Sahabat Yang Tangguh

15 0 0
                                    

Persahabatan kami dimulai karena sama-sama menjadi mahasiswa di fakultas keguruan mata pelajaran matematika angkatan sembilan puluh empat. Satu angkatan awalnya kami berjumlah empat puluh orang, tetapi seiring waktu ada beberapa yang mengundurkan diri. Dari sekian banyak teman satu angkatan, temanku yang satu ini mempunyai tempat khusus di hatiku. Namanya reni Yanuarni yang berasal dari kabupaten Bengkalis. Aku mulai akrab dan dekat tepatnya saat sudah memasuki semester tiga atau tingkat dua. Banyak kebiasaannya yang membuatku cepat akrab dan cocok berteman dengannya. Kadang kala Jika malam minggu Reni menginap di rumahku karena kami masing-masing tidak punya pacar jadinya tidak ada acara apel malam minggu.

Dengan penampilan jilbab lebar, temanku ini sangat taat ibadahnya dan satu hal lagi dia termasuk mahasiswa yang cerdas. Orangnya ramah dan suka membantu kesulitan teman khususnya dalam pelajaran. Aku banyak belajar darinya untuk materi kuliah yang tidak ku mengerti. Reni tinggal di rumah kos khusus putri yang tidak jauh dari kampus. Hanya membutuhkan waktu lebih kurang lima menit berjalan kaki.

Jika ada kuliah tambahan sore, aku sering mampir dan istirahat di tempat kos nya. Ada kebiasaan yang sering kami lakukan bersama bebrapa teman lainnya saat mampir istirahat di tempat kosnya, yaitu kami masak masak dan yang praktis adalah masak mie goreng. Aku suka kalau reni yang masak mie goreng, karena racikannya enak. Jika ingat hal itu jadi rindu ingin mengulang lagi masa-masa kebersamaan saat kuliah dulu.

Reni merupakan mahasiswa angkatan sembilan empat yang pertama kali menamatkan perkuliahan. Karena kecerdasannya Reni mendapatkan kesempatan kerja kontrak di Caltex yang saat itu merupakan perusahaan paling bonafit dan masuk kerja di perusahaan itu tidak mudah.

Sejak Reni sudah menamatkan kuliah dan bekerja di Caltex otomatis komunikasi dengan Renipun jadi berkurang. Tapi ada satu hal yang kukagumi darinya, meskipun sudah bekerja dia tidak melupakan sahabatnya ini. Gaji pertamanya Reni mentraktir kami teman-temannya makan-makan dan nonton di bioskop serta aku juga dibelikan Reni khusus bahan dasar untuk membuat baju. Aku senang sekali dan jadi terharu karena ternyata Reni tidak melupakanku meskipun sudah tamat dan bekerja.

Sejak bekerja di Caltex Reni juga pindah tempat kos yang dekat ke tempatnya bekerja. Suatu hari aku menginap di tempat kos nya yang baru, waktu itu malam minggu. Minggu pagi kami pergi melihat tempatnya bekerja di komplek area Caltex. Itulah pertama kalinya aku memasuki area tersebut yang jika kita lihat dari luar tidak terlihat apa yang terdapat di area tersebut dimana areanya yang luas dan sekelilingnya di pagar. Ternyata di balik pagar tersebut terdapat sebuah kehidupan yang kusebut sebuah negara kecil.

Untuk menuju ruangan tempat Reni bekerja kami harus menaiki taxi yang beroperasi di area tersebut, tetapi bukan sembarang taxi. Mobil taxinya keren dan untuk menaikinya harus pesan dulu lewat telepon serta harus mempunyai kartu anggota dan aku hanya mengikut saja kemana Reni bawa. Sebelum sampai di halte taxi kami harus berjalan kaki dulu menyusuri jalanan yang dipenuhi tanaman rumput menghijau diantara rumah-rumah penghuni area Caltex. Rumah yang berbentuk seperti bangunan kubus dan balok dan selalu tertutup rapat. Penghuni rumah menggunakan pendingin ruangan menyebabkan rumah harus selalu tertutup, meskipun memiliki jendela tetapi jendela tak pernah di buka.

Di area Caltex semua fasilitas tersedia, mulai dari fasilitas ibadah, swalayan atau supermarket sampai fasilitas segala jenis olahraga. Bagi yang hobi nonton disana juga ada bioskopnya, semua tersusun dan tertata rapi. Jalan rayanya pun sangat tertip lengkap dengan rambu-rambu lalu lintasnya. Sungguh benar-benar kagum aku saat itu menyaksikan semua pemandangan tersebut. Sesampainya di ruangan tempat Reni bekerja aku semakin di buat kagum karena begitu nyamannya ruangan tempatnya bekerja dan segala keperluannya terpenuhi disana.

Setelah aku menjadi guru honor, otomatis akupun jadi punya kesibukan tersendiri dan komunikasiku dengan Reni pun semakin jarang. Saat itu hubungan komunikasi tidak semudah seperti saat sekarang. Ponsel masih merupakan barang yang langka, dan untuk berkomunikasi di lakukan dengan cara saling berkunjung. Lama tak ada berita akhirnya Reni baru tahu kalau aku akan segera bertunangan saat aku mengunjungi tempat kosnya. Dan saat aku akan menikah Reni menemaniku sepanjang hari, kami bercerita panjang lebar tentang apa saja saat itu sampai larut malam. Malam itu seperti ajang perpisahanku dengan Reni karena esok aku akan menikah dan akan ikut suami dan tentu tidak akan sama lagi kebebasan waktu yang dimiliki saat masih gadis.

Saat Reni menikah aku tidak dapat menghadiri pernikahannya, karena diadakan di kampung halamannya Bengkalis. Aku hanya bisa mendoakan dari jauh agar acaranya di lancarkan. Setelah masing- masing kami menikah, maka makin luas lingkup persahabatan kami. Suami kami juga saling menjalin hubungan baik. Reni pindah ke Jakarta ikut suaminya yang aslinya memang berasal dari sana. Kami masih berkomunikasi melalui surat, saat Reni melahirkan anak pertamanya dia berkirim surat dan di dalamnya juga disertai foto anaknya. Senang sekali melihatnya begitu bahagia dengan kelahiran putranya.

Semakin lama komunikasi semakin berkurang karena masing-masing di sibukkan dengan urusan rumah tangga dan kegiatan lainnya tetapi tetap saling mendoakan dalam kebaikan. Komunikasi terjalin kembali saat Reni di terima sebagai pegawai negeri sipil di daerah Selat Panjang dan menetap di sana. Tetapi karena sesuatu hal yang sangat krusial, Reni harus pindah ke Jakarta dan akhirnya mengajukan pindah tugas dari diknas pemerintahan Selat Panjang.

Pengurusan yang ribet dan berbelit sempat membuatnya putus asa dan ingin berhenti saja menjadi pegawai negeri sipil. Tapi aku berusaha memberikan saran agar memikirkan matang-matang keputusannya. Saat itu Reni sedang merintis usaha jual beli online yang sedang berkembang dan maju pesat di Jakarta. Dengan izin Allah SWT meski dengan jalan yang panjang serta penuh perjuangan, Reni akhirnya bisa mendapatkan izin pindah.

Perjalanan hidup manusia semuanya telah digariskan oleh Allah SWT, kita manusia hanya memerlukan kesabaran dan keikhlasan untuk semua yang terjadi. Kesenangan dan kesedihan adalah ujian yang kadang kala kita lambat mengambil hikmahnya. Seperti halnya yang di alami Reni, banyak kejadian dan pelajaran hidup yang di alaminya setelah memutuskan untuk tinggal di Jakarta.

Allah SWT memberikan ujian untuk meningkatkan ketaqwaannya, dan semua di jalaninya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Aku salut dengan kesabaran dan kebesaran hatinya menjalani semua ujian hidupnya. Darinya aku belajar segala yang terjadi adalah untuk menguatkan dan meningkatkan ketaqwaan selama kita menjalani semuanya dengan sabar dan ikhlas. Aku juga belajar bagaimana seseorang tidak boleh berputus asa dan tetap berusaha dan balasannya adalah kemenangan.

Ujian yang di jalani dalam kehidupannya menjadikannya pribadi yang semakin baik dan santun, itu yang aku rasakan dan menyaksikan sendiri. Saat ini Reni bermukim di Pekanbaru kembali di tempat tugas yang baru. Persahabatan kami pun tetap terjalin dengan baik. Persahabatan kami bukan hanya menyatukan dua orang , tetapi menyatukan dua keluarga di mana anak-anak kamipun saling bersilatuhrahmi. Saat ada kesempatan bisa berkumpul, kami manfaatkan untuk kumpul bersama.

Kita pasti banyak bertemu dengan orang-orang dan setiap orang tersebut akan memberikan kenangan tersendiri. Ada orang-orang yang benar-benar tulus dan ada juga yang hanya mencari kemudahan dan keuntungan saja. Ada yang ingin mengalami saat bahagianya saja dan menghilang saat kita dalam kesulitan. Dalam pertemanan dengan seseorang kita harus bisa saling memahami antar terman. Dengan Reni aku bisa menjalin persahabatan kami dan di lalui dalam keadaan susah juga senang. Semoga persahabatan ini dapat berlanjut sampai akhir masa dan tentunya selalu dalam kasih sayang dan ridho Allah SWT.

Inspirator HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang