24/7: 15

538 57 25
                                    

Sejak saat itu Raegan berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak saat itu Raegan berubah. Ia semakin dingin dan irit bicara, ditambah lagi sifat tempramentalnya bertambah beberapa tingkat membuat Gaza dan River kewalahan untuk menghadapi Raegan.

Gaza tentu paham dengan perubahan yang Raegan tunjukan.

Sudah pernah ia katakan untuk berhati-hati dengan ucapannya.

"Sumpah makin lama markas udah kayak kuburan aja, pada bisu lo semua?!" River bersuara lantang memecah keheningan.

"Lo yang berisik, bangsat. Bisa diem gak mulut lo?" Memang dasarnya Gaza dan River tidak pernah akur kapanpun dan dimana pun.

Bagaimana mereka ingin membuat suasana ramai jika ketuanya saja sedari tadi hanya diam seperti sedang mengheningkan cipta.

"Aayyyaaaanggg!!!" Seruan itu jelas berasal dari luar ruangan ini.

Mereka yang ingin tahu hanya menyembulakan kepalanya mengintip dari sela-sela pintu dan jendela. Tentu tanpa Raegan, karena ia sudah hafal betul siapa pemilik suara cempreng ini.

"Ayaangg yuhuuuu.... Keluar dong, kangen nih." Jeana pelakunya.

Raegan menghela nafasnya kasar. "Ngapain lo kesini?" Raegan keluar langsung memberi pertanyaan kepada Jeana yang sudah menunggunya sambil senyam-senyum penuh arti.

"Kangen." Benar kata Jeana, ia sangat rindu dengan Raegan. Sebenarnya kapan ia tidak rindu dengan Raegan? Baru bertemu satu jam yang lalu saja ia sudah bilang kangen.

"Pacar lo mana? Kok kangen sama orang lain. Gatel banget lo jadi cewe."

"Aku kesini juga sama pacar aku kok, cuma emang beneran kangen aja sama kamu."

Tidak ada alasan untuk Raegan mendengus. Ia tiba-tiba saja kesal.

"Terus lo ngapain kesini? Ini bukan markas laki lo ya."

"Emang? Aduh aku salah markas nih?" Jeana tentu pura-pura memasang mukanya panik.

Jelas tidak mungkin Jeana salah markas, markas Raegan dekat dengan sekolahnya.

"Udah sana pergi, nggak malu lo di liatin yang lain?"

"Kan masih kangen, lagian juga aku lega kok pacar aku nggak bakalan marah."

"Lo kesini cuma mau pamer? Dendam sama gue?" Rahang Raegan mengetat, moodnya tambah buruk.

"Jangan marah dong, kan makin sayang. Nih liat--" Jeana mengeluarkan kacanya dan menghadapkan kaca itu ke wajah Raegan "gantengkan pacar aku?"

Bolehkah Raegan tersipu sekarang? Moodnya tiba-tiba saja berubah positif. Tidak mungkin ia baper dengan perkataan sampah Jeana kan?

Hey! Yang benar saja.

Raegan tersenyum miring, ia menatap Jeana penuh arti. "Lo bilang kayak gitu, lo nggak bakal bisa keluar lagi, Je."

👻👻👻

24/7 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang