Chapter 31

13 2 0
                                    

"Wah, lawan lo ribet banget ya Ra," ucap Kenzi yang tiba-tiba datang di tengah mereka.

"Gak juga tuh. Gak ada ribet ribetnya, tapi gue agak kesel. Kenapa dia ngelibatin orang yang gak ada hubungannya sama gue," ucap Rara.

"Gue kesel banget, sampe mau ngebunuh sekarang," geram Malik.

"Tenang Mal, tenang. Gue ngerti apa yang lo rasain. Tapi kita gak boleh gegabah buat langsung bunuh musuh kita, mending disantet dulu biar menderita," ucap Ian.

"Sama aja tolol!" kesal Hendru.

Tiba tiba Kenzi menata lilin dan menyalakannya.

"Lo ngapain?" tanya Rara.

"Mau nyantet kan? Ini gue siapin lilinnya."

"Nah udah siap, fotonya mana fotonya? Biar gue yang bacain mantra nya," ucap Malik antusias.

Tiba-tiba Rara terdiam dengan mata terpejam. Auranya pun berbeda, kali ini aura Rara lebih mencekam dari biasanya. Perlahan, matanya terbuka. Namun warnanya berubah, menjadi berwarna merah.

Ian, Malik, dan Hendru terdiam.

Dengan sedikit keberanian, Malik membuka suara, "kalo gak salah, lo Dara kan?"

"Iya. Kirain udah lupa," jawab Dara.

"Ada perlu apa ya? Lo gak bakal ngamuk kan?" tanya Malik.

"Gak, gue cuma mau ikut nyantet musuh Rara aja," jawab Dara santai.

Ian, Malik, dan Hendru mengehela nafas lega.

Dara menengok ke arah Jefran dan bertanya, "muka lo kenapa? Kayak orang syok gitu."

Mendengar pertanyaan Dara, Ian dkk ikut melihat ke arah Jefran.

"I-itu d-dia setan?" tanya Jefran dengan telunjuk yang mengarah ke Kenzi.

"D-dan mata lo b-berubah jadi merah? G-gimana caranya? L-lo pale soflen kan?" tanya Jefran lagi.

"Sopan ya lo bilang gue setan. Ya, gak salah sih, tapi seenggaknya jangan pake kata kata yang nusuk banget kayak gitu," cibir Kenzi.

"Iya, mata gue berubah. Gak pake soflen, ini mata asli," jawab Dara.

"K-kok bisa?"

"Ya bisalah," jawab Dara.

"S-serius lo gak pake s-soflen?" tanya Jefran lagi.

"Duarius!" jawab Dara kesal.

"Oh ada yang lebih penting. Lo termasuk teman atau musuh Rara?" tanya Dara.

"Gue. Um. Teman? Bukan. Musuh? Gue gak nganggap Rara musuh. Sekedar kenalan aja, mungkin."

"Buat jaga jaga, gue bunuh aja boleh?" tanya Dara dengan muka polosnya.

Mendengar pertanyaan itu, Jefran terlonjak. Dia sebenarnya tidak ingin membuat masalah dengan orang lain, apalagi dengan orang seperti Rara.

"Eits jangan dong. Kalo lo ngebunuh dia, usaha Rara bakal sia sia. Dia yang minta kita buat bawa nih orang kesini," jawab Ian.

"Hum? Oke. Jadi, siapa orang yang buat kesepakatan dengan lo?" tanya Dara.

Disisi lain.

"Jonathan!" panggil Arina.

"Kenapa?"

"Itu ada yang nungguin kamu di depan."

"Hah? Siapa?" Jonathan bingung, pasalnya hari ini dia tidak ada janji untuk pergi bersama teman temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Dark Life (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang