Setelah itu, mereka hanya menikmati sarapan buatan Felix sembari bertanya lebih lanjut kepada Jeno. Minho hanya diam seolah membiarkan mereka menggali tentang pemuda baru itu dan menghentikan misi mereka sejenak. Dia juga tidak bisa membiarkan yang lain mengatakan progres mereka kepada Jeno.
Feelingnya mengatakan kalau ucapan Jeno semua itu berlawanan.
Tapi, dia tidak bisa mengacaukan pagi mereka. Minho hanya diam sembari memperhatikan yang lain. Minho rasa dari mereka semua yang sama sepertinya hanya lah Changbin dan Hyunjin.
Hyunjin tidak seperti dirinya, adik kelasnya itu banyak bicara, dari kejadian kecil sampai booming, dari bagaimana semut memiliki keturunan sampai guru Biologi Minho yang terkenal galak. Namun, kali ini dia sedkit berbeda.
Dia masih bicara banyak, tetapi tidak sebanyak itu. Namun, cukup membuat yang lain tidak menaruh rasa penasaran pada Hyunjin selain dia dan Changbin.
Semenjak kedatangan Jeno pula, Jisung lebih sering menempel kepada cowok baru tersebut. Yang lain tidak masalah dengan itu sih, justru mereka merasa lebih bagus seperti ini, malah Minho membatin, kenapa dia tidak datang dari hari pertama saja? Jadi dia bisa leluasa berbicara dengan Hyunjin.
Seperti sekarang yang mereka lakukan.
Hyunjin diseret oleh Minho di jam sebelas, saat mereka semua telah tertidur pulas di ruang kesehatan. Supaya adil, mereka bergantian mengambil posisi antara ranjang dan kasur lipat yang mereka bawa. Jeno juga ikut beristirahat di kamar tersebut.
"Ada apa, Hyung?" tanya Hyunjin yang terus mengikuti Minho sampai ke gedung utama dan duduk di ruang kepala sekolah tanpa suara dari sosok yang lebih tua. Minho duduk di kursi kebanggaan, memutar kursi tersebut sebelum kembali melihat Hyunjin.
"Katakan."
"What?" balas Hyunjin dengan tatapan bingung. Apa yang perlu dia katakan sekarang? Mengomel seperti seorang ibu yang memergoki anaknya belum tidur selarut ini? Don't make a joke, yang ada dia yang menjadi anak malang itu di depan kakak laki-lakinya ini.
Minho menghembuskan napas sekaligus membuang emosi sesaatnya, dia dibuat gemas oleh pemuda jangkung satu ini, "Hyung tahu kau daritadi menyembunyikan sesuatu. Katakan." katanya dan tersenyum miring saat melihat reaksi Hyunjin yang sesuai dugaan.
Hyunjin tersentak, bagaimana dia bisa tahu?
"Tidak perlu terkejut. Hyung mengenalmu luar dalam. Hyung sudah pernah bilang, kan? Kalau kau itu tanggung jawab Hyung sekarang, aku tidak mungkin membiarkanmu sendirian dalam kondisi apapun."
Hyunjin mengerucutkan bibirnya, "Memang tidak ada yang bisa kusembunyikan darimu, Ino Hyung." rajuknya sambil mengambil tempat di seberang Minho. Ruang kepala sekolah yang hanya disinari oleh cahaya sang rembulan tidak menyusutkan rasa penasaran Minho.
"Jangan merengek. Kau tidak cocok."
Hyunjin berdecak, pemuda tua ini tidak bisa diajak bermain, hidupnya kaku seperti kanebo kering.
"Jadi, begini, Hyung, kemarin, aku tidak tahu jam berapa, jam satu? Dua? Aku tidak tahu pastinya. Aku terbangun karena mendengar derit pintu terbuka. Padahal tempatku paling jauh dari pintu."
"Aku juga mendengarnya. Tepatnya jam dua pagi, aku sempat terbangun dan melihat jam sebentar. Aku sudah kepalang mengantuk, jadi, aku kembali tidur." potong Minho. Dia kemarin juga posisinya di dekat pintu. Entah apa tujuannya memilih tempat di sana.
Hyunjin sempat melongo kemudian kembali bersuara, "Okay. Skip. Aku beneran terjaga, ternyata yang buka pintu itu si Seungmin. Aku terus ngikutin, dan dia berdiri di gedung kanan koridor laboratorium."
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Hunter • Hyunjin
Teen FictionSelamat datang ke Permainan Death Hunters. Misi penyelamatan diri dimulai sekarang dan akan berakhir 7 hari kemudian. Cari cara untuk keluar dari area ini atau mati. Semoga beruntung! ¤ ¤ ¤ [Stray Kids FF area] ¤ ¤ ¤ Published : 11/03/2021...