Ini belum aku revisi ya, kalo ada ke typoan atau sebagainya. Di tandai aja atau di koreksi di kolom komentar:) karena aku pun juga masih belajar buat bikin cerita:)
Jujur ini first time aku buat cerita tentang perjodohan heheh..
Dan..
Cerita ini hasil dari request dari salah satu readers aku. Makasih banget loh yang udah nge request. Insyaallah aku bakal selalu update terus.
Happy Reading 💖
"Ara!"
"Ara!"
"Ara! Bangun Nak katanya mau joging kan?"
"Iya Bun." Dengan mata yang masih tertutup dirinya menarik selimutnya hingga menutupi bagian perutnya. Bukannya bangun malah lanjut tidur, saking dinginnya AC membuat dirinya ingin tidur terus. Seperti dinginnya ketika hujan turun, pasti bawaannya ingin tidur dengan selimut tebal dan juga guling sebagai tempat untuk peluk. Jomblo sadar diri saja, lebih baik peluk guling atau boneka dari pada peluk pacar orang, apalagi peluk suami orang. Duh, jangan deh.
Bundanya menggelengkan kepalanya, karena putrinya ini belum juga beranjak dari ranjang yang serba warna ungu tersebut. "Araaaaa.. Ayo nak cepat bangun, bunda mau lanjut masak lagi ini."
"Ya udah, bunda lanjut aja."
"Kamu gak jadi joging?" tanya bunda.
"Kalo gak jadi, lebih baik bantu bunda aja yuk?"
"Jadi kok bun." Kedua matanya langsung terbuka dan gadis itu pun cepat-cepat menuju ke kamar mandi, tanpa menyiapkan bajunya dulu. Selesai mandi, dia turun ke bawah menuju meja makan yang ada di dapur.
"Selamat pagi, semuanya!" Dengan senyum yang melebar. Dirinya sangat senang sekali hari ini tapi tidak tahu apa yang membuat Ara menjadi kesenangan seperti itu. Biasanya itu wajar di kalangan perempuan gak sih? Tiba-tiba tersenyum, bahagia banget dan bahkan tiba-tiba menangis. Seperti ingat dengan sesuatu tapi hanya di pendam gitu, heheh.
"Pagi juga," jawab mereka dengan kompak, kecuali satu laki-laki yang hanya diam saja sedari tadi.
"Wahai para abangku yang dinginnya bagaikan kulkas 35 pintu, sok atuh jawab sapaanku."
"udah," jawab salah satu abangnya. Di balik sifat dinginnya itu abangnya Ara juga perhatian dengan keadaan Ara. Kadang Ara selalu saja merepotkan kedua abangnya ini, dia sengaja merepotkan nya karena supaya sifat dingin nya itu bisa mencair sedikit. Bagi Ara kedua abangnya ini sangatlah dingin karena jarang sekali bicara. Bunda dan papanya saja jika ingin bertanya harus siapin topik pembicaraan agar bisa mengobrol lebih lama dengan dua anak laki-lakinya itu.
"Kapan? Aku gak denger bang."
Kedua abangnya Ara yang dingin itu, menjawab sapaan adiknya di dalam hati. Jelas saja Ara tidak dengar. Ara selalu saja di buat kesal dengan kedua abangnya ini, tapi Ara tetap sayang sama mereka. Ara yakin sifat dinginnya mereka akan mencair di kemudian hari, tapi entahlah hari itu kapan datangnya.
"Abang udah jawab kok, Ra. Kamunya yang tidak dengar." Ara hanya mengangguk-angguk saja, dari pada mood nya hari rusak karena dua abangnya itu.
"Adik abang yang cantiiikk.. Lebih baik di iyain aja ucapannya dia, mungkin dia lagi memikirkan sesuatu, makanya tidak fokus, dan berakhir rada bolot gitu" ujar abang sepupu.
Tatapan tajam dua abangnya Ara langsung melihat ke sepupunya. "Apa sih, Aelius?! Gue gak bolot, Ibra tuh yang bolot!" Scorpio tidak mau kalah dan dirinya malah ngatain abangnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara(On Going)
RomanceSeorang gadis cantik yang di jodohkan dengan laki-laki yang umurnya jauh di atas dirinya. Kedua orang tua mereka, menjodohkan mereka karena perjanjian di masa lalu. Ara, gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA. Dia memang cantik, tapi gadis itu...