Satu per dua

375 71 56
                                    

Yuri sama Hani lagi main ke rumah Minju. Hani ngajak Yuri buat konsultasi masalah sama Minju. Hani berharap Minju bisa bantu Yuri.

"Baru kali ini loh setan minta bantu manusia. Biasanya manusia yang suka minta bantu setan" Kata Minju.

"Pengecualian buat kita deh, Nju" Kata Hani malu sendiri.

"Lo emang setan gak guna sih" Olok Yuri.

"Bukan nya bilang 'makasih' malah ngumpat, gue cekek nih?!"

"Loh kok ngamok?!"

"Mau gue usir?" Ancam Minju.

"Maaf" Kata Yuri dan Hani kompak.

"Gue gak terlalu paham harus bantu kaya gimana, cuma gue bantu sebisanya aja" Kata Minju.


Ini mereka ngomong nya di kamar Minju kok, jadi gak bakalan ada yang ngira Minju gila ngomong sendiri.



"Lo tuh bukan hantu, atau setan.." Jelas Minju.

"Tuh kan" Kata Yuri sombong ke Hani. "Gue tuh bukan golongan setan kaya lo"

"Terus bangga gitu?" Geram Hani "mau gue sentil jidatnya biar ilang nyawanya?!"

"Tapi, lo bisa ilang kapan aja" Kata Minju buat Yuri diam.

"KAN GUE JUGA BILANG APA! HAHAHA GUE TIUP UBUN UBUN LO JUGA ILANG" Tawa Hani dengan sangat puas.






Dan kelai lah Hani sama Yuri. Biasalah jambak-jambakan.








"Lo berdua kalo kelai yang anggun, jangan bar bar" Kata Minju udah megang garam.

"Maaf" Kata Yuri dan Hani kapok.

"Lo masih mau gue bantuin?" Tanya Minju, Yuri ngangguk cepat.  "Hari minggu lo ikut gue ketemu sama temen gue"

"Ngapain?"

"Nanti lo juga tau"

"Oke. Hm, Minju. Gue boleh nanya sesuatu?" Tanya Yuri ragu.

"Silahkan"

"Kenapa gue bisa ilang?"

Minju ngeliat ke arah Yuri. "Karena lo bakalan kembali"

"Kembali?"

"Hari minggu, lo bakalan dapat jawaban di hari itu" Kata Minju senyum.

Yuri bales senyum Minju.



"Kalo Hani, bisa bawa dia balik ke neraka gak?" Tanya Yuri yang membuat Hani nimpuk Yuri pake kayu.

"Lambe mu nak! Heran" Kata Hani marah.

"Biar lo tenang" Kata Yuri santai.

"Lo berdua keluar deh, gue mau tidur" Kata Minju ngusir.

"Ya ampun, Nju. Baru jam 10 pagi lo udah mau tidur lagi aja" Kata Hani heran.

"Ngomong sama lo berdua itu juga butuh energi, dan gue udah lemes banget, energi gue habis" Kata Minju.

"Gara gara Hani nih, yaudah Nju lo tidur aja" Kata Yuri. Sedangkan Hani udah nahan diri buat gak miting kepala Yuri.

"Okee" Kata Minju yang memejamkan matanya.



Yuri sana Hani keluar dari rumah Minju. Pas di depan rumah Minju, Hani tiba-tiba belok ke lain arah. "Ya Ampun ini ganteng nya melewati rata-rata" Kagum nya.

"Ini temen Yena" Kata Yuri ngasi tau Hani.

"Siapa namanya?!" Hani semangat.

Yuri mencoba mengingat. "Hm kalo gak salah, Yujin"

Yujin lagi berdiri di depan rumah Minju sambil bawa sebungkus bubur ayam. Tadi gak sengaja ketemu mama Minju di depan komplek, kebetulan mama Minju harus keluar sama mama Yujin. Jadinya, Yujin disuruh anterin makanan ke rumah Minju.

"Permisi, Assalamu'alaikum" Salam Yujin mencoba mengetuk pintu.

"Mas orang tidur, sama aku aja" Kata Hani tersenyum.

"Sundal"

Hani menghela nafas kasar. "Coba sekali lagi ngomong apa tadi?!"

"Itu sendal Yujin gak di lepas, masa iya masuk ke dalam rumah" Kata Yuri langsung kabur. Hani langsung ngejar lah.





















~



























"Yuri. Nih..." Kata Yena ngasi jaket.

"Buat apa?" Tanya Yuri bingung.

"Gue ngeliat lo gelisah kalo tidur, mungkin lo kedinginan. Jadi lo bisa pake ini" Jawab Yena.

Yuri cuma mandangin tuh jaket dari Yena. "Jangan cuma diliat" Kata Yena.

"Gimana gue makenya?" Tanya Yuri.

"Lo bukan anak kecil, masa make jaket pun gak bisa?" Heran Yena.

"Maksud gue..."

Yena langsung makein jaket ke Yuri, terus di bantunya Yuri buat masukin tangan ke lengan jaket. Pas udah selesai, di tutupnya kancing jaket hingga atas.

"Nah, pas ternyata" Kata Yena tersenyum ngeliat Yuri pake jaket darinya.




Yuri diem, pipi nya memanas.



"Yena!!" Emak Eunbi buka pintu kamar Yena dengan kuat.

"Apa mak?!" Tanya Yena kaget, karena takut emak Eunbi sawan ngeliat jaket terbang.

"Tadi emak liat lo ada bawa bingkisan, apaan tuh isinya?" Tanya Eunbi kepo.

"G-gak ada kok mak" Jawab Yena.

"Lu bohongkan sama emak?" Eunbi mendekat. "Jadi siapa calon menantu emak?" Goda Eunbi. "Kenalin lah ke emak"


Yena gak jawab, karena dia heran emak Eunbi gak ngeliat jaket Yuri terbang tanpa ada yang makai.


"Bang Yena jangan nikah dulu lah, ntar jadi beban keluarga istri nya" Kata Chaewon muncul ntah dari mana.



"Emang emak gak ingat kalo abang masih suka ngomong sendiri? Bukan nya membina rumah tangga, yang ada istri bang Yena kerjaanya cuma bawa bang Yena di tempat rukiyah. Kan repot" Kata Chaewon yang membuat Yena siap nampol.

"Bener juga"

"Mak...." Kata Yena lemas.

"Tapi tetap harus kenalin ke emak lah dulu. Kaya Chaewon lah, Yen. Udah ngenalin Hitomi ke emak" Kata Emak Eunbi keluar dari kamar Yena.

"Ewon kan lelaki gentleman" Kata Chaewon langsung kabur.





Yena nutup pintu kamarnya.









"Kok mereka gak liat jaket yang lo pake ya?" Tanya Yena ke Yuri. Yuri masih terdiam, karena takut jaket yang ia pakai diliat sama Emak dan Ewon.
















"Yuri, lo bukan murid Hogwarts kan?"




































.













































Udah.
Sekian.
Lanjut nanti:)

SEPARUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang