segala nya.
Benar kah?
"Suh," panggil seorang taruna kepada Bharata yang tengah melipat pakaian dinas lapangan nya. Hari yang melelahkan di tengah jalan tadi membuat Bharata dengan asal melipat pakaian nya.
"Apa?" tanya Bharata.
"Kau kenapa? Kayak loyo gitu tapi mata mu berbinar-binar. Jangan bilang..."
Bharata mendelik tajam kearah teman sekamar nya. Bharata memang mengakui kalau dirinya sangat lelah, tapi entah bagaimana lubuk hati nya merasa sangat senang akan pertemuan nya dengan Andini.
"Kata siapa mataku berbinar-binar? Salah lihat kali," elak Bharata. Yuda, teman satu kamar Bharata hanya menggelengkan kepala nya lalu duduk di sebelah Bharata yang tengah menyemir sepatu nya.
"Kau jatuh cinta! Ayo ngaku," ucap Yuda.
Bharata memalingkan wajah nya. Entah mengapa pikiran nya terus dipenuhi bayang-bayang Andini, si wanita cerewet yang kena tilang tadi siang oleh nya.
"Ah sudahlah! Lagian aku pacar adek nya si Zul, ngapain aku jatuh cinta sama perempuan lain," tandas Bharata.
"Tapi ini kan cuma pacaran. Toh orang yang udah bersuami atau beristri juga banyak yang jatuh cinta sama orang lain," sambung Yuda sambil pergi dari kamar nya. Bharata berbalik badan menatap punggung Yuda lalu ia menghadap cermin.
"Ada benar nya. Tapi masa aku harus ninggalin Amira gara-gara cewek cerewet itu? Kan gak enak sama Zul."
~~~Rangga malam ini tengah melaksanakan apel, kebetulan juga malam ini ia harus piket bersama beberapa rekan tentara yang lain.
"Eh, Rang!" panggil seorang prajurit lain. Rangga menoleh lalu berjalan mendekati teman nya.
"Apa?" tanya Rangga. Sementara teman yang memanggil nya hanya tertawa lebar memandang raut wajah Rangga yang nampak kesal akhir-akhir ini.
"Apaan sih, Ka! Kayak orang gak punya kerja aja manggil-manggil mulu!" seru Rangga.
"Kenapa sih lu marah-marah mulu? Lagi datang bulan?" ejek Raka lagi-lagi membuat Rangga kesal dan pergi meninggalkan Raka.
"Kok pergi, Rangga! Oy tunggu!"
Akhirnya Raka berhasil mengejar Rangga yang berjalan mendahului nya. Rangga memang selalu nampak kesal akhir-akhir ini dikarenakan Andini yang akan dijodohkan dengan nya makin sulit untuk di dekati.
"Sini cerita dulu. Kenapa pak letnan Rangga sensi begini," ajak Raka. Dan kedua perwira tampan itu pun duduk bersama-sama di sebuah kursi panjang.
Rangga menghela napas panjang sebelum dirinya bercerita tentang Andini. Padahal ia sudah mencintai Andini dan menerima Andini di hatinya, tapi entah bagaimana Andini bisa menolak secara tidak langsung perjodohan ini.
"Masalah Andini," ungkap Rangga.
"Andini? Siapa?" tanya Raka. Raka memang tak mengenali siapa perempuan yang bernama Andini karena Rangga sendiri tak memberi tahu siapa nama calon istri nya.
"Calon istri ku itu," jawab Rangga.
"Oalah. Iya-iya. Kenapa memang?"
"Gak tau deh, dia kayak gak terima sama perjodohan ini. Memang sih dari dulu juga dia gak terima tapi dulu dia gak berani lakuin hal-hal yang secara gak langsung nolak! Tapi sekarang? Dia berani," tutur Rangga dengan emosi yang naik turun. Raka hanya tersenyum tipis lalu menggelengkan kepala nya.
"Mungkin dia dapat backing-an dari orang lain. Misalkan kakak nya atau siapa gitu," ucap Raka menduga-duga.
"Kakak nya memang agak nolak, tapi gak bisa berkutik kalo udah orang tua nya ngomong. Gak deh! Gak mungkin kakak-kakak nya!" seru Rangga.
"Bisa jadi pacar nya!" usul Raka semangat.
"Aku tau sendiri lah, Ka! Kalo Andini itu gak pernah pacaran sama sekali. Bahkan sampe saat ini pun dia masih jomblo gitu, ya mana mungkin di backing sama pacar nya," jawab Rangga.
"Tapi dia juga bar-bar sih. Gak takut sama siapapun baik itu kakak nya atau macam tentara kaya aku gini," sambung Rangga.
"Ya berarti teori backing itu kagak ada Slamet!! Kalo cewek nya bar-bar ya siap-siap aja masuk ke jalur rancangan nya," ujar Raka.
Rangga hanya bisa mengusap wajah nya berkali-kali. Bingung dengan cara nya untuk mendapatkan Andini. Segala teori telah ia duga-duga, tapi tidak ada yang masuk akal bahkan tidak dilakukan oleh Andini.
"Lagian pada kecantol mbak Andini. Secantik apa sih dia?" tanya Raka.
"Kalau aku kasih liat foto nya, nanti kamu ikutan kecantol dan saingan ku makin banyak!" ketus Rangga sambil pergi meninggalkan Raka. Raka hanya menggelengkan kepala nya melihat rekan nya yang tengah sensi itu.
To be continue...
Haloo!! Mumpung author lagi gak ada kerjaan jadi update lagi😂 seneng gak? Terima kasih sudah membaca dan see youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecantol Mas Akpol [END]
Ficción General"Jawab mulu! Mana SIM?" "SIM?" "Surat Izin Menikahi mu." ••Sesuatu yang namanya rudal bakal bertamu dirumah anda kalau COPY PASTE cerita ini, thx••