Part 4: Semester 1 Perkuliahan

1 1 0
                                    

Dua pekan setelah pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas, dalam waktu dekat ini, perkuliahan tahun ajaran baru semester ganjil akan dimulai. Saat itu, Fatih tengah rebahan santai di kasur kost-nya sambil memainkan handphone yang dibeli dari hasil tabungannya selama tiga tahun terakhir. Ia tengah chatting-an dengan seseorang—perempuan yang sejak pandangan pertama Fatih mencari tahu tentangnya. Jika kalian membaca cerita ini dari awal, tentu kalian mengetahui siapa perempuan itu.

***

Waktu itu, di sore hari yang telah menampakkan pesona senjanya. Setelah upacara penutupan PBAK Universitas, sesaat sesi foto bersama telah usai dilaksanakan. Semua teman-teman jurusan Fatih tengah berkumpul di bawah tiang bendera di halaman depan gedung rektorat, bersama dengan mahasiswa senior pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah yang tengah membagikan air mineral dan minuman dingin. Fatih tengah mengobrol bersama Udin dan teman yang lainnya sambil menikmati minuman dingin yang diberikan. Matanya dibuat tak fokus dengan kehadiran perempuan yang selalu bermain di pikirannya. Annisa Salsabila, perempuan itu tengah duduk melingkar bersama teman-temannya, dari jarak sekitar lima meter, Fatih selalu memandanginya, rasa ingin mengenal lebih dekat tentangnya semakin kuat dalam hati Fatih.

“Fat, apa yang kau liat di antara wanita di sana?” Udin bertanya—menatap Fatih penasaran.

“Haha … tak ape, Wak. Cantik-cantik juga anak UIN ini, ya, Wak.” Fatih tersenyum—meneguk segelas minuman dinginnya. Jiwa-jiwa mata genit Fatih sejak SMA kembali muncul.

“Heh, ada-ada aja kau ni, Wak, Wak!”

Fatih terkekeh, minuman dingin yang baru saja ia telan, hampir saja menyembur ke wajah Udin.

“Haa … santai, Wak.” Udin mengusap wajahnya yang terasa terkena tetesan air. 

Tiba-tiba, Ketua HMJ Ekonomi Syariah—Febry Firmansyah berdiri di hadapan para mahasiswa baru, “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kawan-kawan semuanya. Alhamdulillah, sambutan dan selamat datang saya ucapkan kepada adik-adik mahasiswa baru, karena kalian telah resmi menjadi mahasiswa-mahasiswi di kampus ini.”

“Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Bang!” Semua mahasiswa baru menjawab salam serentak dengan nada tinggi, riuh tepuk tangan terdengar di antara mereka.

“WUOHHOOO, ALHAMDULILLAH!” teriak Fatih menambahkan dengan lantang.

“Baiklah, saya selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah dan semua jajaran pengurus, sekali lagi mengucapkan selamat datang. Tetap jaga kekompakan dan kebersamaan kita seperti ini di jurusan, ya, karena ini adalah wadah dan rumah kita di kampus. Untuk itu mengingat waktu magrib sudah dekat, marilah kita kembali ke rumah atau ke kost masing-masing dan hati-hati di jalan!”

“Yes! Akhirnya!” Fatih berseru penuh semangat. Dalam hatinya, ia tengah menyusun sebuah rencana untuk menjalankan misi selanjutnya.

Semua mahasiswa berdiri dan membubarkan diri, berjalan menuju parkiran yang terletak di depan gedung Islamic Centre dan ada juga yang langsung berjalan menuju gerbang depan universitas. Fatih dari kejauhan memantau ke mana si Annisa Salsabila itu berjalan, perlahan bersama Udin, ia mengikuti langkahnya dari belakang.

“Kau nak ke mana, Wak.” Udin bertanya heran, “Bukankah letak motor kau di depan IC sana?”

Kebetulan, Annisa Salsabila ini berjalan sendirian ke arah barat sisi sebelah kanan gedung rektorat, sedang parkiran motor Fatih terletak di sebelah timur, sisi kiri gedung rektorat itu.

“Ohh, iyo, Wak. Haha, sorry, Wak! Emm … kebetulan aku ada sedikit urusan, Wak, ke tempat cewek itu. Kau mau ikut tak, Wak?” Fatih menunjuk ke arah Annisa Salsabila berjalan.

“Hm … masalah cewek lagi ni. Kau lanjut aja dulu, Wak. Aku nak balek dulu ni, dah mau magrib soalnya.”

Emang kalau soal cewek, Udin berusaha menjaga diri dari hal ini.

Sang PemimpinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang