Bising suara terdengar di penjuru koridor, hari hari ini dipakai mempersiapkan festival akhir tahun sekolah. Saat kelas 3 bersiap untuk ujian, Semua siswa kelas 2 berpartisipasi dalam festival, entah orang di belakang layar ataupun yang nanti akan mendapat sorotan. Tak terkecuali di bidang musik.
Airi adalah member di band sekolahnya, ia mengambil peran sebagai seorang drummer, dengan 3 teman seperjuangannya yang lain.
"Hati hati Airi, bisa bisanya sekali bawa langsung 3"
"Bisalah"
Airi mengangkat 3 kardus yang dipeluknya lebih tinggi supaya tidak jatuh sembari menjawab Manager band sekaligus vokal cadangan band nya, Shira.
Mereka hendak pergi ke ruang latihan band, menyusuri koridor yang penuh dengan sautan suara siswa yang sedang berlatih maupun siswa yang lalu lalang dengan peralatan ataupun poster di tangan mereka.
Airi berhenti sejenak setelah mendengar alunan piano yang tidak asing di telinganya.
"Canon In D....."
Kaki Airi tak kunjung bergerak maju, telinganya masih memproses nada yang ia dengar di depan aula utama.
"Hm? Kenapa Ri?"
Shira berbalik dan melihat Airi menatap pintu besar aula yang setengah terbuka.
"Shi, kapan sekolah kita punya siswa yang bisa main piano?"
Shira terkekeh kecil mendengar pertanyaan Airi, ia menaikkan sedikit 2 kardus di pelukannya. Shira membersihkan kerongkongannya.
"Khm... Ri, kamu tinggal di bagian sekolah mana si sampe ga kenal dia?"
Airi diam, matanya mengerling menatap manik coklat milik Shira.
"Im asking"
Airi menegaskan maksudnya, dibalas senyuman kecil milik Shira.
"Ya ya, taruh 5 kardus ini ke ruang latihan dulu, lalu kita kesini lagi. Biasanya banyak yang nonton dia latihan, and he's not going anywhere"
Shira menunjuk 3 kardus di pelukan Airi dengan matanya, berbalik dan berjalan mendahuluinya.
"Hold on, 'he' ?"
Sang manager menengok kan kepalanya ke belakang sedikit, dan dijawab dengan anggukan kecil.
Airi pelan pelan mengikuti gadis di depannya dengan tetap mencuri pandang ke arah pintu aula. Menyeimbangkan 3 kardus di pelukannya dan melanjutkan perjalanan ke ruang latihan.
•••
Airi mendesah lelah. Sudah hampir 30 menit ia mengantri untuk mendapatkan jatah makan siangnya.
"Berapa si besar nafsu makan manusia manusia itu? Aku udah ngantri dari jam istirahat awal pun belum kebagian, bener bener"
Mood Airi tidak berada di level yang baik. Sejak selesai dengan aktifitas latihan band nya, pundaknya benar benar nyeri. Ditambah lagi dengan perkataan Shira yang tidak ada benarnya.
" 'He's not going anywhere' apaan, sialan"
Airi mendengus kesal, matanya mengerling ditambah tatapan sinis nya ke setiap siswa yang tidak sengaja membuat kontak mata dengannya. Harapan manis di perkataan Shira memang selalu berhasil menurunkan mood Airi.
Yah, ditambah dirinya yang tidak bisa bertemu dengan orang yang memainkan Canon In D di aula sekolah tadi.
•••
"Shira. mana janjimu, ayo anterin aku ke aula"
Airi menagih janji Shira yang sedang merapikan alat alat latihan yang dibawa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
: Epoch [ Slow Update ]
Teen Fiction[ LOTS OF HARSH WORD ] Aula sekolah. Tempat mereka pertama kali bertemu. Airi adalah drummer untuk band SMA nya. Kehidupan sehari harinya berubah setelah ia mendengar melodi piano yang di hasilkan Dale, pianis bisu di sekolahnya. Beberapa bulan m...