8. Sama-Sama Cinta

4.6K 749 463
                                    

Haiii ... selamat malam mingguan kita. Apa kabar kalian? Semoga selalu sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. 💖💖💖

Ayo silahkan vote, komen dan jangan lupa absen nama dan asal kalian. Kalau punya IG, silahkan dicantumin ya. 🙏

Happy reading ...

💐💐💐

Song : When I Look Into Your Eyes – Firehouse

When I look into your eyes
I can see how much I love you and it makes me realize

💐💐💐

Bintang Bernardi Mosha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang Bernardi Mosha

Aku masih marah. Aku masih emosi. Begitu masuk ke dalam mobil dan memasangkan seatbelt Revina yang kadang lupa dia pasang, aku memotret nametag dari pria sialan itu dan mengirimnya ke grup tim Penyidik di bawah Kasat Andreas Simamora yang merupakan anggotaku.

Setelah menghidupkan mesin mobil, aku menelepon Agung dengan mengaktifkan speaker. "Barusan saya kirim nametag orang yang membully Revi di kantornya. Pria itu juga menghina fisik Revi dan itu merupakan body shaming."

"Kami paham, Pak!" jawab Agung cepat. "Kami tahu apa yang harus dilakukan!"

"Lakukan sesuai prosedur hukum dan rekaman suaranya ketika menghina Revina akan saya kirimkan!"

"Siap, Pak!"

"Makasih ya, Gung."

"Siap laksanakan, Pak!"

Aku baru akan melepaskan rem tangan ketika kaca mobilku diketuk dari luar. Aku dan Revina sama-sama menoleh dan melihat 3 orang wanita berdiri di luar, menunduk ke arah kami. Perlahan aku membuka kaca mobil dan bertanya, "Iya, ada yang bisa saya bantu, Mbak?"

"Maaf Pak, kami bertiga satu kantor dengan Hendri Barmen, pria yang Bapak ambil nametagnya."

"Lalu?"

"Kalo Bapak serius memprosesnya, kami mau ikut melapor juga, Pak. Bagaimana caranya?"

"Maksudnya kalian juga dibully?"

Mereka mengangguk serentak. "Hendri selalu menghina fisik kami bertiga, Pak. Saya Vita, Pak. Saya dan Lana sering dihina gemuk dan obesitas. Banyak kata-kata hinaannya, Pak."

Aku sampai termangu mendengar aduan mereka.

"Saya Mita, Pak. Kaki saya timpang dan setiap hari saya kenyang dengan sindiran juga hinaannya terhadap fisik saya. Tolong kami, Pak. Kami ingin bekerja dengan tenang dan damai."

Aku buru-buru mengeluarkan 3 buah kartu namaku dan berkata, "Silahkan datang ke Polres Jakarta Selatan besok pagi dan tunjukkan kartu nama saya lalu temui staf saya yang bernama Pak Agung. Kita akan proses pria itu besok pagi."

My Mr. Cop - The Mosha Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang