Chapter 4

103 8 2
                                    

Rara dan Jonathan sampai dirumah. Mereka masuk rumah bersama

"Assalamualaikum Rara/Jo pulang" kompak mereka

Tanpa aba aba Rara langsung ditarik oleh Rian ayahnya. Saking terkejutnya Rara hampir jatuh

"Ayah,ayah mau apain Rara?" tanya Rara sembari meringis karna pergelangan tangannya sakit

"Diam!" bentak Rian

Mendengar bentakan itu,Rara diam dan spontan menunduk namun kakinya tetap mengikuti kemana Rian akan pergi. Hmmm sepertinya Rara tau kemana Rian akan membawanya

Mereka sampai di kamar mandi tamu. Rian melepaskan pegangannya dengan kasar dan kuat,hingga badan Rara terbentur dinding kamar mandi cukup keras

"Awww sakit yah" ringis Rara pelan

"Diam kamu!" bentak Rian sekali lagi

Rara hanya diam dan menunduk,dia pasrah. Meski sudah terbilang dia sering seperti ini,dia tetap saja sakit

Rian keluar dari kamar mandi untuk mengambil sesuatu

"Apa salah Rara,Rara ga jahat walau Rara suka dijahatin,Rara selalu baik,Rara ga ngelawan kalo Rara dihujat,apa salah Rara ayah" tangis Rara pecah,dia sungguh lelah tapi Tuhan belum mengizinkannya pulang. Mungkin ada waktunya dia akan merasakan bahagia

Rian kembali dengan sebuah pecut ditangan kanannya. Rara yang melihat itu melotot lalu memejamkan matanya sembari memeluk dirinya sendiri dipojok kamar mandi

"Ayah mau apain Rara?" tanya Jonathan waswas

"Dia perlu hukuman" jawab Rian

"Ayah mau cambuk Rara lagi?" tanya Jonathan lagi

"Banyak tanya kamu!" bentak Rian

Rian yang sudah dikuasai emosi pun membogem Jonathan

bugh
bugh
bugh

Karena bogeman yang tibatiba,Jonathan terjatuh ke lantai dan ditarik paksa oleh Arina bundanya

"Sudah kamu jangan ikut campur,dia memang butuh hukuman karna selalu mempermalukan keluarga Ananda"

Jonathan diam,dia memandang sendu kearah Rara. Sebelum Rara hilang dari pandangannya,Rara tersenyum manis seolah dia baik baik saja,padahal sudah jelas air matanya tidak berhenti mengalir dari matanya,itu sangat membuat hatinya teriris

Oh sungguhh Rian dan Arina adalah pasangan yang serasi dengan sifatnya yang sama sama kejam kepada anaknya sendiri

"Ayah jangan pukul abang lagi,kasian abang" lirih Rara

"Ini juga karna kesalahan kamu!" bentak Rian

Rian pun memberikan hukuman kepada Rara,Rian mulai mulai mencambuk Rara

ctarrr

"Dasar anak yang tidak bisa dibanggakan!"

ctarrr

"Bisanya hanya buat malu saja!"

ctarrr

"Anak sialan!!"

ctarrr

"Apa apaan kamu tibatiba menggebrak meja dikantin?!"

ctarrr

"Sampai membawa bawa Jonathan lagi!"

ctarrr

Berkali kali Rara kena cambuk dari Rian,dia hanya bisa menangis dan berteriak karena sakit dibadannya

Setelah puas mencambuki Rara,Rian langsung pergi tanpa sepatah katapun,sungguh ayah biadab!

Rara POV

Gue masih nangis waktu ayah pergi dari kamar mandi. Sumpah sakit banget badan gue,gue berusaha jalan ke kamar gue. Sumpah susah banget gue mau jalan,mana badan gue biru semua,gada yang niat bantuin apa? miris banget hidup gue

Tibatiba ada tangan yang melingkar di lengan gue,dan membuat gue tersentak. Dan saat gue liat tangan siapa,itu tangan cowo tapi masih anak anak. Gue bingung dia siapa,dan waktu dia ngomong

"Kenzi" ucap dia pelan

Gue ber-oh ria aja. Dia bantu gue sampe kamar. Di kamar gue langsung ngebersihin sekaligus ngobatin luka gue. Waktu gue bercermin,gue liat pantulan gue disitu

'yaampun miris banget hidup gue,selalu dapet kekerasan gini' batin gue

tok tok tok

Gue alihin pandangan gue ke pintu,gue bilang aja

"Masuk aja ga Rara kunci ko" ucap gue

Pintu terbuka dan ada bangJo masuk kamar gue,dia langsung meluk gue dari belakang,dan dia gasengaja nyentuh luka bekas cambukan yang ayah buat

"Aww abang ngapain? lepasin bang sakit" ringis gue

"Maaf abang gabisa nolong Rara tadi" abang natap gue sendu

"Abang jangan minta maaf,abang ga salah kan" gue berusaha senyum walau hati gue sakit banget waktu liat muka abang gue. Kenapa? karna gue kebayang bayang waktu dimana ayah ngebogem abang

Gue ambik kotak P3K dan gue tarik abang buat duduk di kasur,gue mulai obatin lukanya dengan telaten

"Abang ngga diapa apain lagi kan?" tanya gue

"ngga" jawab abang

"Nah udah beress,sekarang abang tidur ya" suruh gue secara halus

"Rara makasih,padahal kamu baik,tapi kenapa kamu diperlakuin kayak gini" ucap abang sedih

"Udah takdir kali bang hehe" kekeh gue

"Yaudah abang tidur tapi Rara juga tidur ya? besok gausah sekolah gapapa ya? bolos aja guru ngerti ko" pinta abang lalu beranjak dari kasur menuju pintu

Namun sebelum pergi,dia mencium kedua pipi dan dahi Rara,lalu pergi dengan cepat. Tapi bisa dilihat dari pergerakan tangannya,abang nangis

"Abang sesat masa nyuruh Rara bolos,tapi boleh juga sih,astagfirullah gue kenapa" monolog gue

"dahhlaa gue tidur aja" lalu gue nutup pintu nutup jendela,ke kasur pake selimut tidur

-ooo-

haiii haiii :v gw gabut sampe gw buat brp chapter
maap maap ya kalo gw buatnya kaga jelas ya namanya gabut yekan
dahlaaaa intinya salam lagi dari gue

My Dark Life (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang