Naughty

644 80 5
                                    


Jaemin duduk di atas ranjang dengan perasaan gelisah, kejadian tidak sengaja di supermarket itu terus terbayang-bayang dalam ingatannya.

Jeno hanya tertabrak troli, tapi kenapa harus keluar darah sebanyak itu? Apa mungkin sebelumnya Jeno memang sudah terluka? Jaemin menggeram, merasa benar-benar bingung dengan ini.

"Arrgghhh..." Jaemin mengusak surai nya karena kesal.

bangkit dari ranjangnya dan menatap dirinya sendiri di pantulan cermin meja rias nya.

"Kok gue gak yakin ya sama kejadian tadi, masa cuma gara-gara ke tabrak troli darah nya keluar sebanyak itu, lagi pula gue dorongnya pelan kok." ucap Jaemin bermonolog.

"Bodo ah, ngapain gue mikirin tuh anak." Jaemin berusaha untuk masa bodoh, walau kini hati dan pikirannya tak sejalan dengan apa yang terucap dari bibirnya.

"Kak, dipanggil bunda tuh." Jaemin menoleh kearah pintu, Chenle telah berdiri disana menatapnya kesal. Entah karena apa adiknya itu terlihat kesal pada jaemin.

"Iya nanti," jawab Jaemin malas.

"Sekarang Kak nana...Udah di tungguin Bunda tuh." tekan Chenle hingga membuat Jaemin mendesis kesal.

"Ck iya-iya." Jaemin berjalan keluar dari kamarnya dengan tangan yang bersiap menjitak kepala adiknya itu yang telah membuatnya kesal.

"Kak Nana!" teriak chenle saat Jaemin benar-benar menjitak kepalanya. Chenle berusaha membalas tetapi Jaemin sudah berlari terlebih dahulu, dan mereka pun saling mengejar sambil menuruni tangga.

Namun seketika langkah Jaemin terhenti saat melihat ada Yunho yang juga duduk di samping sang Bunda.

"Kok gue jadi deg deg an gini ya." batin Jaemin sebelum memberanikan diri menghampiri kedua orang tuanya.

"Malam Pah, malam Bun," Jaemin duduk di depan kedua orang tuanya dan langsung menundukkan wajahnya saat Yunho menatapnya lekat.

"Nana!"

"i..iya pah" Jawab jaemin masih dengan menundukkan wajahnya.

"Kalo di ajak ngomong sama Papah di tatap matanya dong sayang."
Tegur Yoona dengan suaranya yang lembut seperti biasa.

"Iya bun," Jaemin menatap Yunho dengan perasaan campur aduk, Yunho memang tidak pernah kasar padanya. Tetapi tetap saja Jaemin akan menjadi anak kecil yang takut dimarahin papah nya.

"Ini, semua fasilitas kamu papa kembaliin."

Jaemin menatap barang-barangnya di atas meja dengan mata berbinar, lalu beralih menatap Yunho yang masih menatapnya tanpa senyum.

"Ingat ya sayang, jaga kepercayaan yang uda bunda kasih, kamu gak lupa kan sama janji kamu?" Yoona menatap putranya tersenyum.

Jaemin tersenyum lebar membalas tatapan Yoona.

"Iya bun, Nana gak lupa kok. Makasih ya bun uda bantuin Nana bujuk papah."
Jaemin beranjak dari duduknya dan memeluk Yoona dengan perasaan bahagia.
Yunho yang melihat anak dan istrinya berpelukan dengan perasaan bahagia pun tersenyum.

"Jadi anak Papah yang baik ya sayang, Papah ngelakuin semua itu karena Papah gak mau anak cantik dan manisnya papah satu-satunya ini kenapa-napa, Nana tau kan kalo papah bener-bener sayang sama nana? Anak cowok satu-satunya papah bunda yang harus dijaga, Karena kamu itu beda sama kakak dan adik kamu, Jadi Nana paham kan maksud Papah?"

Jaemin tak masalah jika dirinya dikatakan cantik atau manis oleh keluarganya, karena itu memang faktanya. Tetapi jika dengan orang asing maka ia akan mengamuk, merasa jika ia tampan bukan cantik atau manis.

Danadyaksa Baswara [Nomin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang