10. The Team Planner

18 6 0
                                    

Sebenarnya masih banyak lagi yang harus dipecahkan.

Tapi, kalau mencari seorang diri akan terlalu sulit. Tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada mereka menyelesaikan ini bersama.

Hyunjin POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin POV

"Hyung, kenapa tidak sama-sama mencari saja?" tanyaku sambil melihat lorong koridor yang mulai terang karena, matahari perlahan memunculkan dirinya.

"Kau kira ini kita sendiri-sendiri." jawab Minho hyung sambil membuka satu per satu pintu ruangan di gedung belakang.

Kenapa kakak kelas yang satu ini tidak pernah berkata manis?

Kalau begini, aku tidak heran kalau Changbin akan memukul rahangnya kuat suatu hari nanti.

"Maksudku, kenapa tidak bertujuh mencari jalan keluar bersama? Kenapa hanya kita bertiga di sini?" protesku tanpa sadar, aku mengekor Minho hyung persis di belakangnya. Meninggalkan orang yang daritadi mengekori kami tanpa berniat berbicara. "Tidak adil sekali, kita hanya bertiga dengan siluman tupai ini. Sedangkan, mereka berempat di gedung timur."

"Memangnya aku kenapa?" tanya Jisung yang berlari kecil untuk mengejar kami.

Minho hyung tertawa pelan sebelum mendobrak satu pintu ruangan, "Harusnya tadi aku menukarkanmu dengan Felix, rasanya itu lebih berguna." ucap hyung dengan tangan yang menyatu di depan dada.

Aku melihat mata Minho hyung yang mengode untuk meminta Jisung masuk ke dalam ruangan tersebut. Ruangan kelas 3-2 Natural science, kelas Minho hyung.

Kelas yang tidak bisa dikatakan kelas sebenarnya.

Tidak ada suasana yang mendukung hyung untuk belajar di ruangan pengap tersebut. Dekor kelas yang masih sama dengan terakhir kalinya aku masuk untuk mengajak hyung makan siang di kantin sekolah.

"Ke ... kenapa aku?"

Kulihat Jisung yang bertanya dengan wajah pucat di sampingku.

Ya, memangnya apa yang bisa diharapkan dari anak musik pengecut seperti ini? Tentu saja dia akan mengelak sampai tidak ada yang memaksanya untuk masuk ke dalam sana.

"Hyunjin sudah memeriksa lantai satu, aku juga sudah memeriksa lantai dua, sekarang giliranmu untuk mengecek satu lantai ini. Aku sudah memantumu mengecek 2 kelas di sini, masih ada 3 lagi."

Tapi, Minho hyung tetaplah Lee Minho hyung yang kukenal.

Selalu punya seribu cara untuk menyuruh seseorang.

"Aku tidak bisa." jawab Jisung yang sesuai dugaanku.

"Bagaimana kalau ternyata ada jebakan yang menghabiskan nyawa?" sambungnya sambil melihat ke arah Minho hyung dan aku bergantian.

Death Hunter • HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang