13. Second Day (1/3)

24 7 3
                                    

Mungkin terlalu cepat berasumsi,

Tapi, kalau terlalu lama semuanya akan hancur tak bersisa.

Jadi, seharusnya aku harus bagaimana?

"Oh! Kkamjagiya! Kau mengagetkanku! Apa yang kau lakukan di sana?" racau Jisung yang berlalu dari makhluk tersebut untuk mengambil air minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh! Kkamjagiya! Kau mengagetkanku! Apa yang kau lakukan di sana?" racau Jisung yang berlalu dari makhluk tersebut untuk mengambil air minum. Sungguh hari masih belum cerah, matahari bahkan belum malu-malu menampakkan dirinya, tapi Jisung yang masih dalam keadaan paruh sadar langsung sadar sepenuhnya. "You drive me crazy, Hwang Hyunjin!"

Yang diomelin hanya diam tak berkutik menyandarkan tubuhnya di samping ambang pintu masuk dapur.

Jisung meletakkan kembali gelas kosong bekas air minum dingin lalu mendekat ke arah pemuda tersebut dan jongkok di sampingnya. Jisung memiringkan kepalanya saat melihat keanehan pada Hyunjin. Tatapan tersebut ... terlihat kosong.

Apa gerangan yang membuat pemuda yang biasanya bawel ini menatap kosong?

"Jin," panggil Jisung pelan. Tidak ada balasan dari pemuda tersebut, dengan ragu Jisung melambaikan tangannya di depan wajah Hyunjin sambil terus memanggil pemuda ini.

Kenapa mata pemuda itu tidak bergerak sama sekali?

Jisung ketakutan sekarang.

Dia ingin memanggil yang lain, tetapi tidak ada yang bangun kecuali dia dan Jisung. Ruang kesehatan juga jauh dari kantin, kalau Jisung tidak salah di gedung seberang, akan memakan waktu banyak untuk memanggil mereka. Sedangkan di satu sisi, Jisung jadi ragu kalau Hyunjin di depannya ini bukan Hyunjin yang dia kenal.

Bagaimana kalau pemuda di depannya ini kerasukan sesuatu?

Atau lebih parahnya lagi, di depannya ini bukan Hyunjin. Tapi, ... Jisung tidak salah kalau meragukan orang di depannya ini Jay, kan?

"Jin! Ya! Oh Gosh! Sadar!" teriak Jisung yang telah memutuskan untuk melakukan pilihan terakhir. 

Mengguncang bahu Hyunjin sekuat yang dia bisa.

Jisung langsung menghembuskan napasnya ketika Hyunjin menggerakkan matanya kebingungan.

"Astaga! Hyunjin! Kau benar-benar, sudah, ayo kembali ke kamar." kata Jisung sambil memapah pemuda tersebut untuk ke ruang kesehatan. Dan membaringkannya di bangsal sedangkan dia mendapatkan posisi di sudut dalam ruangan.

Sebelum tidur, Jisung sempat berpikir tujuh hari ini mereka harus keluar dari sekolah ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death Hunter • HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang