Sebuah pensil, perlu diraut kembali agar kembali runcing dan enak untuk dituliskan. Ketika proses meraut, pensil akan mengalami kesakitan, tetapi hasil yang didapat memberikan nilai lebih kepada pensil itu sendiri. Seorang tukang sate akan mengipas bara api untuk pembakaran sate agar masak sempurna. Untuk mendapatkan santan, kelapa harus diparut dulu dan diperas agar santan dapat di manfaatkan.
Begitu juga dengan manusia, dalam kehidupan kita memerlukan perlakuan tertentu dan juga membutuhkan penyemangat ataupun motivasi agar kita dapat berbuat lebih. Motivasi bisa datang dari diri sendiri dan dapat juga karena adanya dari luar atau orang lain. Dengan adanya motivasi ataupun penyemangat, akan memunculkan keberanian dan kepercayaan diri untuk mencoba sesuatu.
Begitulah halnya dengan apa yang aku rasakan dan alami sendiri, keberanian dan kepercayaan untuk menuangkan ide dan gagasan dalam menulis muncul karena adanya motivasi dan semangat yang diberikan. Semangat dan motivasi yang diberikan oleh seorang sahabat yang kukenal diajang kegiatan workshop literasi, memberikan keyakinan padaku untuk menuliskan sebuah karya tulis dan sudah dapat kutuangakan dalam wujud berupa buku. Sesuatu yang awalnya tidak mungkin, namun semuanya menjadi mudah.
Beliau adalah Emi Sudarwati, seorang guru yang berasal dari SMPN 1 Baureno, Bojonegoro Jawa Timur dan mengajar mata pelajaran bahasa jawa. Sebelumnya aku tidak pernah terpikir tentang kegiatan menulis sebuah buku, tetapi saat kegiatan workshop literasi aku seperti dibangunkan dari tidur. Bertemu dengan guru-guru hebat yang sudah menerbitkan buku seperti di alam mimpi. Biasanya saat membeli buku aku hanya bisa membaca riwayat penulisnya saja dan tak terpikir akan bertemu dengan penulisnya. Tetapi di workshop literasi aku dapat bertemu langsung dengan orang yang menulis buku tersebut.
Emi Sudarwati seorang guru yang secara profesi sama dengan ku, tetapi secara prestasi aku sangat jauh tertinggal darinya. Beliau sudah banyak menerbitkan buku hasil karyanya sendiri maupun karya buku bersama siswanya. Emi Sudarwati memberikan semangat dan motivasi agar aku yakin dengan kemampuan menulisku. Saat aku utarakan bahwa aku tidak begitu paham mengenai kaidah dalam penulisan, dengan mantap dia menyakinkanku,” tulislah apa yang terasa dan yang ada dalam pikiran, tidak usah di pikirkan soal ejaannya sudah betul atau tidak, karena ada bagian edit yang akan menceknya."
Memang yang menjadi masalah dalam menulis adalah kemampuan dalam kaidah penulisan yang sesuai dengan ketentuannya, masih kurang. Menulis tidak semudah mengucapkan, terkadang yang akan ditulis sudah kita ucapkan tetapi saat dituliskan semua menguap begitu saja. Sahabatku Emi Sudarwati menghalau keraguanku dalam menulis. Aku seperti mendapatkan tenaga ekstra dan akhirnya keberanianpun muncul untuk menuliskan setiap ide yang ada di pikiran.
Sebagai penulis pemula, tentu saja ilmu tentang menulis sangat minim sekali. Otomatis hal ini menyebabkan banyak pertanyaan yang ku ajukan kepada beliau saat sedang menulis. Dan yang membuat hati tenang karena kesabarannya dalam menjawab setiap pertanyaanku. Meskipun aku terkesan nyinyir karena banyak tanya dan ragu, kadang pertanyaan yang sama, sahabatku Emi Sudarwati selalu memberikan jawaban yang menyejukkan dan penuh pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan aku jadi semangat untuk melanjutkan tulisanku.
Kuakui, awalnya ketidak tahuanku dalam menulis sebuah buku membuatku kurang begitu semangat mengikuti workshop literasi. Diawal workshop aku sering ketinggalan materi yang sedang disampaikan pemateri karena pikiranku lebih banyak berfikir tentang apa yang akan aku tulis nantinya. Dengan banyak bertanya kepada Emi Sudarwati sedikit demi sedikit aku bisa menuliskan ide yang ada dalam pikiranku dan terangkai menjadi sebuah kisah.
Ide tulisanku juga ku dapat dari membaca buku karyanya yang dipromosikan kepada peserta workshop saat itu dan aku membeli karyanya tersebut. Ternyata kita sebenarnya punya banyak ide yang bisa kita tuangkan menjadi sebuah tulisan. Apalagi sebagai seorang pendidik banyak kejadian yang dialami bersama siswa di sekolah dapat dijadikan bahan tulisan.
Usai kegiatan workshop komunikasi dengan Emi Sudarwati tetap berlanjut sampai akhirnya aku menerbitkan buku pertamaku yang berjudul ‘ Matematika Itu Sesuatu Ya !’ yang proses penerbitannya sepenuhnya ditangani oleh sahabatku tersebut. Bukan hanya itu saja semangat menulis juga di kobarkan olehnya dengan membentuk grup WA untuk sarana menulis dan menerbitkan buku yang bernama ‘ Grup Patungan Buku Inspiratif dan akhirnya diganti nama jadi Penerbit Buku Inspiratif ‘. Dalam grup ini berkumpul para penulis baik yang pemula ataupun yang sudah senior dalam menulis buku.
Bagi peserta grup yang ingin menerbitkan buku solo ataupun buku secara patungan antologi akan difasilitasi penerbitannya. Melalui grup ini juga akhirnya aku mengikuti patungan antologi bersama guru-guru hebat lainnya. Saat buku pertamaku sudah terbit dan sampai di tanganku, aku rasanya masih seperti mimpi karena sudah punya buku yang tertulis namaku sebagai penulisnya. Semua itu berkat motivasi dan bantuan dari sahabatku Emi Sudarwati.
Semangat memotivasi tetap di kobarkan oleh sahabatku ini kepada rekan guru lainnya. Banyak sudah karya guru dan siswa bermunculan dengan adanya komunikasi yang tercipta dalam grup. Sahabatku Emi Sudarwati, sosok sederhana yang santun dan rendah hati dalam balutan prestasi yang sudah diraihnya. Prestasi dalam memajukan potensi diri dan prestasi dalam meningkatkan kompetensi rekan-rekan seprofesi dan juga para siswa pelajar.
Tetaplah menjadi penyemangat sehingga akan selalu bermunculan karya-karya bermutu yang selalu menginspirasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inspirator Hidup
Non-FictionOrang Orang yang telah memberikan ispirasi dalam kehidupan.