XX. Cuma teman

7.5K 529 14
                                    

   Satu pekan sudah para taruna dan praja melaksanakan Latsitardanus di provinsi Kaltara. Dan satlat Elang kini akan melakukan pembersihan mushola setempat serta memperbaiki drainase, tapi sebelum itu semua taruna dan praja akan menggelar apel pagi terlebih dahulu bersama komandan satlat. 

  "Selamat pagi semua. Hari ini kita semua akan melaksanakan dua kegiatan yang pertama adalah perbaikan mushola yang tepat ada di sebelah sana dan yang kedua adalah pembuatan ulang drainase saluran air yang sangat diperlukan warga sekitar untuk mengairi perkebunan," papar komandan pada para taruna dan praja.

  "Yang akan kita lakukan pagi ini adalah melakukan perbaikan kepada mushola dan jika hari ini belum selesai, kita bisa melakukan perbaikan drainase esok hari. Paham?" Tanya komandan.

  "Siap mengerti!" Jawab para taruna dan praja.

  "Baiklah. Apel selesai dan silahkan bawa masing-masing peralatan, kita berangkat sekarang."

   "Siap!"

  Semua anggota satlat Elang segera mengambil alat tempur masing-masing dan berangkat menuju mushola di dampingi oleh komandan. Bharata sendiri membawa sebuah gerobak yang berisi matril, paku-paku, alat ukur dan segala macam alat untuk memperbaiki bangunan.

  Sampai di mushola, semua taruna dan praja langsung sibuk dengan tugas masing-masing. Ada yang mengukur panjang balok kayu, ada yang sedang menggergaji balok-balok kayu yang sudah di ukur, ada yang sedang menurunkan genteng dari atas dan masih banyak lagi. 

   Tentu warga merasa terbantu dengan diadakan nya Latsitardanus. Pekerjaan yang menguras tenaga itu tak terlalu dirasakan oleh para taruna ataupun para praja karena tawa riang dan gotong royong dari warga sekitar pun ikut mencairkan suasana. Bahkan ada yang ditugaskan untuk memotret kebersamaan anggota Latsitarda dengan para warga yang akan menjadi kenangan indah.

   Waktu telah berlalu, matahari kini berada di ufuk barat yang menandakan hari sudah mulai gelap. Perbaikan pun berhenti dan akan dilanjutkan besok. Bharata serta yang lain membereskan peralatan untuk dibawa kembali ke pos agar tidak hilang sementara yang lain akan membersihkan diri masing-masing.

  ~~~

   Malam pun tiba. Para taruna dan praja makan malam bersama warga sekitar, untuk makanan warga sekitar yang membuat dengan didirikan nya dapur umum dalam mendukung kegiatan Latsitarda. Tak jarang juga para taruna atau praja ikut membantu para ibu-ibu memasak.

  Selesai makan malam, Bharata izin sebentar untuk menyegarkan diri dari penat nya kegiatan dari pagi hingga sore. Udara yang cukup dingin membuat Bharata sering menggosok hidung nya karena dingin hingga membuat nya lebih sering bersin. 

   Bharata duduk di sebuah bangku panjang yang terbuat dari bambu. Sambil meregangkan kaki nya yang terasa pegal, Bharata menatap langit malam yang bertabur bintang indah. Ia memikirkan Andini untuk sejenak, tapi tiba-tiba rasa sedih menggerogoti hati Bharata. Rasa sedih itu tak lain adalah tentang kejadian tempo hari yang lalu. Dimana Bharata menelepon Andini.

  Andini hanya menganggap Bharata cuma teman. 

  Cuma teman.

  Siapa yang tidak sedih ketika menganggap seseorang yang sudah dekat bahkan sudah menghabiskan suka dan duka bersama-sama tapi dikemudian hari ia berkata hanya sebatas teman? Apa yang harus disangkal? 

  Bisa jadi ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, pihak sana memang tak memiliki rasa apapun dan memang nyaman sebatas teman atau kemungkinan kedua, pihak sana memiliki rasa tapi terus ditarik ulur, menunggu terlalu lama tanpa kepastian apapun dan akhirnya? Menunggu berubah menjadi kata 'kita hanya sebatas teman'. Kini siapa yang salah? Siapa yang harus di salahkan?

  Pikiran itu mengacaukan suasana hati Bharata seketika. Apakah pertemanan antara pria dan wanita tidak bisa dicampuri dengan rasa ingin memiliki? Kenapa jika wanita berteman dengan pria pasti salah satu pihak menyimpan rasa tapi berakhir kecewa?

   "Huh, cuma temen. Padahal kan...." Bharata tak melanjutkan perkataan nya dan menghela napas panjang. Bagaimana tak kecewa dan sedih, Andini adalah perempuan pertama yang bisa klop dengan Bharata. Meskipun Almira sudah menemani Bharata bertahun-tahun, tapi Bharata sama sekali tidak merasa klop dengan nya.

  Lagi-lagi yang Bharata bisa perbuat hanyalah menarik napas panjang lalu menghembus kan nya dengan berat. Ia tak berani menghubungi Andini setelah Andini mengatakan rela tak melawan Almira karena sadar posisi kalau dirinya hanya teman bagi Bharata.

  Padahal Bharata tak ingin disebut teman dan ia pun tak menganggap Andini sebagai teman. Memang untuk saat ini Bharata belum siap mengungkapkan isi hati nya yang sebenarnya, tapi bukan berarti ia tak memiliki rasa kepada Andini.

  "Kenapa toh Le?" Bharata langsung terperanjat kaget dengan rekan nya yang tiba-tiba menyapa nya.

  "Ah—aha kamu toh," ucap Bharata sambil malu-malu.

  "Kamu kenapa, Bhat? Ada yang dipikirkan ya?" Tanya Raka, teman sekamar Bharata di Akademi sekaligus sobat karib Bharata.

  "Aku kan sobat karib mu, Bhat. Sudah banyak cerita yang kamu ceritakan sama aku, kenapa yang ini malu-malu gitu?" Tambah Raka dengan logat Jawa nya yang kental.

  "Mizone Le," gumam Bharata singkat. Raka hanya menggelengkan kepala, ia sudah tahu maksud Bharata. Sesuatu yang berhubungan dengan teman dan kenyaman pasti sedang menganggu hati Bharata.

   "Cuma dianggap temen ya?" Tanya Raka sambil tersenyum tipis. Bharata menatap Raka sebentar lalu ia tertunduk.

   "Aku ndak mau lah disebut atau dianggap temen gitu. Padahal kan aku udah cerita banyak tentang masa lalu aku begitu juga dengan dia. Stress aku Le," terang Bharata.

  "Lho kenapa gak mau? Memang kamu siapa nya dia sampe gak mau di anggap temen," ujar Raka. Bharata Mendelik tajam kearah Raka karena ucapan nya.

  "Apa? Kamu marah kan? Sama kayak cewek mu itu. Kalo kamu posesif tapi gak ada ikatan sama sekali ya itu juga bikin dia marah tau gak? Meskipun cuma itu cara mu buat nunjukin kalo kamu gak mau kehilangan dia tapi gak gitu juga, Le. Kamu posesif ke dia tapi kamu sendiri gak ngasih kepastian, apa itu namanya?" Papar Raka panjang lebar. Bharata lagi-lagi menunduk karena apa yang Raka katakan memang benar.

   "Bener, Le. Tapi kalau posesif aku gak bisa dibilang begitu juga karena aku gini-gini ngasih dia ruang untuk dirinya sendiri. Tapi ya mau gimana? Aku gak bisa nyangkal omongan kamu," ucap Bharata.

  "Ya tapi aku cuma bisa kasih saran, lebih baik kamu segera nyatain perasaan mu itu. Kalau memang cinta mu ditolak ya itu murni karena ingin temenan aja tapi kalau cinta mu diterima pasti ada alasan nya dia bilang sebelumnya kalau kamu cuma temen," tandas Raka.

  Bharata mengangguk dan akan segera menyiapkan diri sesegera mungkin untuk mengungkapkan perasaan nya kepada Andini.

   "Niat ku sudah jelas. Akan ku katakan dan terserah apa jawaban mu nanti."

   To Be Continue

Eehehe holllaaa! Pernah gak sih kalian berada di zona mizone eh friendzone? Atau pernah gak sih punya temen lawan jenis yg posesif, gak boleh post foto cowok itu tapi dia sendiri gak ngasih kepastian? Kalo kalian pernah, ceritain ya gimana rasanya di kolom komentar🥰 terima kasih sudah membaca dan see youuu

Kecantol Mas Akpol  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang