Terkadang semenarik itu kehidupan untuk dipikirkan kembali.
Seoul, Korea Selatan
Jila Senior High School
15.30 p.mSeorang pemuda dengan mata menyala-nyala api melihat pertandingan futsal yang dibuat oleh beberapa pemuda di lapangan. Sinar mentari yang terik tidak membuat mereka menyerah dan memilih untuk berteduh di dalam gedung sekolah.
Pemuda itu lebih memilih untuk duduk di bangku penonton yang dilindungi oleh sebuah pohon di sebelahnya, sehingga tidak akan terlalu panas berjemur sekarang. Dengan botol minum di tangan, Hwang Hyunjin -pemuda tersebut- bersorak untuk pemain yang mencetak gol di gawang lawan.
"Ayo, Minho hyung! Kalahkan mereka!" teriak Hyunjin sebagai penonton pertandingan untuk seru-seruan tersebut.
Hyunjin terkekeh pelan ketika diberikan tatapan sengit dari orang yang dia teriaki, lalu meneguk isi botol tersebut sampai tersisa setengah. Permainan yang dilakukan yang untuk mengisi waktu luang sebagai anggota klub futsal sekolahnya.
Matanya tidak bisa lepas dari bola yang terus ditendang oleh kakak kelas terdekatnya, seolah-olah bola itu melekat erat di kakinya sehingga sulit untuk direbut lawan. Hyunjin membulatkan bibir tebalnya ketika bola tersebut masuk ke dalam gawang lawan dengan mulus.
"WOAH! Hyung! Hyung! Hyung! Daebak!"
Teriakan nyaring dari Hyunjin membuat semua peserta di sana memusatkan perhatian kepada pemuda tersebut.
Dia yang berteriak, aku yang malu. Nasib memang jadi abangnya Hyunjin, batin pemuda yang menjadi kakak kelas pemuda bermarga Hwang itu sambil melirik sengit ke arah Hyunjin tercengir, tungkai kakinya berjalan mendekat ke area penonton.
"Nih, minum, hyung." ujar Hyunjin sambil melemparkan botol minumnya ke arah Minho yang ditangkap dengan sempurna olehnya. Pemuda bernama lengkap Lee Minho itu segera menegak air minum yang tinggal setengah itu sampai tandas.
Lalu, Minho ikut duduk di sebelah Hyunjin. Matanya melihat lapangan futsal yang diisi oleh anggota klub yang kembali bermain sambil menetralkan napasnya yang tersengal-sengal.
"Hyung,"
Minho hanya berdeham pelan, meladeni Hyunjin memanggilnya dengan sebutan 'hyung' memakai nada riang seperti ini adalah hal yang biasa dia lakukan. Bukan rahasia kalau adik kelas yang lebih tinggi darinya ini terkenal periang dan selalu menebar senyum dan tawa dimanapun dia berada.
Tidak aneh kalau satu sekolah, dari satpam sekolah, murid, guru sampai tukang kebun sekolah menyukai kepribadian pemuda yang duduk di tingkat dua menengah atas ini.
"Pengen main." kata Hyunjin mengutarakan keinginannya.
Minho mengernyit, "Main apa, Jin. Ke game centre? Sudah sore seperti ini. Apa ke internet cafe saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Hunter • Hyunjin
Novela JuvenilSelamat datang ke Permainan Death Hunters. Misi penyelamatan diri dimulai sekarang dan akan berakhir 7 hari kemudian. Cari cara untuk keluar dari area ini atau mati. Semoga beruntung! ¤ ¤ ¤ [Stray Kids FF area] ¤ ¤ ¤ Published : 11/03/2021...