Dua per empat

262 62 5
                                    

Cie update... haha
Padahal baru 3 hari gak update.













-













Hari minggu telah tiba.









"Hari ini kita janjian ke rumah teman gue" kata Minju naik motornya. "Lo berdua ngapain?!" kaget Minju pas Hani sama Yuri udah meluk dari belakang.

"Ya ke rumah teman lo lah, Nju" Kata Hani santai. "Pikun ya? Baru aja tadi lo ngomong"

"Terus kenapa naik motor gue?" Tanya Minju risih.

"Kan kita perginya sama-sama, Nju. Gimana sih?! masih pagi loh nju udah gak jalan otaknya" kata Hani.

"Kan lo berdua tinggal melayang ngikutin gue dari belakang! Turun lo berdua!" Geram Minju.

"Dih! pelit amat jadi manusia" Kata Hani turun dari motor.

"Gue ngikut lo deh Nju, capek terbang" Kata Yuri gak turun.

"Turun!"

Yuri terpaksa turun dari motor Minju. Minju menyalakan motornya dan segera berjalan menuju rumah temannya. Sedangkan Yuri dan Hani lagi terbang tuh ngikutin motornya Minju dari belakang. 

"Padahal kan kalo naik motor gak bakalan nampak juga kita berdua" Keluh Hani.

"Tapi kalo dilihat sama setan lain ya persis cabe cabean lah kita" Kata Yuri yang lebih memilih ikhlas.

Baru terbang sebentar, Minju menghentikan motornya di depan rumah berwarna tosca semi lilac. "Rumah atau taman bermain nih? Cerah banget warna cat rumah nya" Kritik Hani.

"Ngapain berhenti bund?" Tanya Hani lagi.

"Ini rumah teman gue" Jawab Minju melepas helmnya.














"YAA MINJU!! RUMAH TEMAN LO TUH CUMA BEDA KOMPLE SAMA LO? DAN RUMAHNYA TEPAT DIBELAKANG RUMAH LO?? TERUS KENAPA SAMPE NYURUH KITA NUNGGU SAMPE HARI MINGGU SIH MONYETTTT!!!" kesal Yuri.

"KALO TAU GITU GUE GAK PERLU TERBANG MUTERIN KOMPLEK ANJIR! NEMBUS DINDING AJA, SEDETIK KEMUDIAN GUE NYAMPE! ARGGGGH sial!" Kesal Hani pengen nyabut nyawanya Minju tapi dia bukan malaikat.

"TERUS KENAPA PAKE MOTOR SEGALA?! BIASANYA JUGA PAKE SEPEDA!" kata Yuri masih kesal.


"Lo kalau berdua ribut terus, gue usir nih" Ancam Minju. "Kita harus jaga sikap kalau bertamu ke rumah orang"


"YA BODO AMAT NJU, BIASANYA GUE NEMBUS NEMBUS AJA TANPA IZIN! UDAH GAK ADA HARGA DIRINYA SETAN DIMATA MINJU" Hani emosi hingga menunjukan sisi rupa setannya yang seram. "USIR GUE CEPAT USIR!! ARGGHH DAH MATI PUN EMOSI GUE MASIH DICOBA"


Gak seram bagi Minju, jadi sekarang Minju cuma natep Hani dengan datar.

"Udah gas nya?" Tanya Minju singkat tapi mampu membuat Hani terdiam. Bagaimanapun, Hani sadar kalau dia cuma hantu yang pangkatnya rendah daripada manusia.

"Mana teman lo?"

"Sabar kenapa sih, paling abis nyuci baju. makanya lama"

"Nju! Gue kira lo otw teman lo udah siap atau gimana GI-TU! ini kan kita harus NUNG-GU LA-GI!" Kata Hani penuh penekanan. "Yur, tahan gue biar gak emosi, please!" Pinta Hani.

"Sabar, sabar!"

"SABAR! SABAR! APA ITU SABAR!" Kesal Hani.

"Tuh temen gue, gak sabaran sih" Kata Minju nunjuk seseorang yang timbul dari pintu depan.

"Minju! Masuk, Nju" Ia mempersilahkan nya masuk.

Minju pun masuk, diikuto oleh kedua teman setannya. "Salam dulu ya kalo masuk rumah orang" Kata Minju.

"Nju! Arghhh! Gue nih setan loh, Nju" Kesan Hani.





"Ini dia yang mau konsultasi, Won" Kata Minju.

"Dikiranya guru BK kali konsultasi" Cibir Hani.

"Teman lo mau minum, Nju?" Tanya Wony. Teman Minju.

"Mau!" Jawab Yuri semangat.

"Yur, ah bodo amat. Menjelma lah gue jadi manusia" Kata Hani yang beneran menjelma jadi manusia. "Sekalian makan siangnya kakak kalau bisa" Katanya santai.

"Sorry ya Won. Dia selama menjabat jadi setan emang diilangin akhlaknya" Kata Yuri gak enak.

"Santai aja" Kata Wony.

"Eh, lo bisa liat kita?!" Kaget Yuri yang telat.

"Kemana aja tadi pikiranya, bu?" Tanya Hani.


"Kita bicara ke kamar gue aja. Lo ajak temen lo masuk kamar gue ya, Nju. Gue ambil minum dulu" Kata Wony menuju ke dapur.

Minju udah beranjak untuk ke kamar Wony. Diikuti oleh Yuri dan Hani.



Belum pintu itu terbuka, Yuri terdiam. "Gue merasa ada yang seperti gue disini" Kata Yuri.

"Masuk aja, lo bakalan tau" Kata Minju menyuruh Yuri untuk masuk duluan.

Dengan ragu, Yuri membuka pintu kamar Wony. Terlihat seorang cowok sedang membaca sebuah buku di meja belajar Wony.



"Hai" Sapanya tersenyum, kemudian menutup bukunya.



"Lo, hmm apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Yuri. "Apa kita sama? Lo— punya aura yang sama dengan gue" Kata Yuri ragu.

"Masuk dulu, baru dijelasin" Kata Wony yang udah siap dengan beberpa minuman di tanganya.

"Ganteng cuy!" Kata Hani bersemangat dan masuk ke dalam kamar Wony.






"Sebelumnya, kenalan dulu. Teman manusia gue ini namanya Wonyoung" Kata Minju.

"Kalian bisa manggil gue Wony" Kata Wony tersenyum..

"Gue, Yuri" Namun matanya terus menatap cowok tadi.

"Hani" Kata Hani singkat.

"Yang nyuruh lo kenalan diri siapa?" Tanya Minju savage.

"Dalah, Nju. Gue balik aja" Kata Hani ngambek.

"Bercanda kok setan" Kata Minju membujuknya.



"Lo kaya gak ngebujuk loh itu, Nju" Sedih Hani.

"Kan lo emang se—"

"IYA GUE EMANG SETAN. PUAS?!" Emosi Hani terpancing. Lagi.








"Udah udah, ribut mulu kalian" Kaya cowok tadi mendekat. "Gue, Hyewon!" Ia mengulurkan tanganya untuk bersalaman dengan Yuri.







"Hyewon? Kaya gak asing" Kata Yuri pelan, ia menyambut tangan Hyewon untuk besalaman.








"Hyewon?" Bingung Hani kemudian mikir. "Hyewon... Hyewon... Hye— tunggu, jadi lo?!!"




























.

























Dah nih update. Wkwk.
Sekian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEPARUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang