XXV. S.Tr.K

7.8K 567 16
                                    

   Angin berhembus kencang di setiap sudut bangunan-bangunan kokoh bumi Bhayangkara Akademi Kepolisian. Sama hal nya seperti do'a yang tengah dipanjatkan oleh setiap taruna yang akan melaksanakan sidang skripsi pagi ini. Para taruna mulai berjalan menuju ruang ujian, sama hal nya yang sedang Bharata lakukan sekarang.

  Perasaan tak menentu dan do'a terus mengalir tetapi Bharata tetap akan profesional menghadapi sidang ini. Kadang gugup menyelimuti hati nya, bagaimana jika suatu waktu dia tidak lulus sidang? 

  "Bismillah bisa," batin Bharata sambil memasuki ruang uji. 

~~~

   Menit-menit berlalu, kini mulai terdengar riuh tepuk tangan dari dalam ruangan tempat Bharata melakukan sidang. Bharata pun keluar dari ruangan dengan senyuman penuh kebahagiaan di wajah nya. Ya, hari ini Bharata resmi menyandang gelar Sarjana Terapan Kepolisian. 

  Bharata berjalan menuruni anak tangga untuk bertemu dengan rekan-rekan yang lain dengan penuh kebahagiaan. Tentu kebahagiaan ini belum ia salurkan kepada pujaan hati nya yaitu Andini. 

  "Wih mas Bhat kita udah selesai rupanya ya," sapa teman Bharata yang tengah berfoto. Bharata tertawa lalu ikut berfoto bersama teman-teman nya.

  "Segera melamar dong kalo udah resmi sarjana mah," celetuk Farhan kepada Bharata.

  "Eh eh eh. Belum lah. Masih panjang jalan ku ini," jawab Bharata.

  "Yasudah. Kau diam disana, ku foto dirimu itu terus ku kirim ke pacar mu."

   "Eh jangan! Aku kan belum bergaya, sabar dulu. Bharata harus keliatan gagah dan ganteng tau!" Canda Bharata. 

   Beberapa foto telah diambil oleh Bharata, kini tinggal ia kirim kepada Andini namun ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Bagaimana jika Andini merasa kesal karena akhir-akhir ini Bharata jarang menghubungi Andini.

   "Gimana kalo Andini kesel sama aku?" Gumam Bharata kepada dirinya sendiri. Bharata pun menatap langit luas nan cerah itu sambil berharap apa yang akan ia lakukan semoga berhasil.


    Manisee ♡

  Andini? Sibuk enggak?

  
  Bharata segera menutup ponsel nya dan menaruh nya tepat di dada sambil menghela napas panjang. Ia sudah mengirimi Andini pesan singkat namun sampai saat ini Andini belum menjawab pesan nya.

  Saat Bharata sedang melamun tiba-tiba ponsel nya bergetar dan bukan seperti yang Bharata ingin kan, malah yang menelepon nya adalah Amira.

   "Amira? Ngapain sih!" Gerutu Bharata. Bharata segera menolak panggilan Amira dan segera pergi ke suatu tempat di lingkungan akademi untuk menenangkan diri sejenak.

   ~~~

    Sampai di sana, Bharata mencoba menghubungi Andini namun tak di jawab oleh Andini. Entah sedang kemana Andini hingga tak sadar Bharata berkali-kali menelepon nya. Tak lama ponsel Bharata bergetar dan Bharata sungguh terkejut karena orang yang ia nanti-nanti akhirnya menghubungi nya.

  "An..." 

 Tiba-tiba Bharata berhenti berbicara, tubuh nya langsung diam tak berdaya ketika mendengar suara Andini yang terisak tangis. 

  "Mas Bharata. Maaf mas, hubungan kita mungkin cuma bisa sampai disini, Besok hari pertunangan ku sama Rangga. Aku gak bisa melawan apa yang orang tua aku minta..."

  Bharata tak sanggup menjawab ucapan Andini. Hati nya hancur berkeping-keping mendengar kabar langsung dari mulut Andini sendiri bahwa besok adalah hari pertunangan nya dengan pria lain pilihan kedua orang tua Andini. 

   Harusnya di hari ia resmi menyandang gelar Sarjana Terapan Kepolisian ini, ada ribuan ucapan dari sang kekasih. Tapi di hari penyematan gelar nya Bharata malah mendapatkan nasib yang buruk. 

  "Ga—gapap—a. Saya mengerti..." ucap Bharata lemas. Tidak ada jawaban dari Andini hingga Bharata kebingungan karena tak ada jawaban dari Andini. 

  "Halo? Andini?" Panggil Bharata. Masih tak ada jawaban dari Andini hingga Bharata mulai panik karena mengkhawatirkan Andini. 

  Tiba-tiba Bharata mendengar suara wanita tertawa sangat kencang dari telepon nya. Bharata sungguh bingung, dan tiba-tiba panggilan beralih ke panggilan video. Dan betapa terkejutnya Bharata ketika melihat sebuah dekorasi yang sudah Andini siapkan.

  Di kamar Andini ada sebuah hiasan bertuliskan Offically S.Tr.K mas Batman. Lengkap dengan beberapa foto yang Andini sematkan, ya tak lain foto-foto Bharata yang ia dapatkan dari media sosial dan beberapa foto-foto kebersamaan mereka saat pesiar. 

  "Andini, ka—kamu?" 

  "Iya dong mas Batman! Selamat ya udah sarjana sekarang! Tinggal otw ke Praspa nihh."

  "Ka—katanya..." ujar Bhararta masih bingung.

  "Enggak lah Bhat, Andini cuma sengaja jailin kamu. Besok mau tunangan itu cuma omong kosong Andini!"

  Bharata masih tak mengerti apa yang Rega ucapkan sehingga ia masih kebingungan.

  "Ih mas Bharata sekarang kok agak lemot sih? Bener nih aku belum tunangan ama siapapun!" 

   "Heh! Ngomong seenak jidat aja! Saya paham, tapi masih kaget aja," ucap Bharata nampak kesal. Tapi dibalas gelak tawa oleh Andini dan Rega. 

  "Ketawa kamu!" Gumam Bharata.

  "Tadi sedih, bingung, sekarang kesel. Mau nya apa toh mas?" 

  "Mau nya halalin kamu, dek!" 

   "Ahh mas Bhat bisa aja! Makanya semangat ya, bentar lagi Praspa!!"

   "Makasih manise yang bawel. Kamu tunggu aja saya ya, sesegera mungkin saya temuin orang tua kamu. Bang! Inget ya, Andini udah di hak milik sama saya!" Ucap Bharata sambil memberikan wajah gemas kepada Andini lewat layar ponsel.

  "Yaudah, beresin dulu ya urusan nya. Nanti kita video call lagi."

   "Siap ibu Bhayangkari nya Bharata!" Sahut Bharata penuh semangat.

  "Yaudah. See you mas..."

  "See you too!" 

  Bharata tersenyum lebar hingga ia melompat-lompat karena bahagia Andini nya masih tetap milik nya. Sampai-sampai ponsel nya hampir lepas dari genggaman Bharata, namun Bharata tetap antusias menjalani rangkaian-rangkaian terakhir sebelum pelantikan nanti.

  


  "Sebelum janur kuning melengkung, masih bisa ku tikung."





   To Be Continue


Haloooo!! Uwaaaaahh udah lama enggak update, gomenasai buat kalian semua T_T bukan enggak mau update, tapi tugas menumpuk. Buat program ini itu dan pts ini itu. Dan malam ini nyeempetin banget selesain draf yang kemarin enggak sempet diberesin. Maaf ya semua nya, semoga kalian bisa memaklumi. Terima kasihh 






Kecantol Mas Akpol  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang